Berbekal Resep di Youtube, Pria Muda Ini Sukses Jual Ribuan Brownies secara Online
12 July 2021 |
14:30 WIB
Kalian enggak bisa masak tapi pengin memulai bisnis kuliner? Enggak usah bingung sekarang semua bisa dilakukan selama mau belajar. Apalagi sudah banyak contoh sukses seseorang yang enggak punya keahlian memasak tetapi sukses mengembangkan bisnis kuliner.
Salah satu contohnya nih seorang anak muda kelahiran 1995 bernama Rayendra Abiyasa Pramuraharjo. Pria yang akrab disapa Abi ini sama sekali tidak punya kemampuan dalam dunia masak memasak, tetapi dia nekat berbisnis kuliner hanya dengan berbekal video tutorial memasak dari Youtube.
Mulanya, Abi benar-benar iseng mencoba resep yang dia tonton dari Youtube tentang cara membuat brownis. Lalu dia pun dibelikan oven seharga Rp500.000 untuk membuat brownies. Resepnya dia samain persis dengan yang ada di Youtube, hasilnya ternyata lumer banget ngga bisa dimakan karena saat dipegang itu jatuh semua.
Karena penasaran, dia pun coba melakukan improvisasi dari segi rasio tepung, suhu oven dan lain sebagainya, ternyata berhasil. Bangga dengan hasil kreasinya, pria lulusan ITB ini lantas mengirimkan brownies buatannya kepada teman-temannya secara gratis, bahkan ada yang ongkos kirimnya pun dibayar langsung oleh Abi.
“Saya kirim ke teman-teman, maksud awalnya itu pengen nunjukkin kalau saya juga bisa loh masak dan hasilnya enak,” ujarnya.
Ternyata banyak di antara teman-temannya tersebut yang membagikan brownies tersebut melalui instagram story dan memuji cita rasa brownies buatan Abi. Hingga akhirnya, ada orang di luar lingkaran pertemanannya yang ingin membeli.
“Sempat bingung juga saat itu karena resepnya juga belum ada yang pasti. Makanya aku coba mantepin dulu semua resep dan takarannya selama dua minggu, setelah itu baru aku menghubungi kembali orang yang ingin membeli tersebut,” katanya..
Dari situ dia pun mencoba untuk serius mengembangkan usahanya dengan membuat merek dan strategi marketing. Nama yang dipakai saat itu ialah Fudgybro.
Alasannya sangat sederhana karena brownis yang dia buat memiliki tekstur fudgy yaitu padat di luar tetapi lembut dengan coklat lumer di dalamnya. Sedangkan bro sendiri seperti panggilan santai yang juga bisa menjadi seperti singkatan brownies.
Saat awal merintis, Abi benar-benar memulainya dari dapur rumah. Dia mengerjakan semuanya sendiri dengan bantuan ART untuk menyiapkan seluruh bahan-bahan yang ada sesuai dengan takaran yang sudah dibuat.
.
“Mulanya aku cuma sama mba di rumah karena kan aku juga ngga bisa masak makanya minta tolong si mba untuk menyiapkan bahan-bahan. Pas semua sudah siap, tinggal aku yang finishing sesuai takaran yang sudah dibuat,” tuturnya.
Dalam menemukan resep yang pas, tentu saja Abi terus melakukan trial and error terutama dalam menghasilkan cita rasa brownies yang konsisten dari segi tekstur dan rasa karena banyak yang harus diperhitungkan mulai dari bahan baku, suhu oven, dan lain sebagainya.
Setelah yakin dengan tekstur dan cita rasanya, pria lulusan ITB ini pun kian menggencarkan proses marketing dengan memanfaatkan media sosial dan iklan yang ada di dalamnya, termasuk penjualan melalui e-commerce dan ojek online, ternyata cukup berdampak sehingga penjualannya pun terus melonjak.
“Saat bulan puasa itu orderan meledak dan melebihi kapasitas. Dari situ kemudian saya menambah kapasitas oven dan menarik adik serta saudara untuk membantu,” ucapnya.
Dengan tim yang kini makin lengkap dan peralatan yang lebih memadai, Fudgybro terus melakukan inovasi agar usahanya terus bertumbuh, misalnya dengan menambah resep dan varian baru serta menu-menu lainnya seperti Softbro Jar Size yang merupakan campuran potongan brownies dan es krim vanila, cookies hingga minuman berbahan coklat.
.
“Saat ini produk Fudgybro sudah bisa menjangkau wilayah lainnya di luar Jabodetabek seperti Medan, Bali hingga Makassar,” tuturnya.
Bahkan selama Ramadan 2021 lalu, pria kelahiran 1995 ini mengaku bisa menerima pesanan hingga ratusan loyang setiap harinya meningkat tiga kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya. “Penjualan tertinggi saat itu di bulan puasa tembus 4.200-an transaksi dalam sebulan. Kami harap masih ada puncak-puncak tinggi selanjutnya,” ujarnya.
Abi mengatakan bahwa Fudgybro memiliki satu kelebihan dibandingkan brownies lainnya yaitu bagian luar yang crunchy dengan coklatnya yang luber dan sangat melimpah sehingga membuat siapa saja ingin terus menikmati lezatnya brownies tersebut.
Adapun untuk varian ukuran, Fudgybro memiliki ukuran mulai ukuran reguler untuk 1 atau 2 orang yang bisa menemani saat WFH, ukuran campuran dengan perpaduan tiga rasa berbeda, hingga ukuran besar yang bisa dinikmati 6 orang dan cocok untuk hadiah bagi orang terkasih. Harga yang dibanderol mulai dari Rp45.000 hingga Rp170.000.
