Ilustrasi perjalanan mudik. (Sumber gambar : Randy Lisciarelli)

Catat! Begini Prosedur Mudik Aman untuk Penderita Diabetes

25 April 2022   |   08:16 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Pulang ke kampung halaman alias mudik menjadi agenda rutin yang dilakukan sebagian masyarakat Indonesia. Terkadang itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, terutama jika ditempuh melalui jalur darat. Bagi penderita diabetes tentunya hal tersebut menjadi masalah karena bisa menimbulkan keluhan seperti kaki bengkak.

Oleh karena itu, mereka yang mengalami kondisi ini perlu melakukan persiapan matang ketika memutuskan untuk mudik. 

Berikut ini tips mudik aman untuk penderita diabetes.
 

1. Tidak ada kondisi akut

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Eka Hospital BSD Rudy Kurniawan menerangkan kondisi akut yang dimaksud adalah kondisi yang baru terjadi, sifatnya mendadak, dan perlu penanganan yang cepat. 

"Misalnya infeksi berat seperti radang paru-paru dan gula darah yang terlalu tinggi yang menyebabkan pasien sehari-hari masih harus dirawat dan kontrol rutin ke dokter," ujarnya dikutip Hypeabis.id, Senin (25/4/2022).
 

2. Pemeriksaan sebelum perjalanan

Nah sebelum melakukan perjalanan, terutama perjalanan jauh, ada baiknya penderita diabetes memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter apakah gula darah sudah terkontrol dengan baik atau belum dan apakah ada komplikasi atau tidak. 

Menurut Rudy, hal ini bertujuan agar jangan sampai terjadi komplikasi ketika di perjalanan atau ketika sudah sampai di tujuan. 

Contohnya, jika pasien diabetes dengan penggunaan insulin melakukan perjalanan jauh atau travelling pasti akan terjadi perubahan pola makan, jenis makanan, dan waktu makan. Hal ini akan memengaruhi kinerja insulin sehingga harus dilakukan pengaturan kembali terhadap dosis insulin tersebut.
 

3. Jangan terlalu lama duduk saat perjalanan jauh.

Perjalanan jauh baik melalui jalur darat seperti mobil dan kereta, maupun menggunakan pesawat (long flight) akan meningkatkan risiko terjadinya kaki bengkak pada penderita diabetes. 

Kondisi ini diakibatkan oleh pembuluh darah primer di kaki tidak bisa memompa darah kembali ke atas. Tipsnya, jika diabetesi melakukan perjalanan jauh dengan mobil maka bisa sesekali berhenti di rest area untuk turun dan berjalan-jalan sebentar atau sering menggerak-gerakan kaki ketika di mobil.

"Jika menggunakan kereta atau pesawat bisa berdiri setiap satu jam sekali atau ke toilet," saran Rudy.
 

4. Perhatikan makan, minum, dan obat-obatan selama perjalanan.

Jenis makanan dan minuman, serta waktu makan dan minum obat harus tetap terkontrol selama perjalanan, sesampainya di tujuan, maupun selama masa liburan. Makanan tidak boleh yang terlalu manis, terlalu asin, terlalu berlemak, berminyak, dan porsi yang terlalu banyak.
 

5. Sempatkan olahraga selama liburan.

Faktanya, saat travelling terjadi penurunan aktivitas olahraga sebesar 54 persen. Rudy menerangkan olahraga juga penting untuk menjaga gula darah tetap stabil dan bonusnya badan juga akan jadi lebih bugar. WHO merekomendasikan frekuensi olahraga lima kali per minggu dengan durasi minimal 30 menit.
 

6. Kontrol setelah liburan.

Setelah melakukan perjalanan panjang, Rudy mengimbau penderita diabetes baiknya kembali ke dokter untuk kontrol gula darah selambat-lambatnya 7-10 hari setelah pulang berlibur. Hal ini dikarenakan, selama perjalanan tentu aktivitas berubah, pola makan, dan waktu makan juga akan berubah atau bahkan bertambah, sehingga ada risiko gula darah akan bertambah dengan cepat.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Siap-siap, Bakal Terjadi Puncak Arus Mudik di Bandara Soekarno Hatta

BERIKUTNYA

3 Tip Tampil Gaya Sambut Lebaran

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: