Hypefast Gandeng Disney Bawa 12 Brand Fesyen Lokal ke Pasar Global
29 July 2021 |
22:01 WIB
Hypefast, house of digital-native brand yang berbasis di Indonesia, akan menggandeng perusahaan global sebagai bagian dari strategi mendorong awareness terhadap brand lokal di Indonesia, serta membuka peluang bagi brand lokal untuk membuktikan kualitas produk yang dapat disandingkan dan setara dengan brand global.
Sebagai langkah awal, Hypefast telah bekerja sama dengan Disney dan akan berkolaborasi dengan brand global lain di masa mendatang.
Dengan kolaborasi ini, 12 brand fesyen lokal yakni BohoPanna, Letter in Pine, Monomom, Soleram, Sabine and Heem, Nona, Wearstatuquo, Motiviga, Nyonya Nursing Wear, Sideline Label, Nona Rara Batik, dan Bonnels akan meluncurkan koleksi khusus bertema Disney, di mana sebagian koleksi khusus sudah dirilis sejak Juli 2021.
CEO dan Founder Hypefast Achmad Alkatiri mengungkapkan bahwa sebagai house of digital-native brand, perusahaannya mendorong kemajuan brand lokal di Indonesia dengan melakukan investasi langsung dengan total US$100.000 - US$100 juta untuk setiap brand terpilih.
"Hypefast senang dapat menjembatani brand-brand lokal, membantu mereka terhubung dan bekerja sama dengan IP yang diakui secara global, guna mewujudkan visi kreatif mereka. Melalui kolaborasi ini, brand-brand tersebut dapat menunjukkan kualitas serta inovasi yang luar biasa terutama di ranah desain dan fesyen. Hypefast juga senang dapat membantu brand mendapatkan pengakuan serta membawa mereka ke tingkat yang lebih global,” ujarnya.
Upaya ini, tambah Achmad, juga merupakan upaya untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk bangga, cinta dan membeli produk lokal sesuai dengan Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Menurut Achmad, inilah yang kemudian memberikan kepercayaan diri yang tinggi kepada Hypefast untuk terus mencari brand-brand lokal terpilih dengan potensi untuk berekspansi secara global.
Brand-brand lokal terpilih tersebut akan diberikan tambahan modal serta dibantu dalam mempercepat pertumbuhan bisnis melalui strategi pemasaran, cross borders, dan bantuan teknologi.
Industri Ekonomi Kreatif
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menuturkan bahwa kolaborasi merupakan salah satu strategi yang mutlak diperlukan untuk menumbuhkan industri ekonomi kreatif di Indonesia.
Menurutnya, banyak produk lokal Indonesia yang memiliki kualitas tinggi dan layak untuk diperhitungkan.
"Saya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk bersama ikut menyukseskan Gernas BBI sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, menggerakan kembali ekonomi nasional agar segera bangkit, dan tentunya membantu para pegiat ekonomi kreatif agar mampu berkembang dan mendunia," kata Sandiaga.
Dengan penetrasi internet dan media sosial yang tinggi di Indonesia, pertumbuhan jumlah brand lokal di tanah air juga ikut berpengaruh.
Sandiaga Uno sebelumnya juga mendukung enam perusahaan rintisan (start-up) Indonesia untuk ikut serta berkompetisi di ajang internasional, yakni Entrepreneurship World Cup (EWC).
Ajang kompetisi perusahaan rintisan terbesar di dunia itu kali ini yang diselenggarakan oleh Asean Youth Organization bersama StartupHax. Kompetisi ini diadakan setiap tahun di Riyadh, Arab Saudi dan dihadiri oleh ribuan pengusaha dan investor.
Enam start-up yang akan mewakili Indonesia, yakni Alleri Plastisphere, eGrad (PT Inovasi Generasi Digital Indonesia), Intive Studio (Intivention), PropertiGrab, Neurafarm, dan TUJJU Media.
Editor: M R Purboyo
Sebagai langkah awal, Hypefast telah bekerja sama dengan Disney dan akan berkolaborasi dengan brand global lain di masa mendatang.
Dengan kolaborasi ini, 12 brand fesyen lokal yakni BohoPanna, Letter in Pine, Monomom, Soleram, Sabine and Heem, Nona, Wearstatuquo, Motiviga, Nyonya Nursing Wear, Sideline Label, Nona Rara Batik, dan Bonnels akan meluncurkan koleksi khusus bertema Disney, di mana sebagian koleksi khusus sudah dirilis sejak Juli 2021.
CEO dan Founder Hypefast Achmad Alkatiri mengungkapkan bahwa sebagai house of digital-native brand, perusahaannya mendorong kemajuan brand lokal di Indonesia dengan melakukan investasi langsung dengan total US$100.000 - US$100 juta untuk setiap brand terpilih.
"Hypefast senang dapat menjembatani brand-brand lokal, membantu mereka terhubung dan bekerja sama dengan IP yang diakui secara global, guna mewujudkan visi kreatif mereka. Melalui kolaborasi ini, brand-brand tersebut dapat menunjukkan kualitas serta inovasi yang luar biasa terutama di ranah desain dan fesyen. Hypefast juga senang dapat membantu brand mendapatkan pengakuan serta membawa mereka ke tingkat yang lebih global,” ujarnya.
Upaya ini, tambah Achmad, juga merupakan upaya untuk mengajak masyarakat Indonesia untuk bangga, cinta dan membeli produk lokal sesuai dengan Program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Menurut Achmad, inilah yang kemudian memberikan kepercayaan diri yang tinggi kepada Hypefast untuk terus mencari brand-brand lokal terpilih dengan potensi untuk berekspansi secara global.
Brand-brand lokal terpilih tersebut akan diberikan tambahan modal serta dibantu dalam mempercepat pertumbuhan bisnis melalui strategi pemasaran, cross borders, dan bantuan teknologi.
Industri Ekonomi Kreatif
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menuturkan bahwa kolaborasi merupakan salah satu strategi yang mutlak diperlukan untuk menumbuhkan industri ekonomi kreatif di Indonesia.
Menurutnya, banyak produk lokal Indonesia yang memiliki kualitas tinggi dan layak untuk diperhitungkan.
"Saya ingin mengajak seluruh masyarakat untuk bersama ikut menyukseskan Gernas BBI sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, menggerakan kembali ekonomi nasional agar segera bangkit, dan tentunya membantu para pegiat ekonomi kreatif agar mampu berkembang dan mendunia," kata Sandiaga.
Dengan penetrasi internet dan media sosial yang tinggi di Indonesia, pertumbuhan jumlah brand lokal di tanah air juga ikut berpengaruh.
Sandiaga Uno sebelumnya juga mendukung enam perusahaan rintisan (start-up) Indonesia untuk ikut serta berkompetisi di ajang internasional, yakni Entrepreneurship World Cup (EWC).
Ajang kompetisi perusahaan rintisan terbesar di dunia itu kali ini yang diselenggarakan oleh Asean Youth Organization bersama StartupHax. Kompetisi ini diadakan setiap tahun di Riyadh, Arab Saudi dan dihadiri oleh ribuan pengusaha dan investor.
Enam start-up yang akan mewakili Indonesia, yakni Alleri Plastisphere, eGrad (PT Inovasi Generasi Digital Indonesia), Intive Studio (Intivention), PropertiGrab, Neurafarm, dan TUJJU Media.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.