Ilustrasi kafe pastry. (Sumber foto: Pexels/Gary Barnes)

Manisnya Bisnis Makanan Penutup, Begini Strategi Pengusaha Hadapi Pastry Boom di Indonesia

03 September 2024   |   19:30 WIB
Image
Alya Hafilah Salsabila Mahasiswi Universitas Padjadjaran

Menjamurnya dessert cafe serta hidangan pastry pasca pandemi di Indonesia membuat peluang bisnisnya terbuka lebar. Namun, menjadi wirausahawan dessert dan pastry tentu tak semudah menjilat es krim. Inovasi menu dan persaingan pasar yang ketat menjadi tantangan utama dalam industri ini.

Hal ini juga dialami oleh Dira (34) yang memulai bisnisnya sejak 2015 dengan mendirikan DF Patisserie. Berawal dari kecintaannya pada dunia baking, Dira memutuskan untuk mengambil sekolah baking di Australia dan membuka bisnis pastry di Indonesia. 

Memiliki kisaran harga Rp150.000 – Rp525.000, DF Patisserie menjaga kualitas produknya dengan menggunakan bahan-bahan yang diimpor langsung dari Australia.

Baca juga: Bisnis Kreatif Anak Muda Melukis Cuan lewat Nail Art

Uniknya, meskipun DF Patisserie belum memiliki offline store, namun brand ini cukup dikenal berkat usaha Dira yang menitipkan produknya di beberapa coffee shop di Jakarta dan kerap mengikuti event-event besar. 

Kendati demikian, Dira mengaku mengalami kesulitan terutama pada masa pandemi dimana beberapa coffee shop tempatnya menitipkan produk terpaksa gulung tikar. Melihat hal tersebut, Dira berusaha menguatkan penjualannya secara online.

Meskipun saat ini banyak tren hidangan pastry, Dira mengaku tidak terlalu mengikuti tren-tren tersebut. Sebaliknya, dia justru menguatkan penjualan untuk menu-menu andalannya dan terus mengeksplorasi resep atau menu yang ingin dia ciptakan. 

Selain itu, untuk menyiasati masa ketika penjualan rendah, DF Patisserie kerap memberikan promo untuk beberapa menunya. Strategi Dira ini cukup berhasil. Pasalnya, terhitung dari tahun 2015 ketika dia baru membuka bisnisnya, omzet yang berhasil dia raup mencapai Rp20 juta dan sekitar Rp70 juta hingga Rp80 juta ketika high season. 

“Aku ada target untuk omzet tiap tahun harus naik minimal 20% sampai 30% selalu tercapai. Jadi setiap tahun omzetnya pasti naik," katanya.

Saat ini, DF Patisserie telah memiliki lebih dari 20 varian pastry dan cake. Untuk mempromosikan bisnisnya, Dira sering membuat konten di platform Instagram dan TikTok milik DF Patisserie yang berhasil meraup lebih dari 10.000 penonton di setiap videonya. 
 

Deretan dessert di The Deli Bakes. (Sumber: Hypeabis.id/Alya Hafilah)

Deretan dessert di The Deli Bakes. (Sumber: Hypeabis.id/Alya Hafilah)


Sementara itu, di Kota Bandung, The Deli Bakes juga menemukan peluang bisnis yang menjanjikan ini. Didirikan oleh Caren (26), Bella (29), dan Deddy (31) sejak 2022 ketika masa pandemi. Berawal dari Bella yang gemar membantu neneknya dalam membuat kue menimbulkan dorongan pada dirinya untuk mendirikan bisnis pastry pada 2020 secara online. 

Selanjutnya, pada 2022, mereka bertiga memutuskan untuk membuka cabang pertama The Deli Bakes. Jelang dua tahun kemudian tepatnya di bulan Agustus 2024, The Deli Bakes kembali membuka cabang kedua mereka dengan toko yang jauh lebih besar dan menu yang lebih beragam di sudut Kota Bandung lainnya. 

Bermula dari dapur online, mereka bertiga mengeluarkan modal Rp150 juta dan berhasil meraup keuntungan mencapai Rp100 juta – Rp 200 juta per bulan hanya dari satu cabang. 

Salah satu hal yang menarik dari The Deli Bakes adalah menunya yang 100% homemade. Selain itu, mereka juga berinovasi dengan cara membuat tampilan menu yang menarik tanpa menghilangkan cita rasa khas dari menu itu sendiri. 

Kisaran harga menu di The Deli Bakes adalah Rp12.000 hingga Rp85.000. Jika sebelumnya The Deli Bakes hanya memiliki menu kue dan kopi, kini dengan dibukanya cabang kedua, The Deli Bakes juga memiliki hidangan berat dan beberapa menu tambahan lainnya. 

The Deli Bakes memiliki misi untuk memberdayakan anak muda. Oleh karena itu, seluruh pekerjanya merupakan anak-anak muda. Hal ini dilatarbelakangi karena The Deli Bakes sendiri didirikan oleh anak muda. “Dari anak muda untuk anak muda” adalah visi yang ingin disampaikan oleh mereka bertiga.

“Aku enggak ingin orang-orang yang datang ke sini cuma sekadar mereka datang, kita cuan. Kita mau menyampaikan kehangatan seperti rumah untuk pelanggan. Kita ingin pelanggan bisa merasakan perasaan senang, bahagia, dan disambut di sini,” tutur Caren.

Baca juga: Ladang Cuan di Balik Usaha Fesyen Berkelanjutan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

7 Anime Dub Bahasa Indonesia Tayang di Crunchyroll September 2024

BERIKUTNYA

6 Pameran Seni September 2024, Ada Propaganda: Official Hoax hingga Tanah Air Gerilya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: