Deretan kamera analog di Hipercat Lab (Sumber: Hipercat Lab)

Geliat Kamera Analog, Hipercat Lab dan Izulgeokids Menjaga Nostalgia di Era Digital

03 September 2024   |   20:40 WIB
Image
Alya Hafilah Salsabila Mahasiswi Universitas Padjadjaran

Masih ingatkah Genhype dengan sensasi menanti hasil foto tercetak? Atau sensasi berdebar ketika akan melihat hasil foto pada kamera analog? Kendati berada di tengah gempita era digital, kamera analog dengan pesona vintage-nya masih mampu untuk menawarkan pengalaman foto yang unik dan menarik.

Hipercat Lab, yang telah berdiri sejak 2011, didirikan oleh Muhammad Fajar Hidayat atau akrab disapa dengan Fajar (38) atas dasar minatnya pada dunia fotografi medio 2009 – 2010. Awalnya, dia hanya membuka jasa cuci film pada teman-teman komunitas fotografi melalui platform Kaskus.

Pada 2012, Fajar mulai membuka store kamera analognya di Kota Bandung. Tak hanya melayani jual beli kamera analog, Hipercat Lab justru terkenal akan jasa penyewaan kamera analognya. Bisnis ini dimulai dengan koleksi pribadi sebagai modal awalnya. Sehingga, modal awal Hipercat Lab cenderung terbatas.

Baca juga: Manisnya Bisnis Makanan Penutup, Begini Strategi Pengusaha Hadapi Pastry Boom di Indonesia

“Untuk modal awal sih gue enggak pernah hitung karena awalnya dari hobi juga. Dari yang awalnya punya kamera yang harganya Rp100.000, chemical-nya juga bikin sendiri. Jadi kalau awal sih bahkan enggak sampai Rp500.000 ya," kata Fajar.

Dia mampu meraih omzet sekitar Rp2 juta pada masa itu. Seiring berjalannya waktu, Hipercat Lab mulai berkembang hingga kini tak hanya melayani via online, tapi juga offline. Bahkan, saat ini Hipercat Lab dapat meraup omzet sekitar Rp50 juta setiap bulannya. 

Pada 2020 ketika pandemi melanda, usahanya pun cukup seret. Tak jarang, Fajar juga menemui kesulitan dari segi supply. Dia mengenang, Hipercat Lab pernah menemui situasi dimana tidak ada pasokan film kamera yang masuk ke Indonesia dan sulitnya mencari chemical selama satu tahun.

Lagi-lagi, Hipercat Lab dapat bertahan di situasi tersebut dengan melakukan repackage bulk.  Hipercat Lab juga kerap kali melakukan workshop, campaign, kegiatan cuci film bersama, bahkan hunting foto atau photo walk bersama sebagai bentuk promosi sekaligus mengenalkan kamera analog dan keistimewaannya pada khalayak.

Pesona jepretan dari kamera jadul ini tak hanya memotivasi Fajar, tapi juga Faizul Nur yang biasa disapa Faizul (33) dengan bisnis kamera analognya, Izulgeokids. Meskipun bisnis ini dimulai dari hobi, Faizul mengaku bisnis ini juga dilatarbelakangi oleh keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan di tengah keadaan ekonomi keluarganya yang kurang stabil. 

Pada 2010, dia diberikan kamera dan lensanya oleh salah satu teman kuliahnya. Faizul memanfaatkan hal tersebut dengan menjualnya untuk mendapatkan untung. Kamera-kamera pemberian temannya ini dibandrol dengan harga yang tergolong murah dengan kisaran Rp200.000 hingga Rp500.000. 

Pada 2012, Faizul memutuskan untuk membuka toko pertamanya dengan sewa tempat seharga Rp300.000 per bulan. Berbeda dengan Hipercat Lab, Izulgeokids adalah spesialis jual beli kamera. 

“Untuk omzetnya itu fluktuatif, jadi gak nentu satu bulan dapat berapa. Tapi biasanya di bawah Rp20 juta atau di bawahnya," katanya.

Namun menurut Faizul, minat masyarakat untuk kamera analog pada masa pandemi justru mengalami peningkatan. Pendapatan Izulgeokids juga turut mengalami peningkatan sebanyak 20%. Sayangnya, menurut pengamatan Faizul, tren kamera analog ini dinilai cukup menurun untuk saat ini. Sejak bisnisnya dibuka, tahun 2014 hingga 2017 menjadi tahun keemasan bagi kamera analog. 

“Untuk menyiasati penurunan ya kita edukasi. Kita meyakinkan bahwa analog itu tidak semahal yang dibayangkan, tidak semenakutkan yang dibayangkan. Jangan terlalu mendengarkan orang yang belum coba analog tapi sudah underestimate duluan," ujarnya.

Menurut Faizul, di era yang serba digital ini, cukup jarang ditemui kamera analog yang dijual secara offline. Namun, Izulgeokids hadir untuk melayani permintaan secara offline dan pelanggan dapat melihat keadaan kamera secara langsung. 

Menariknya, Faizul mengatakan bahwa dalam berjualan kamera analog ini tantangan yang dihadapi cukup minim karena perbedaan segmen antara kamera analog dan kamera digital. Setiap jenis kamera analog menghasilkan keunikan yang tidak dapat ditemui oleh jenis kamera analog lainnya. Hal ini tentu berbeda dengan kamera digital yang terus bersaing oleh jenis-jenis kamera digital keluaran terbarunya.

Baca juga: Bisnis Kreatif Anak Muda Melukis Cuan lewat Nail Art

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Museum Benteng Vredeburg Punya Fasilitas & Program Ramah Kelompok Rentan

BERIKUTNYA

Film Seni Memahami Kekasih Siap Tayang di Bioskop, Kisah Cinta Penulis yang Penuh Komedi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: