Sutradara Jeihan Angga Ungkap Tantangan Alih Wahana Karya Novel ke Film
03 September 2024 |
21:00 WIB
Sutradara Jeihan Angga merasakan tantangan yang berbeda ketika menggarap sebuah film hasil adaptasi dari novel. Menurutnya, proses alih wahana kerap kali berjalan tak mudah karena mesti menggabungkan seni kreatif dan tantangan teknis.
Pasalnya, struktur bercerita di dalam novel tidak selalu bisa diterapkan ke medium film. Hal ini membuat bentuk berceritanya pun mesti mengalami beberapa penyesuaian. Hal tersebut juga terjadi ketika dirinya menyutradarai film Seni Memahami Kekasih (2024).
Dalam membuat film yang diangkat dari buku karangan Agus Mulyadi tersebut, dirinya mesti membedah ulang struktur cerita. Terlebih, buku tersebut punya karakter cerita yang acak di setiap babnya, bukan seperti novel yang antarbab masih saling terkait.
“Saya beberapa kali meeting dengan mas Agus dan penulis skenario untuk menemukan adegan-adegan mana saja yang bisa dibuat lebih lucu, termasuk adegan yang menurut mas Agus di bukunya tidak lucu,” ucap Jeihan.
Baca juga: Hypereport: 8 Film Hasil Alih Wahana Novel & Komik Digital Terpopuler di Indonesia
Menurut Jeihan, proses diskusi ini berjalan cukup dinamis. Sebelum menemukan bentuk seperti sekarang, ada banyak variasi lain yang terjadi. Satu hal yang dipahami oleh Jeihan adalah buku dari Agus punya daya tarik komedi yang kental.
Dalam film ini, dirinya pun ingin memaksimalkan potensi komedi di dalamnya dengan baik. Namun, sebagai penyeimbang, dirinya juga menambahkan unsur drama agar ceritanya lebih kompleks.
Bagi Jeihan, diskusi dan tukar pikiran antara sutradara dan pemilik buku memang menjadi kunci pengembangan naskah. Hal ini dilakukan agar benang merah maupun visi utama dari cerita bisa lebih tersampaikan dengan baik.
“Karena tokoh di cerita ini masih ada, sutradara enggak bisa dengan bebas melakukan interpretasi sendiri. Perlu sudut pandang dari dua pihak,” imbuhnya.
Segendang sepenarian, penulis Agus Mulyadi mengatakan cerita dalam film ini tidak sepenuhnya sama dengan versi buku. Menurutnya, film ini justru mengambil pendekatan penceritaan yang jauh berbeda dari versi tulisannya. Ada banyak cerita baru yang ditambahkan di dalamnya.
“Misalnya, alih-alih full komedi seperti di buku, di versi film kami tambahkan sisi sentimental untuk menambah unsur drama melalui karakter Rahayu yang sama sekali tidak ada di buku,” jelas Agus.
Sementara itu, produser Susanti Dewi mengatakan meski ada beberapa perbedaan antara buku dan film, karya ini mencoba tampil semurni mungkin. Salah satunya adalah dengan tetap mempertahankan bahasa Jawa.
“Kami sangat bersemangat untuk menggarap film Seni Memahami Kekasih karena kisah cinta yang ditampilkan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Seni Memahami Kekasih adalah sebuah film drama komedi romantis yang akan membawa penonton menyelami kisah cinta yang sederhana, tetapi sarat makna. Disutradarai oleh Jeihan Angga, film ini menampilkan jajaran aktor dan aktris muda berbakat seperti Elang El Gibran, Febby Rastanty, Devina Aureel, dan Sisca Saras.
Diadaptasi dari buku populer Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus “Magelangan” Mulyadi, film ini mengisahkan perjalanan cinta Agus dan istrinya, Kalis Mardiasih.
Keduanya berencana menikah, tetapi Kalis dihantui oleh trauma yang dialami sahabatnya, Rahayu, akibat kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini membuat Kalis menjaga jarak dari Agus, hingga akhirnya Agus merasa lelah dan memutuskan hubungan mereka.
Film Seni Memahami Kekasih yang menjadi produksi kedelapan IDN Pictures ini bakal segera tayang di layar lebar pada 5 September 2024.
Baca juga: Film Seni Memahami Kekasih Siap Tayang di Bioskop, Kisah Cinta Penulis yang Penuh Komedi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Pasalnya, struktur bercerita di dalam novel tidak selalu bisa diterapkan ke medium film. Hal ini membuat bentuk berceritanya pun mesti mengalami beberapa penyesuaian. Hal tersebut juga terjadi ketika dirinya menyutradarai film Seni Memahami Kekasih (2024).
Dalam membuat film yang diangkat dari buku karangan Agus Mulyadi tersebut, dirinya mesti membedah ulang struktur cerita. Terlebih, buku tersebut punya karakter cerita yang acak di setiap babnya, bukan seperti novel yang antarbab masih saling terkait.
“Saya beberapa kali meeting dengan mas Agus dan penulis skenario untuk menemukan adegan-adegan mana saja yang bisa dibuat lebih lucu, termasuk adegan yang menurut mas Agus di bukunya tidak lucu,” ucap Jeihan.
Baca juga: Hypereport: 8 Film Hasil Alih Wahana Novel & Komik Digital Terpopuler di Indonesia
Menurut Jeihan, proses diskusi ini berjalan cukup dinamis. Sebelum menemukan bentuk seperti sekarang, ada banyak variasi lain yang terjadi. Satu hal yang dipahami oleh Jeihan adalah buku dari Agus punya daya tarik komedi yang kental.
Dalam film ini, dirinya pun ingin memaksimalkan potensi komedi di dalamnya dengan baik. Namun, sebagai penyeimbang, dirinya juga menambahkan unsur drama agar ceritanya lebih kompleks.
Bagi Jeihan, diskusi dan tukar pikiran antara sutradara dan pemilik buku memang menjadi kunci pengembangan naskah. Hal ini dilakukan agar benang merah maupun visi utama dari cerita bisa lebih tersampaikan dengan baik.
“Karena tokoh di cerita ini masih ada, sutradara enggak bisa dengan bebas melakukan interpretasi sendiri. Perlu sudut pandang dari dua pihak,” imbuhnya.
Segendang sepenarian, penulis Agus Mulyadi mengatakan cerita dalam film ini tidak sepenuhnya sama dengan versi buku. Menurutnya, film ini justru mengambil pendekatan penceritaan yang jauh berbeda dari versi tulisannya. Ada banyak cerita baru yang ditambahkan di dalamnya.
“Misalnya, alih-alih full komedi seperti di buku, di versi film kami tambahkan sisi sentimental untuk menambah unsur drama melalui karakter Rahayu yang sama sekali tidak ada di buku,” jelas Agus.
Sementara itu, produser Susanti Dewi mengatakan meski ada beberapa perbedaan antara buku dan film, karya ini mencoba tampil semurni mungkin. Salah satunya adalah dengan tetap mempertahankan bahasa Jawa.
“Kami sangat bersemangat untuk menggarap film Seni Memahami Kekasih karena kisah cinta yang ditampilkan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Seni Memahami Kekasih adalah sebuah film drama komedi romantis yang akan membawa penonton menyelami kisah cinta yang sederhana, tetapi sarat makna. Disutradarai oleh Jeihan Angga, film ini menampilkan jajaran aktor dan aktris muda berbakat seperti Elang El Gibran, Febby Rastanty, Devina Aureel, dan Sisca Saras.
Diadaptasi dari buku populer Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus “Magelangan” Mulyadi, film ini mengisahkan perjalanan cinta Agus dan istrinya, Kalis Mardiasih.
Keduanya berencana menikah, tetapi Kalis dihantui oleh trauma yang dialami sahabatnya, Rahayu, akibat kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini membuat Kalis menjaga jarak dari Agus, hingga akhirnya Agus merasa lelah dan memutuskan hubungan mereka.
Film Seni Memahami Kekasih yang menjadi produksi kedelapan IDN Pictures ini bakal segera tayang di layar lebar pada 5 September 2024.
Baca juga: Film Seni Memahami Kekasih Siap Tayang di Bioskop, Kisah Cinta Penulis yang Penuh Komedi
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.