Gravel, Cara Mempertemukan Tukang dengan Pemilik Proyek Lewat Platform Teknologi
05 September 2024 |
22:00 WIB
Genhype, pernah nggak ketika sedang merencanakan proyek konstruksi impian, justru dihadapkan pada masalah yang klasik yakni sulitnya mencari tukang yang andal? Tak sedikit proyek terbengkalai karena mandor yang tiba-tiba pergi atau terjadi kendala operasional yang membuat tukang menganggur sementara gaji tetap harus dibayar.
Masalah-masalah ini ternyata menjadi tantangan yang cukup banyak terjadi di dunia konstruksi. Namun permasalahan tersebut justru menginspirasi Georgi Ferdwindra Putra dan Fredy Yanto untuk melahirkan solusi melalui Gravel (PT Gravel Teknologi Indonesia). Platform ini hadir menjawab persoalan tersebut dengan menghubungkan pemilik proyek dan tenaga kerja konstruksi secara cepat, efisien, dan transparan.
Fredy Yanto, Co-founder Gravel, bercerita bagaimana pengalaman langsung di lapangan membuatnya sadar akan berbagai masalah yang dihadapi para pekerja dan pemilik proyek.
Baca Juga: Ini Konsep Rumah Sakit Vertikal di IKN yang Dirancang Arsitek Andra Matin
"Sering kali tukang yang punya keahlian justru kesulitan mendapatkan proyek, atau bahkan nganggur karena kendala operasional, sementara gaji harus tetap dibayar. Masalah lainnya, pembayaran sering terhambat karena pemilik proyek atau mandor meninggalkan pekerjaan. Dari sinilah ide Gravel muncul, untuk mempermudah kolaborasi antara pemilik proyek dan tukang," jelas Fredy.
Dengan teknologi yang ditawarkan Gravel, pemilik proyek kini bisa memesan tenaga kerja semudah memesan makanan lewat aplikasi. Cukup masukkan kebutuhan proyek, dan Gravel akan mencarikan tukang dengan keahlian yang sesuai. Transparansi dan kecepatan menjadi kunci utama yang membuat Gravel jadi solusi idaman bagi banyak proyek konstruksi di Indonesia.
Kesuksesan Gravel hingga masuk dalam Forbes Asia 100 to Watch tidak lepas dari fokus mereka dalam menyelesaikan masalah nyata di industri konstruksi. Fredy menekankan bahwa keberhasilan Gravel bukan hanya karena teknologi canggih, tapi juga karena pemahaman mendalam tentang kebutuhan di lapangan.
"Kami tidak sekadar membangun teknologi, tapi juga memahami betul apa yang dibutuhkan pemilik proyek dan tukang. Itulah kenapa solusi yang kami tawarkan tepat sasaran dan bisa diterima dengan baik," ungkap Fredy.
Seiring dengan berkembangnya bisnis, Gravel kini menyediakan empat layanan utama yakni Gravel Harian untuk pesan tukang, Gravel Maintenance untuk perbaikan & perawatan hunian, Gravel Material untuk belanja bahan bangunan, dan Borongan untuk pengerjaan proyek dari nol, mulai rancangan sampai eksekusi.
Perkembangan bisnis juga terlihat dari jumlah proyek yang dikerjakan. Hingga kini, Gravel telah berkontribusi pada lebih dari 25.000 proyek di 26 provinsi di Indonesia, didukung oleh komunitas tukang sebanyak 1,7 juta orang. Kolaborasi dengan berbagai profesional di bidang konstruksi juga semakin mengokohkan posisi Gravel sebagai pemain utama di industri ini.
Pada Desember 2023, Gravel berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp216 miliar dari beberapa investor besar, termasuk New Enterprise Associates (NEA) dan East Ventures. Pendanaan ini menjadi bukti bahwa Gravel telah berhasil menarik perhatian para investor dengan strategi bisnis yang solid dan dampak positif yang dihasilkan.
Salah satu strategi utama yang membuat Gravel sukses adalah sistem pembayaran upah yang inovatif, yaitu 'hari ini kerja, besok gajian'. Sistem ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan para tukang, tetapi juga memberikan dampak berkelanjutan pada kehidupan mereka, yang menjadi daya tarik utama bagi para investor.
Namun, perjalanan Gravel tidak selalu mulus. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketersediaan SDM yang sesuai standar industri, terutama di luar Jabodetabek atau luar pulau Jawa. Untuk mengatasi hal ini, Gravel sedang merekrut tukang di berbagai wilayah Indonesia dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Selain itu, adopsi teknologi di industri konstruksi yang cenderung konservatif juga menjadi tantangan tersendiri, terutama di kalangan kontraktor skala kecil dan menengah.
Ke depan, Gravel berencana untuk terus memperluas bisnisnya, baik di pasar domestik maupun internasional. Saat ini, Gravel tengah berdiskusi dengan beberapa perusahaan besar terkait proyek konstruksi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk pembangunan perumahan, ruang komersial, perhotelan, pusat konvensi, dan kawasan industri.
"Solusi teknologi yang dimiliki Gravel memiliki potensi untuk diimplementasikan secara lebih luas, dan kami tengah mempersiapkan diri untuk memasuki pasar internasional," ujat Georgi.
Bagi Genhype yang sedang membangun usaha, Fredy juga berpesan, "Harus berani memulai dan siap terjun langsung dalam bisnis yang dijalankan. Dengan turun tangan, kita bisa lebih memahami tantangan dan menemukan solusi efektif. Tetap konsisten dan fokus pada yang dikerjakan, sambil terbuka pada peluang dan perubahan," tutup Fredy.
