Teknologi Terbaru Ini Cegah Amputasi Kaki Penyandang Diabetes
01 December 2021 |
11:55 WIB
Kehadiran teknologi membuat pekerjaan yang dahulu rumit kini menjadi mudah. Hal ini juga terjadi dalam penanganan penyakit diabetes yang sebagian besar berisiko pada komplikasi hingga amputasi pada kaki. Risiko yang begitu ditakuti itu kini bisa diminimalisasi dengan teknologi baru.
Teknologi terbaru tersebut bernama Jetstream. Konsultan Bedah Vaskular Eka Hospital BSD, dr. Febiansyah Kartadinata Rachim, mengatakan teknologi ini bisa membuka sumbatan pembuluh darah arteri.
Gangguan pembuluh darah pada pasien diabetes biasa disebut penyakit arteri perifer (PAP). Ini adalah sumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri yang menyebabkan berkurangnya aliran darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi ke organ tersebut.
Sumbatan ini terjadi pada pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh, umumnya terjadi pada tungkai kaki, terutama tungkai kaki bawah.
Jika tungkai kaki tidak mendapatkan aliran pembuluh darah yang cukup, maka pasien akan merasakan nyeri saat beraktivitas. Pada kasus kaki diabetes yang sudah berat, rasa nyeri akan terasa walaupun saat sedang beristirahat.
“Diabetes bisa bikin darah kental karena gulanya tinggi. Ini menimbulkan plak dan penyumbatan dimana-mana. Tapi keluhan yang sering timbul di kaki karena kaki daerah terjauh dari jantung. Jantung butuh effort lebih besar memompa darah ke ujung kaki,” ucap Febiansyah saat berbincang dengan Hypeabis.id, kemarin.
(Baca juga: Tidak Ada Istilah Diabetes Tipe Basah dan Kering, Ini Kata Dokter)
Nah dalam cara kerjanya, Jetstream membuka pembuluh darah pada bagian kaki menggunakan alat seperti mata bor seukuran pembuluh darah. “Itu untuk ngebor pembuluh darah dari plak tersebut, ada juga sistem angiojet yang menyedot gumpalan darah yang menumpuk,” tuturnya.
Setelah menjalani metode ini, efeknya akan langsung terasa. Nyeri yang dirasakan akan hilang dan risiko amputasi bisa dihindari.
Kendati demikian, pasien yang menjalani metode ini tetap harus mengontrol gula darah maupun menjaga pola hidupnya agar arteri tidak kembali mengalami sumbatan. “Intinya mencegah lebih baik mengobati,” tegas Febiansyah.
Sementara itu, dia menyebut metode ini merupakan alternatif yang bisa dipilih. Namun demikian, jika tindakan katerisasi ini tidak adekuat, pasien tetap harus menjalani operasi pengangkatan jaringan yang sudah mati.
“Kalau bisa seminimal mungkin dengan cara katerisasi, kalau memang tidak bisa, hibrid. Tindakan secara katerisasi dilanjutkan dengan open surgery,” ujar Febiansyah.
Akan tetapi dengan adanya metode jetstream, jaringan yang harus dibuang bersifat lokal. Artinya, pemotongan dilakukan hanya pada kondisi jaringan yang sudah mati saja.
“Kalau jaringan jempolnya hitam, dulu amputasinya di atas (sampai ke pergelangan kaki bahkan hingga dengkul), dengan teknologi kedokteran, pembuluh darah bisa dibuka, semoga yang diamputasi di daerah yang terdampak saja, yang lain bisa diamankan,” tambah Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Diabetes Endokrinologi Eka Hospital BSD, dr. Dicky Levenus Tahapary .
(Baca juga: Kurang Tidur Bisa Picu Diabetes, Ini Sebabnya)
Di sisi lain, dalam upaya mengedukasi risiko komplikasi dan amputasi kaki bagi penyandang diabetes, Eka Hospital menghadirkan Diabetes Art Gallery yang digelar di ruang tunggu Eka Hospital.
Head of Marketing & Public Relation Corporate, Erwin Suyanto, menyebut pameran karya seni yang dibuka 1 Desember 2021 hingga 31 Januari 2022 ini menyajikan edukasi kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit diabetes.
Eka Hospital juga menghadirkan Diabetes Connection Care. Pusat Layanan Kaki Diabetes ini memiliki tatalaksana penanganan kaki diabetes yang komprehensif dengan memadukan keahlian dokter spesialis konsultan diabetes endokrinologi dengan dokter konsultan bedah vaskular.
