CEO Dapur Cokelat, Silviano Christian & Co-Founder Muscle First, Sally Varsy (Sumber gambar: Dok. Tjufoo)

Relevansi Jadi Kunci Persaingan, Begini Strategi Bisnis ala CEO Dapur Cokelat

05 June 2023   |   18:23 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Brand kue dan cokelat legendaris, Dapur Cokelat tampaknya makin unjuk gigi. Kali ini, produk berbasis kue membawa nama Chief Executive Officer (CEO) Dapur Cokelat, Silviano Christian itu masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2023.

Tidak hanya itu, pendiri dari produk suplemen kesehatan kekinian, Clinton Augusto dan Sally Varsy dari Muscle First juga masuk dalam daftar anak muda berusia di bawah 30 tahun yang sukses membat terobosan penting.

Baca juga: Mengenal Sigit Djokosoetono, Bos Blue Bird yang Viral Nyamar Jadi Sopir Taksi

Nama Silviano Christian, Clinton Augusto, dan Sally Varsy masuk dalam daftar 19 nama pengusaha muda Indonesia di Forbes 30 Under 30 Asia 2023. Baru bergabung dengan brand agregator Tjufoo, kini nama ketiganya melenggang dalam deretan CEO dan Founder di majalah Forbes Asia. Akuisisi yang dilakukan Tjufoo terhadap Dapur Cokelat dan Muscle First ini turut mendorong usaha bisnis produk makanan berbasis bisnis direct-to-consumer di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, Dapur Cokelat telah berkiprah selama 22 tahun di Indonesia. Selama lebih dari dua dekade, Silviano aktif menambah saluran penjualan online dan peningkatan titik penjualan di berbagai wilayah di Indonesia. Begitupun dengan Muscle First yang berdiri pada 2017. Melihat peluang bertumbuhnya pangsa pasar suplemen di Indonesia, keduanya membuat produk yang disesuaikan dengan selera orang Indonesia.


Relevansi Melalui Diversifikasi Produk

Baik Dapur Cokelat atau Muscle First setuju jika penjualan produk makanan ikut melemah kala pandemi. Namun, keduanya tetap fokus pada pendekatan product-centric dan consumer-centric untuk memperluas jangkauan pelanggan di seluruh Indonesia. Dua produk ini berusaha untuk terus berinovasi melalui diversifikasi produk yang sedang tren di masyarakat.

Misalnya, Dapur Cokelat melahirakan produk pre-mix untuk kebutuhan konsumen yang hendak belajar memasak di rumah selama pandemi. Kemudian, bergabungnya Dapur Cokelat dengan Tjufoo juga merupakan bentuk adaptasi dari fleksibelitas Dapur Cokelat melihat preferensi konsumen yang semakin digital-savvy atau mencari produk menggunakan fitur digital.

Dengan berkembangnya berbagai macam teknik pemasaran, rasanya word of mouth atau menjual produk dari mulut ke mulut semakin terlupakan. Padahal, strategi ini masih terbilang matang untuk memasarkan produk, terutama di era digital. Bahkan, strategi word of mouth dapat dikatakan efektif untuk mendapat respon pasar dalam waktu yang cepat.

Kuncinya ada di fleksibelitas konten, di mana produk dipasarkan dengan cara yang lembut dibalut konten inspiratif. Muscle First melakukan pengembangan konten tentang olahraga dan kesehatan sembari memasarkan produknya.

Apalagi saat pandemi lalu, minat terhadap olahraga meningkat pesat. Cara-cara seperti ini juga efektif menunjang brand awareness. Sally menyebutkan, strategi word of mouth melalui komunikasi digital sukses memperluas basis pelanggan dengan mulus. Dengan sistem jejaring reseller, potensi pasar dalam memperluas online dan offline juga semakin besar.
 

SEBELUMNYA

Aturan Minum Air saat Olahraga Lari Supaya Tubuh Tidak Dehidrasi

BERIKUTNYA

3 Taman Nasional yang Indah di Indonesia Tapi Banyak Cerita Angker

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: