Bisnis Kreatif Anak Muda Melukis Cuan lewat Nail Art
14 August 2024 |
09:00 WIB
Tren merias kuku kian mendapat perhatian tatkala sejumlah juara atlet Olimpia Paris 2024 beberapa waktu lalu, tampil percaya diri dengan nail art mereka. Ya, kuku telah menjadi kanvas kecil di mana Genhype dapat menciptakan karya seni di atasnya sesuai dengan identitas dan karakter masing-masing.
Sama seperti sebuah karya seni yang selalu mengandung makna tertentu, nail art merupakan salah satu cara seseorang untuk mengekspresikan dirinya.
Bahkan, menurut data dari Statista, pendapatan nail salon di Indonesia dapat mencapai US$273,80 juta atau Rp4 triliun dan diproyeksikan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 2,65 persen. Peluang bisnis yang menjanjikan ini lah yang membuat nail salon kian menjamur di tengah masyarakat.
Baca juga: Nail Art jadi Tren Fesyen Atlet di Olimpiade 2024, Sha’Carri Richardson sampai Noah Lyles
Melihat peluang yang cukup menjanjikan ini lah yang membuat Tarra Aladin (29) dan Rizka Nanda (29) mendirikan Naels Mates. Bermodal Rp7 juta – Rp8 juta, serta ketertarikannya di bidang fesyen dan seni, mereka mulai membuka usaha rumahan nail art di kediaman Tarra sejak Januari 2023.
Untuk mempromosikan Naels Mates, Tarra dan Rizka menggunakan konsep Y2k yang unik untuk foto produknya. Y2k juga dipilih sebagai desain unggulan Naels Mates karena banyaknya peminat Y2k di Indonesia. Namun desain kuku dengan konsep tersebut cenderung memiliki harga yang kurang terjangkau.
“Karena di Jakarta sendiri kan sudah ada ratusan bahkan ribuan nail salon. Jadi, salah satu USP Naels Mates itu ada di desainnya. Harga kita cenderung lebih terjangkau. Bahkan, kami jarang ngasih harga di atas Rp400.000,” ucap Tarra.
Pada September 2023, Naels Mates membuka store pertamanya di Tebet, Jakarta Selatan dengan bermodalkan Rp30 juta. Dari satu store tersebut, Naels Mates dapat meraih omzet sejumlah Rp60 juta. Pada bulan yang sama, Tarra dan Rizka memutuskan untuk membuka franchise pertamanya di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Kini, dia memiliki enam store yang tersebar di beberapa daerah di Jabodetabek, Naels Mates mampu meraup omzet mencapai lebih dari Rp150 juta. Tak hanya melakukan promosi melalui konsep foto yang unik di akun Instagramnya, Naels Mates juga menyewa beberapa influencer dan KOL, serta turut berpartisipasi dalam beberapa event seni atau fesyen. Untuk dua hari event, mereka mampu meraup keuntungan mencapai Rp5 juta – Rp10 juta.
Di sudut Jakarta lainnya, Nabila Rizki Amanda (26), juga menemukan peluang bisnis yang menjanjikan ini. Berawal dari rasa ketidakpuasannya terhadap beberapa beauty bar yang tak mampu melayani permintaan desain dari pembelinya karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi, Nabila atau yang akrab disapa Bia, bersama dengan Yunna Oktaviona Hermanto (26) mendirikan nail salon dengan nama Next Level.
Memulai usahanya di Jalan Taman Anggrek, Bandung, dengan modal Rp250 juta hingga Rp300 juta, Next Level tak hanya melayani nail art, namun juga eyelash.
Hanya dalam waktu beberapa bulan sejak mendirikan Next Level, Bia sudah meraup omzet mencapai lebih dari Rp100 juta per bulannya. Memanfaatkan peluang yang kian lebar, Next Level kembali membuka cabang di Jakarta dan berhasil meraup omzet sekitar Rp100 juta – Rp300 juta.
“Meskipun di Jakarta sendiri sudah banyak beauty bar, tapi yang membedakan Next Level dengan lainnya adalah konsepnya sangat unik dan genderless. Dalam hal promosi, kami juga menyesuaikan konsep nail art dengan KOL atau influencer yang akan mempromosikannya,” tutur Bia.
Baca juga: 8 Kreasi Nail Art untuk Percantik Kukumu, Unik dan Anti Mainstream
Menurutnya, selama mendirikan bisnis ini terdapat tantangan seperti persaingan antara beauty bar yang sangat menjamur beberapa waktu belakangan. Menyadari hal tersebut, Bia melakukan promosi lebih gencar terhadap Next Level. Dia kerap mengikuti event-event fesyen atau kecantikan dan berhasil meraih pendapatan sekitar Rp20 juta hingga Rp70 juta.
Selain itu, Next Level juga memiliki sistem member card pada pelanggan setianya untuk mendapatkan diskon dengan syarat-syarat tertentu.
Menurut Bia, banyak dari beauty bar yang mengusung konsep feminin untuk studionya. Namun, dalam rangka mendukung nail art sebagai tren fesyen yang tidak memandang gender, Bia mendesain studionya sedemikian rupa sehingga terkesan genderless namun tetap memiliki nilai estetika.
Editor: Fajar Sidik
Sama seperti sebuah karya seni yang selalu mengandung makna tertentu, nail art merupakan salah satu cara seseorang untuk mengekspresikan dirinya.
Bahkan, menurut data dari Statista, pendapatan nail salon di Indonesia dapat mencapai US$273,80 juta atau Rp4 triliun dan diproyeksikan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 2,65 persen. Peluang bisnis yang menjanjikan ini lah yang membuat nail salon kian menjamur di tengah masyarakat.
Baca juga: Nail Art jadi Tren Fesyen Atlet di Olimpiade 2024, Sha’Carri Richardson sampai Noah Lyles
Melihat peluang yang cukup menjanjikan ini lah yang membuat Tarra Aladin (29) dan Rizka Nanda (29) mendirikan Naels Mates. Bermodal Rp7 juta – Rp8 juta, serta ketertarikannya di bidang fesyen dan seni, mereka mulai membuka usaha rumahan nail art di kediaman Tarra sejak Januari 2023.
Untuk mempromosikan Naels Mates, Tarra dan Rizka menggunakan konsep Y2k yang unik untuk foto produknya. Y2k juga dipilih sebagai desain unggulan Naels Mates karena banyaknya peminat Y2k di Indonesia. Namun desain kuku dengan konsep tersebut cenderung memiliki harga yang kurang terjangkau.
“Karena di Jakarta sendiri kan sudah ada ratusan bahkan ribuan nail salon. Jadi, salah satu USP Naels Mates itu ada di desainnya. Harga kita cenderung lebih terjangkau. Bahkan, kami jarang ngasih harga di atas Rp400.000,” ucap Tarra.
Pada September 2023, Naels Mates membuka store pertamanya di Tebet, Jakarta Selatan dengan bermodalkan Rp30 juta. Dari satu store tersebut, Naels Mates dapat meraih omzet sejumlah Rp60 juta. Pada bulan yang sama, Tarra dan Rizka memutuskan untuk membuka franchise pertamanya di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Kini, dia memiliki enam store yang tersebar di beberapa daerah di Jabodetabek, Naels Mates mampu meraup omzet mencapai lebih dari Rp150 juta. Tak hanya melakukan promosi melalui konsep foto yang unik di akun Instagramnya, Naels Mates juga menyewa beberapa influencer dan KOL, serta turut berpartisipasi dalam beberapa event seni atau fesyen. Untuk dua hari event, mereka mampu meraup keuntungan mencapai Rp5 juta – Rp10 juta.
Di sudut Jakarta lainnya, Nabila Rizki Amanda (26), juga menemukan peluang bisnis yang menjanjikan ini. Berawal dari rasa ketidakpuasannya terhadap beberapa beauty bar yang tak mampu melayani permintaan desain dari pembelinya karena tingkat kesulitan yang cukup tinggi, Nabila atau yang akrab disapa Bia, bersama dengan Yunna Oktaviona Hermanto (26) mendirikan nail salon dengan nama Next Level.
Memulai usahanya di Jalan Taman Anggrek, Bandung, dengan modal Rp250 juta hingga Rp300 juta, Next Level tak hanya melayani nail art, namun juga eyelash.
Hanya dalam waktu beberapa bulan sejak mendirikan Next Level, Bia sudah meraup omzet mencapai lebih dari Rp100 juta per bulannya. Memanfaatkan peluang yang kian lebar, Next Level kembali membuka cabang di Jakarta dan berhasil meraup omzet sekitar Rp100 juta – Rp300 juta.
“Meskipun di Jakarta sendiri sudah banyak beauty bar, tapi yang membedakan Next Level dengan lainnya adalah konsepnya sangat unik dan genderless. Dalam hal promosi, kami juga menyesuaikan konsep nail art dengan KOL atau influencer yang akan mempromosikannya,” tutur Bia.
Baca juga: 8 Kreasi Nail Art untuk Percantik Kukumu, Unik dan Anti Mainstream
Menurutnya, selama mendirikan bisnis ini terdapat tantangan seperti persaingan antara beauty bar yang sangat menjamur beberapa waktu belakangan. Menyadari hal tersebut, Bia melakukan promosi lebih gencar terhadap Next Level. Dia kerap mengikuti event-event fesyen atau kecantikan dan berhasil meraih pendapatan sekitar Rp20 juta hingga Rp70 juta.
Selain itu, Next Level juga memiliki sistem member card pada pelanggan setianya untuk mendapatkan diskon dengan syarat-syarat tertentu.
Menurut Bia, banyak dari beauty bar yang mengusung konsep feminin untuk studionya. Namun, dalam rangka mendukung nail art sebagai tren fesyen yang tidak memandang gender, Bia mendesain studionya sedemikian rupa sehingga terkesan genderless namun tetap memiliki nilai estetika.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.