Tujuannya, mengendalikan gula darah, kontrol infeksi dengan melakukan perawatan luka, mengurangi tekanan mekanik di area luka, menjaga pasokan aliran darah guna memenuhi kebutuhan oksgien dan nutrisi pada penyembuhan luka.
Editor: Avicenna
Teknologi terbaru tersebut bernama Jetstream. Konsultan Bedah Vaskular Eka Hospital BSD, dr. Febiansyah Kartadinata Rachim, mengatakan teknologi ini bisa membuka sumbatan pembuluh darah arteri.
Gangguan pembuluh darah pada pasien diabetes biasa disebut penyakit arteri perifer (PAP). Ini adalah sumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri yang menyebabkan berkurangnya aliran darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi ke organ tersebut.
Sumbatan ini terjadi pada pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh, umumnya terjadi pada tungkai kaki, terutama tungkai kaki bawah.
Jika tungkai kaki tidak mendapatkan aliran pembuluh darah yang cukup, maka pasien akan merasakan nyeri saat beraktivitas. Pada kasus kaki diabetes yang sudah berat, rasa nyeri akan terasa walaupun saat sedang beristirahat.
“Diabetes bisa bikin darah kental karena gulanya tinggi. Ini menimbulkan plak dan penyumbatan dimana-mana. Tapi keluhan yang sering timbul di kaki karena kaki daerah terjauh dari jantung. Jantung butuh effort lebih besar memompa darah ke ujung kaki,” ucap Febiansyah saat berbincang dengan Hypeabis.id, kemarin.
(Baca juga: Tidak Ada Istilah Diabetes Tipe Basah dan Kering, Ini Kata Dokter)
Nah dalam cara kerjanya, Jetstream membuka pembuluh darah pada bagian kaki menggunakan alat seperti mata bor seukuran pembuluh darah. “Itu untuk ngebor pembuluh darah dari plak tersebut, ada juga sistem angiojet yang menyedot gumpalan darah yang menumpuk,” tuturnya.
Setelah menjalani metode ini, efeknya akan langsung terasa. Nyeri yang dirasakan akan hilang dan risiko amputasi bisa dihindari.
Kendati demikian, pasien yang menjalani metode ini tetap harus mengontrol gula darah maupun menjaga pola hidupnya agar arteri tidak kembali mengalami sumbatan. “Intinya mencegah lebih baik mengobati,” tegas Febiansyah.
Sementara itu, dia menyebut metode ini merupakan alternatif yang bisa dipilih. Namun demikian, jika tindakan katerisasi ini tidak adekuat, pasien tetap harus menjalani operasi pengangkatan jaringan yang sudah mati.
“Kalau bisa seminimal mungkin dengan cara katerisasi, kalau memang tidak bisa, hibrid. Tindakan secara katerisasi dilanjutkan dengan open surgery,” ujar Febiansyah.
Akan tetapi dengan adanya metode jetstream, jaringan yang harus dibuang bersifat lokal. Artinya, pemotongan dilakukan hanya pada kondisi jaringan yang sudah mati saja.
“Kalau jaringan jempolnya hitam, dulu amputasinya di atas (sampai ke pergelangan kaki bahkan hingga dengkul), dengan teknologi kedokteran, pembuluh darah bisa dibuka, semoga yang diamputasi di daerah yang terdampak saja, yang lain bisa diamankan,” tambah Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Diabetes Endokrinologi Eka Hospital BSD, dr. Dicky Levenus Tahapary .
(Baca juga: Kurang Tidur Bisa Picu Diabetes, Ini Sebabnya)
Pembukaan Diabetes Art Gallery (dok. Desyinta Nuraini)
Head of Marketing & Public Relation Corporate, Erwin Suyanto, menyebut pameran karya seni yang dibuka 1 Desember 2021 hingga 31 Januari 2022 ini menyajikan edukasi kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit diabetes.
Eka Hospital juga menghadirkan Diabetes Connection Care. Pusat Layanan Kaki Diabetes ini memiliki tatalaksana penanganan kaki diabetes yang komprehensif dengan memadukan keahlian dokter spesialis konsultan diabetes endokrinologi dengan dokter konsultan bedah vaskular.
Tujuannya, mengendalikan gula darah, kontrol infeksi dengan melakukan perawatan luka, mengurangi tekanan mekanik di area luka, menjaga pasokan aliran darah guna memenuhi kebutuhan oksgien dan nutrisi pada penyembuhan luka.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.