Baca Juga: Strategi Cerdas Bikin Rumah Sejuk Meski Cuaca Terik
Editor: M. Taufikul Basari
Masalah-masalah ini ternyata menjadi tantangan yang cukup banyak terjadi di dunia konstruksi. Namun permasalahan tersebut justru menginspirasi Georgi Ferdwindra Putra dan Fredy Yanto untuk melahirkan solusi melalui Gravel (PT Gravel Teknologi Indonesia). Platform ini hadir menjawab persoalan tersebut dengan menghubungkan pemilik proyek dan tenaga kerja konstruksi secara cepat, efisien, dan transparan.
Fredy Yanto, Co-founder Gravel, bercerita bagaimana pengalaman langsung di lapangan membuatnya sadar akan berbagai masalah yang dihadapi para pekerja dan pemilik proyek.
Baca Juga: Ini Konsep Rumah Sakit Vertikal di IKN yang Dirancang Arsitek Andra Matin
"Sering kali tukang yang punya keahlian justru kesulitan mendapatkan proyek, atau bahkan nganggur karena kendala operasional, sementara gaji harus tetap dibayar. Masalah lainnya, pembayaran sering terhambat karena pemilik proyek atau mandor meninggalkan pekerjaan. Dari sinilah ide Gravel muncul, untuk mempermudah kolaborasi antara pemilik proyek dan tukang," jelas Fredy.
Dengan teknologi yang ditawarkan Gravel, pemilik proyek kini bisa memesan tenaga kerja semudah memesan makanan lewat aplikasi. Cukup masukkan kebutuhan proyek, dan Gravel akan mencarikan tukang dengan keahlian yang sesuai. Transparansi dan kecepatan menjadi kunci utama yang membuat Gravel jadi solusi idaman bagi banyak proyek konstruksi di Indonesia.
Kesuksesan Gravel hingga masuk dalam Forbes Asia 100 to Watch tidak lepas dari fokus mereka dalam menyelesaikan masalah nyata di industri konstruksi. Fredy menekankan bahwa keberhasilan Gravel bukan hanya karena teknologi canggih, tapi juga karena pemahaman mendalam tentang kebutuhan di lapangan.
"Kami tidak sekadar membangun teknologi, tapi juga memahami betul apa yang dibutuhkan pemilik proyek dan tukang. Itulah kenapa solusi yang kami tawarkan tepat sasaran dan bisa diterima dengan baik," ungkap Fredy.
Seiring dengan berkembangnya bisnis, Gravel kini menyediakan empat layanan utama yakni Gravel Harian untuk pesan tukang, Gravel Maintenance untuk perbaikan & perawatan hunian, Gravel Material untuk belanja bahan bangunan, dan Borongan untuk pengerjaan proyek dari nol, mulai rancangan sampai eksekusi.
Perkembangan bisnis juga terlihat dari jumlah proyek yang dikerjakan. Hingga kini, Gravel telah berkontribusi pada lebih dari 25.000 proyek di 26 provinsi di Indonesia, didukung oleh komunitas tukang sebanyak 1,7 juta orang. Kolaborasi dengan berbagai profesional di bidang konstruksi juga semakin mengokohkan posisi Gravel sebagai pemain utama di industri ini.
Pada Desember 2023, Gravel berhasil mendapatkan pendanaan sebesar Rp216 miliar dari beberapa investor besar, termasuk New Enterprise Associates (NEA) dan East Ventures. Pendanaan ini menjadi bukti bahwa Gravel telah berhasil menarik perhatian para investor dengan strategi bisnis yang solid dan dampak positif yang dihasilkan.
Salah satu strategi utama yang membuat Gravel sukses adalah sistem pembayaran upah yang inovatif, yaitu 'hari ini kerja, besok gajian'. Sistem ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan para tukang, tetapi juga memberikan dampak berkelanjutan pada kehidupan mereka, yang menjadi daya tarik utama bagi para investor.
Namun, perjalanan Gravel tidak selalu mulus. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketersediaan SDM yang sesuai standar industri, terutama di luar Jabodetabek atau luar pulau Jawa. Untuk mengatasi hal ini, Gravel sedang merekrut tukang di berbagai wilayah Indonesia dan memberikan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Selain itu, adopsi teknologi di industri konstruksi yang cenderung konservatif juga menjadi tantangan tersendiri, terutama di kalangan kontraktor skala kecil dan menengah.
Ke depan, Gravel berencana untuk terus memperluas bisnisnya, baik di pasar domestik maupun internasional. Saat ini, Gravel tengah berdiskusi dengan beberapa perusahaan besar terkait proyek konstruksi di berbagai daerah di Indonesia, termasuk pembangunan perumahan, ruang komersial, perhotelan, pusat konvensi, dan kawasan industri.
"Solusi teknologi yang dimiliki Gravel memiliki potensi untuk diimplementasikan secara lebih luas, dan kami tengah mempersiapkan diri untuk memasuki pasar internasional," ujat Georgi.
Bagi Genhype yang sedang membangun usaha, Fredy juga berpesan, "Harus berani memulai dan siap terjun langsung dalam bisnis yang dijalankan. Dengan turun tangan, kita bisa lebih memahami tantangan dan menemukan solusi efektif. Tetap konsisten dan fokus pada yang dikerjakan, sambil terbuka pada peluang dan perubahan," tutup Fredy.
Baca Juga: Strategi Cerdas Bikin Rumah Sejuk Meski Cuaca Terik
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.