Editor: Fajar Sidik
Salah satu contohnya nih seorang anak muda kelahiran 1995 bernama Rayendra Abiyasa Pramuraharjo. Pria yang akrab disapa Abi ini sama sekali tidak punya kemampuan dalam dunia masak memasak, tetapi dia nekat berbisnis kuliner hanya dengan berbekal video tutorial memasak dari Youtube.
Mulanya, Abi benar-benar iseng mencoba resep yang dia tonton dari Youtube tentang cara membuat brownis. Lalu dia pun dibelikan oven seharga Rp500.000 untuk membuat brownies. Resepnya dia samain persis dengan yang ada di Youtube, hasilnya ternyata lumer banget ngga bisa dimakan karena saat dipegang itu jatuh semua.
Karena penasaran, dia pun coba melakukan improvisasi dari segi rasio tepung, suhu oven dan lain sebagainya, ternyata berhasil. Bangga dengan hasil kreasinya, pria lulusan ITB ini lantas mengirimkan brownies buatannya kepada teman-temannya secara gratis, bahkan ada yang ongkos kirimnya pun dibayar langsung oleh Abi.
“Saya kirim ke teman-teman, maksud awalnya itu pengen nunjukkin kalau saya juga bisa loh masak dan hasilnya enak,” ujarnya.
Ternyata banyak di antara teman-temannya tersebut yang membagikan brownies tersebut melalui instagram story dan memuji cita rasa brownies buatan Abi. Hingga akhirnya, ada orang di luar lingkaran pertemanannya yang ingin membeli.
“Sempat bingung juga saat itu karena resepnya juga belum ada yang pasti. Makanya aku coba mantepin dulu semua resep dan takarannya selama dua minggu, setelah itu baru aku menghubungi kembali orang yang ingin membeli tersebut,” katanya..
Dari situ dia pun mencoba untuk serius mengembangkan usahanya dengan membuat merek dan strategi marketing. Nama yang dipakai saat itu ialah Fudgybro.
Alasannya sangat sederhana karena brownis yang dia buat memiliki tekstur fudgy yaitu padat di luar tetapi lembut dengan coklat lumer di dalamnya. Sedangkan bro sendiri seperti panggilan santai yang juga bisa menjadi seperti singkatan brownies.
Saat awal merintis, Abi benar-benar memulainya dari dapur rumah. Dia mengerjakan semuanya sendiri dengan bantuan ART untuk menyiapkan seluruh bahan-bahan yang ada sesuai dengan takaran yang sudah dibuat.
.
“Mulanya aku cuma sama mba di rumah karena kan aku juga ngga bisa masak makanya minta tolong si mba untuk menyiapkan bahan-bahan. Pas semua sudah siap, tinggal aku yang finishing sesuai takaran yang sudah dibuat,” tuturnya.
Dalam menemukan resep yang pas, tentu saja Abi terus melakukan trial and error terutama dalam menghasilkan cita rasa brownies yang konsisten dari segi tekstur dan rasa karena banyak yang harus diperhitungkan mulai dari bahan baku, suhu oven, dan lain sebagainya.
Setelah yakin dengan tekstur dan cita rasanya, pria lulusan ITB ini pun kian menggencarkan proses marketing dengan memanfaatkan media sosial dan iklan yang ada di dalamnya, termasuk penjualan melalui e-commerce dan ojek online, ternyata cukup berdampak sehingga penjualannya pun terus melonjak.
“Saat bulan puasa itu orderan meledak dan melebihi kapasitas. Dari situ kemudian saya menambah kapasitas oven dan menarik adik serta saudara untuk membantu,” ucapnya.
Dengan tim yang kini makin lengkap dan peralatan yang lebih memadai, Fudgybro terus melakukan inovasi agar usahanya terus bertumbuh, misalnya dengan menambah resep dan varian baru serta menu-menu lainnya seperti Softbro Jar Size yang merupakan campuran potongan brownies dan es krim vanila, cookies hingga minuman berbahan coklat.
.
“Saat ini produk Fudgybro sudah bisa menjangkau wilayah lainnya di luar Jabodetabek seperti Medan, Bali hingga Makassar,” tuturnya.
Bahkan selama Ramadan 2021 lalu, pria kelahiran 1995 ini mengaku bisa menerima pesanan hingga ratusan loyang setiap harinya meningkat tiga kali lipat dari bulan-bulan sebelumnya. “Penjualan tertinggi saat itu di bulan puasa tembus 4.200-an transaksi dalam sebulan. Kami harap masih ada puncak-puncak tinggi selanjutnya,” ujarnya.
Abi mengatakan bahwa Fudgybro memiliki satu kelebihan dibandingkan brownies lainnya yaitu bagian luar yang crunchy dengan coklatnya yang luber dan sangat melimpah sehingga membuat siapa saja ingin terus menikmati lezatnya brownies tersebut.
Adapun untuk varian ukuran, Fudgybro memiliki ukuran mulai ukuran reguler untuk 1 atau 2 orang yang bisa menemani saat WFH, ukuran campuran dengan perpaduan tiga rasa berbeda, hingga ukuran besar yang bisa dinikmati 6 orang dan cocok untuk hadiah bagi orang terkasih. Harga yang dibanderol mulai dari Rp45.000 hingga Rp170.000.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.