Pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim di Galeri Nasional Tampilkan Warisan Budaya Takbenda China
06 September 2024 |
22:09 WIB
Genhype penggemar seni ada kabar gembira nih. Pasalnya, Indonesian Heritage Agency (IHA) bersama dengan Shanghai Art Collection Museum menggelar pameran seni rupa tradisional China di Galeri Nasional Indonesia (GNI) pada 6 September sampai 6 Oktober 2024 di Gedung D, GNI.
Mengambil tajuk Irama Baru Jalur Sutra Maritim, seteleng ini merupakan bagian dari Pameran Tur Internasional Seni Rupa Tradisional China, yang menjadi pemberhentian terakhir Tanah Air, setelah sebelumnya dihelat di Alexandria (Mesir), Istanbul (Turki), dan Bratislava (Slovakia).
Ekshibisi ini, total menampilkan 87 karya seni yang mencerminkan kekayaan warisan budaya takbenda China. Sejumlah karya yang dipamerkan berasal dari unit pelindung dan pewaris budaya takbenda Shanghai, yang telah menyediakan lebih dari seratus karya unggulan representatif.
Baca juga: 5 Karya Mencuri Perhatian dalam Pameran Bersama Strangely Familiar di Can's Gallery
Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra mengatakan, pameran ini merupakan kolaborasi yang ke sekian kalinya antara IHA dan Shanghai Art Collection Museum. Salah satunya lewat workshop kemitraan yang dilakukan beberapa tahun silam dalam bidang seni dan budaya.
"Ini merupakan puncak dari kemitraan kami selama 2024. Tapi tidak menutup kemungkinan nanti di tahun-tahun selanjutnya dapat berkolaborasi untuk kegiatan yang lebih baik lagi," katanya saat temu media pada Jumat, (6/9/24).
Selaras, President of Shanghai Art Collection Museum, Mr. Hu Muqing, mengatakan, pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim hadir sebagai ruang dialog budaya antara Indonesia dan China. Ihwal diadakannya ekshibisi ini untuk menggali lebih dalam kekayaan warisan budaya dari kedua negara, khususnya warisan budaya takbenda.
Menurut Muqing, interaksi dengan budaya asing tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi peluang berharga untuk mendapatkan inspirasi serta menghargai warisan budaya sendiri. "Lewat pemahaman lintas budaya yang lebih luas, pameran ini diharapkan juga dapat memperkuat identitas nasional serta meningkatkan rasa kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia," katanya.
Bagian pertama yang bertajuk Keindahan dalam Kerajinan-Harta Karun Seni Kerajinan Shanghai, misalnya. Ruang ini memamerkan hampir empat puluh karya kerajinan tradisional seperti keramik, enamel, lacquer, ukiran giok, ukiran batu, dan patung logam dalam berbagai ukuran, variabel, dan material bercorak khas.
Salah satunya lewat karya Tan Tingqiang, berjudul Gunung di Kampung Halamanku (Chinese painting, 30x30 cm). Tanpa deskripsi tahun, lukisan ini mengimak lanskap alam pegunungan di China dengan pendekatan ekspresionisme, di mana menyajikan gambar rumah di pedesaan sebagai trendsetter, dengan warna-warna monokrom.
Bagian kedua, adalah tema Keajaiban dari Timur-Kerajinan Tangan Gaya Shanghai, yang menampilkan lebih dari 20 karya kerajinan tangan yang mencerminkan perkembangan pesat kerajinan di Shanghai, serta mengekspresikan karakteristik dan ciri khas budaya regionalnya, yang sarat akan pendekatan artistik tradisi.
Pada bagian ini, yang cukup banyak mencuri perhatian adalah karya Fu Yongkang bertajuk Fahua Temple in 2024 (woodcut, 65x95, cm). Namun, alih-alih menghadirkan bentuk kuil dengan corak Tiongkok, sang seniman justru mengimak pagoda, sebuah bangunan berjenjang yang galib ditemui di kawasan Asia Timur.
Sementara itu, dua bagian lain menyoroti warisan budaya yang lebih spesifik dari China. Yaitu lewat Seni Opera Peking-Pilihan Seni Teater Tiongkok. Kemudian ada juga Lukisan Kehidupan dan Nostalgia-Pilihan Lukisan Petani Shanghai, menampilkan lebih dari 20 lukisan petani Jinshan dalam berbagai pendekatan estetika.
Pada ruang, Seni Opera Peking Genhype akan diajak melihat representasi seni rakyat tradisional yang mencerminkan tradisi yang berlangsung sejak dinasti Qing (1790). Keunikan pada bagian ini adalah hadirnya kostum, potret, dan rias wajah, yang menggambarkan seni Opera Peking, yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2010.
Sedangkan, bagian kisah Petani Shanghai menampilkan berbagai elemen kebijaksanaan dan sentimen estetika para petani dengan cara yang sederhana tapi ekspresif. Pameran ini, secara keseluruhan, membawa pengunjung dalam perjalanan mendalam melalui sejarah dan keindahan budaya Shanghai.
Pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim, ini terbuka untuk umum mulai tanggal 7 September hingga 6 Oktober 2024 setiap hari, dari pukul 09.00 hingga 19.00 WIB. Harga tiket masuk adalah Rp10.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun, Rp20.000 untuk dewasa, dan Rp50.000 untuk Warga Negara Asing (WNA).
Sementara itu, untuk anak di bawah usia tiga tahun serta orang dewasa di atas 60 tahun tidak dikenakan biaya masuk (gratis). Pengunjung dapat memperoleh tiket dengan melakukan registrasi langsung di lokasi (on site). Bagi Genhype yang tertarik untuk mengunjungi pameran juga bisa mengaksesnya di laman GNI.
Baca juga: Refleksi Diri Lewat Elemen Figuratif & Abstrak di Pameran Tunggal Ade Habibie
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Mengambil tajuk Irama Baru Jalur Sutra Maritim, seteleng ini merupakan bagian dari Pameran Tur Internasional Seni Rupa Tradisional China, yang menjadi pemberhentian terakhir Tanah Air, setelah sebelumnya dihelat di Alexandria (Mesir), Istanbul (Turki), dan Bratislava (Slovakia).
Ekshibisi ini, total menampilkan 87 karya seni yang mencerminkan kekayaan warisan budaya takbenda China. Sejumlah karya yang dipamerkan berasal dari unit pelindung dan pewaris budaya takbenda Shanghai, yang telah menyediakan lebih dari seratus karya unggulan representatif.
Baca juga: 5 Karya Mencuri Perhatian dalam Pameran Bersama Strangely Familiar di Can's Gallery
Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia, Jarot Mahendra mengatakan, pameran ini merupakan kolaborasi yang ke sekian kalinya antara IHA dan Shanghai Art Collection Museum. Salah satunya lewat workshop kemitraan yang dilakukan beberapa tahun silam dalam bidang seni dan budaya.
"Ini merupakan puncak dari kemitraan kami selama 2024. Tapi tidak menutup kemungkinan nanti di tahun-tahun selanjutnya dapat berkolaborasi untuk kegiatan yang lebih baik lagi," katanya saat temu media pada Jumat, (6/9/24).
Pengunjung memperhatikan beberapa karya dalam pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim Digelar di Galeri Nasional (sumber gambar: Hypeabis.id/Salsabila Ramadhany)
Menurut Muqing, interaksi dengan budaya asing tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi peluang berharga untuk mendapatkan inspirasi serta menghargai warisan budaya sendiri. "Lewat pemahaman lintas budaya yang lebih luas, pameran ini diharapkan juga dapat memperkuat identitas nasional serta meningkatkan rasa kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia," katanya.
Empat Elemen Keindahan Seni China
Secara umum, pameran ini menghadirkan empat bagian utama yang menggambarkan kekayaan budaya dan keindahan seni rupa tradisional Shanghai. Momen tersebut terefleksi lewat berbagai karya seni mulai dari patung, lukisan, benda kriya, atau warisan tradisi China yang dihadirkan dengan pendekatan termutakhir.Bagian pertama yang bertajuk Keindahan dalam Kerajinan-Harta Karun Seni Kerajinan Shanghai, misalnya. Ruang ini memamerkan hampir empat puluh karya kerajinan tradisional seperti keramik, enamel, lacquer, ukiran giok, ukiran batu, dan patung logam dalam berbagai ukuran, variabel, dan material bercorak khas.
Salah satunya lewat karya Tan Tingqiang, berjudul Gunung di Kampung Halamanku (Chinese painting, 30x30 cm). Tanpa deskripsi tahun, lukisan ini mengimak lanskap alam pegunungan di China dengan pendekatan ekspresionisme, di mana menyajikan gambar rumah di pedesaan sebagai trendsetter, dengan warna-warna monokrom.
Bagian kedua, adalah tema Keajaiban dari Timur-Kerajinan Tangan Gaya Shanghai, yang menampilkan lebih dari 20 karya kerajinan tangan yang mencerminkan perkembangan pesat kerajinan di Shanghai, serta mengekspresikan karakteristik dan ciri khas budaya regionalnya, yang sarat akan pendekatan artistik tradisi.
Pada bagian ini, yang cukup banyak mencuri perhatian adalah karya Fu Yongkang bertajuk Fahua Temple in 2024 (woodcut, 65x95, cm). Namun, alih-alih menghadirkan bentuk kuil dengan corak Tiongkok, sang seniman justru mengimak pagoda, sebuah bangunan berjenjang yang galib ditemui di kawasan Asia Timur.
Sementara itu, dua bagian lain menyoroti warisan budaya yang lebih spesifik dari China. Yaitu lewat Seni Opera Peking-Pilihan Seni Teater Tiongkok. Kemudian ada juga Lukisan Kehidupan dan Nostalgia-Pilihan Lukisan Petani Shanghai, menampilkan lebih dari 20 lukisan petani Jinshan dalam berbagai pendekatan estetika.
Pada ruang, Seni Opera Peking Genhype akan diajak melihat representasi seni rakyat tradisional yang mencerminkan tradisi yang berlangsung sejak dinasti Qing (1790). Keunikan pada bagian ini adalah hadirnya kostum, potret, dan rias wajah, yang menggambarkan seni Opera Peking, yang diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada 2010.
Sedangkan, bagian kisah Petani Shanghai menampilkan berbagai elemen kebijaksanaan dan sentimen estetika para petani dengan cara yang sederhana tapi ekspresif. Pameran ini, secara keseluruhan, membawa pengunjung dalam perjalanan mendalam melalui sejarah dan keindahan budaya Shanghai.
Pameran Irama Baru Jalur Sutra Maritim, ini terbuka untuk umum mulai tanggal 7 September hingga 6 Oktober 2024 setiap hari, dari pukul 09.00 hingga 19.00 WIB. Harga tiket masuk adalah Rp10.000 untuk anak-anak usia 3-12 tahun, Rp20.000 untuk dewasa, dan Rp50.000 untuk Warga Negara Asing (WNA).
Sementara itu, untuk anak di bawah usia tiga tahun serta orang dewasa di atas 60 tahun tidak dikenakan biaya masuk (gratis). Pengunjung dapat memperoleh tiket dengan melakukan registrasi langsung di lokasi (on site). Bagi Genhype yang tertarik untuk mengunjungi pameran juga bisa mengaksesnya di laman GNI.
Baca juga: Refleksi Diri Lewat Elemen Figuratif & Abstrak di Pameran Tunggal Ade Habibie
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.