Ilustrasi seseorang mengonsumsi minuman energi. (Sumber gambar: Rdne/Pexels)

Catat, Ini Fakta Kandungan & Anjuran Konsumsi Minuman Energi Menurut Dokter

05 September 2024   |   14:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Filipus Adimas, presenter TV sekaligus kreator konten, kerap mengonsumsi minuman energi untuk menjaga stamina tubuhnya terutama saat sedang sibuk. Baginya, minuman energi bisa memberikan dorongan tenaga tubuh yang dibutuhkan, serta dapat meningkatkan stamina dan fokus dengan cepat.
 
"Aktivitas saya banyak menghabiskan waktu dan energi. Ketika menghadapi hari yang padat, serta butuh energi dan konsentrasi yang tinggi, saya butuh dorongan tenaga dari minuman energi," katanya.
 
Minuman energi memang kerap menjadi pilihan orang-orang terutama mereka yang menjalani gaya hidup aktif dan produktif. Minuman energi dikonsumsi untuk membantu memberikan pasokan energi pada tubuh, sehingga bisa tetap fit dan maksimal dalam menjalani berbagai aktivitas.

Baca Juga: Pengamat Minta Intervensi Negara untuk Ukur Efektivitas Label Minuman Berpemanis
 
Namun, di tengah manfaat yang ditawarkan, minuman energi juga kerap dipandang berbahaya lantaran dianggap mengandung gula, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat untuk mengonsumsinya. 
 
Terlebih, angka kasus penyakit yang dapat dipicu salah satunya dengan konsumsi gula tinggi seperti diabetes dan hipertensi cukup tinggi di Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2023 mencatat prevalensi diabetes di Indonesia mencapai 11,7 persen. Sementara hipertensi, prevalensinya mencapai 30,8 persen pada 2023.
 
Lantas, apakah benar bahwa minuman energi berbahaya untuk dikonsumsi? 
 
Dokter Dion Haryadi, Certified Nutritionist and Health Coach, mengatakan minuman energi yang dijual di pasaran diantaranya ada yang bebas gula atau memanfaatkan aspartam sebagai pemanis. Sejumlah penelitian ilmiah terbaru di dunia, katanya, telah mengonfirmasi bahwa aspartam aman dikonsumsi dalam batas normal.
 
Dion menjelaskan aspartam dan pemanis buatan lainnya yang digunakan dalam minuman energi tanpa gula telah diuji ketat oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan (BPOM), dan dinyatakan aman tanpa risiko kesehatan seperti obesitas atau diabetes.
 
"Rumor yang menyebutkan bahwa aspartam dapat memicu kanker juga tidak tepat, karena studi yang meneliti mengenai hal ini menggunakan dosis yang ratusan kali lebih banyak dari konsumsi wajar, dan dilakukan pada hewan," terangnya.
 
Dokter Dion, yang juga aktif memberikan edukasi gizi melalui media sosial pribadinya ini menambahkan bahwa minuman energi tanpa gula cukup efektif untuk memberikan energi saat dibutuhkan karena kandungan kafeinnya.
 
Sebab, kafein dalam minuman energi umumnya juga berada dalam batas aman, yakni hanya 50 mg per sajian, atau tidak lebih dari kandungan kafein dalam satu cangkir kopi, sehingga aman jika dikonsumsi sesuai anjuran harian.
 
"Namun, jika memiliki riwayat penyakit seperti jantung, perlu konsultasi terlebih dahulu kepada dokter," katanya.
 

Ilustrasi seseorang mengonsumsi minuman energi. (Sumber gambar: Rdne/Pexels)

Ilustrasi seseorang mengonsumsi minuman energi. (Sumber gambar: Ketut Subiyanto/Pexels)

Dia juga menjelaskan energi yang tidak dikelola dengan baik dapat menghambat produktivitas dan menghalangi pencapaian gaya hidup berkualitas. Banyak aktivitas memerlukan stamina dan fokus tinggi, yang umumnya dipenuhi melalui pola makan bergizi.
 
Namun, untuk kebutuhan stamina ekstra, minuman energi seringkali dipilih sebagai suplemen tambahan. Penelitian dari Nutrients menjelaskan bahwa minuman energi dapat meningkatkan performa dan ketahanan tubuh pada saat beraktivitas fisik.
 
Minuman energi membantu meningkatkan stamina melalui bahan-bahan stimulan yang merangsang kinerja otak dan sistem saraf, seperti taurin yang mengatur denyut jantung dan kontraksi otot, kafein yang meningkatkan konsentrasi, serta vitamin B yang mengubah makanan menjadi energi. 
 
Oleh sebab itu, Dion menyarankan sebaiknya pastikan bahwa minuman energi yang dikonsumsi memiliki kandungan vitamin B yang cukup dan lengkap. Kandungan khusus yang perlu dipastikan ada adalah vitamin B12 yang memiliki manfaat untuk kesehatan ginjal. Termasuk, kandungan ginseng yang diketahui dapat meningkatkan energi dan mengurangi stres. 
 
Namun, Dion juga tak menampik bahwa masih ada orang-orang yang keliru dalam mengonsumsi minuman energi yang berkaitan dengan gaya hidup mereka. Tak jarang orang menjadikan minuman energi sebagai solusi instan dengan cara yang berlebihan. Padahal, sesuatu yang berlebihan tidaklah baik.
 
Ketika hendak bekerja atau beraktivitas panjang, banyak orang mengonsumsi minuman energi, tetapi melupakan nutrisi dan hidrasi yang esensial, sehingga berisiko untuk merusak tubuh.
 
Oleh karena itu, Dion menuturkan ketika mengonsumsi minuman energi, pastikan untuk tetap konsumsi nutrisi dan hidrasi yang cukup, terutama sebelum aktivitas berat atau saat membutuhkan konsentrasi tinggi. Selain itu, baca label untuk memahami komposisi dan kandungan nutrisi, serta konsultasikan dengan dokter jika memiliki kondisi kesehatan khusus. 
 
"Minuman energi dapat menjadi asupan tambahan yang bermanfaat, asalkan dikonsumsi dengan bijak dan diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, serta makanan bergizi," katanya.

Baca Juga: Duh, Orang Indonesia Doyan Minuman Kemasan Berpemanis, Apa Dampaknya?

Editor: M. Taufikul Basari

SEBELUMNYA

Google Rilis Android 15, Cek Jenis HP yang Dapat Menggunakannya

BERIKUTNYA

Oasis Buka Penjualan Tiket Reuni Lewat 'Jalur Undangan'

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: