Pertunjukan teater Misteri Pembaca Terakhir diadakan di TIM (Sumber gambar/ilustrasi: Pexels/ Francesco Ungaro)

"Membaca" Beragam Buku & Melintasi Dunia Imajinasi Dalam Pertunjukan Teater Misteri Pembaca Terakhir

01 September 2024   |   22:34 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Tidak hanya sekadar menghibur, pertunjukan teater berjudul Misteri Pembaca Terakhir yang digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta juga menyajikan cerita yang menggelitik. Dibalut dengan komedi yang renyah, pertunjukan ini memiliki pesan yang begitu mendalam dan mungkin membuat telinga sejumlah pihak terasa panas.

Dengan durasi yang cukup panjang, yakni lebih dari 2 jam, pertunjukan teater Misteri Pembaca Terakhir akan mengajak para penonton untuk mengerti arti penting buku bagi individu. Tidak hanya itu, pertunjukan ini juga menyampaikan pesan dan fakta yang terjadi dengan buku dan para pembacanya pada saat ini.

Jika mengingat kejadian beberapa tahun silam, pihak berwenang pernah melakukan pengejaran terhadap banyak individu lantara membaca buku-buku tertentu. Tidak hanya itu, penguasa juga terlihat takut dengan buku dan melakukan perampasan terhadap “jendela pengetahuan” tersebut.

Baca juga: Pesta Literasi Indonesia 2024 Siap Dihelat di TIM, Hadirkan Bazar Buku hingga Teater Musikal

Sementara itu, lewat pertunjukan ini, Genhype dapat melihat bagaimana toko buku harus nelangsa karena banyak orang tidak peduli terhadap buku. Banyak individu lebih asik dengan gawai pintar yang ada di tangan.

Dalam perjalanan cerita, para pemain yang terlibat di dalamnya memasukkan sindiran-sindiran tentang banyak kasus yang terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan, dari kasus pembunuhan yang tidak terungkap lantaran CCTV mati sampai ketidakpedulian negara terhadap literasi bangsa.

Pemangku kekuasaan lebih memilih membangun istana yang megah dengan dana triliunan daripada membangun literasi bangsa dengan membanyak buku dan mendirikan banyak perpustakaan di daerah-daerah terpencil.

Genhype akan dapat dengan mudah mencerna cerita yang tersaji. Kemudian, pesan dalam pertunjukan ini juga begitu lugas dan tidak akan membuat Genhype harus pusing untuk menerima setiap pesan yang disampaikan.

Selain itu, Genhype juga akan menemukan kutipan-kutipan terkenal tentang buku dalam setiap cerita. Kemudian, sejumlah karakter ternama juga akan mengingatkan Genhype tentang cerita-cerita yang tidak asing lagi.

Nama-nama detektif Sherloc Om yang merupakan pelesetan dari Sharlock Holmes, Hercules Peyot dari Hercule Poirot, dan juga inspektur Lucas akan menjadi bagian dalam karakter di pertunjukan Misteri Pembaca Terakhir.

Sementara itu, karakter utama pertunjukan ini akan mengingatkan nama-nama yang ada dalam novel, buku, atau majalah yang tidak asing lagi di masyarakat Indonesia.

Genhype akan mendapati nama Ronron yang akan mengingatkan dengan karakter dalam Harry Potter. Meskipun begitu, nama asli sang karakter Sapardi Djoko Pinurbo. Nama ini merupakan gabungan dari dua sastrawan Indonesia, yakni Sapardi Djoko Damono dan Djoko Pinurbo.

Selain itu, ada karakter Bella yang akan membuat banyak orang langsung teringat dengan karya terkenal lainnya, yakni Twilight. Kemudian, karakter Alif dan Lupus adalah dua orang yang akan membuat Genhype merujuk pada novel 5 Menara dan Lupus.

Pertunjukan Misteri Pembaca Terakhir juga menampilkan akting yang mumpuni dari para pemainnya. Karakter utama yang tergabung dalam lima sekawan terlihat mampu menjalani peran yang diembannya di atas panggung.

Di antara para penampil, komedian Lies Hartono atau Cak Lontong dan Insan Nur Akbar atau yang kerap disapan Akbar mampu membuat Graha Bhakti Budaya bergemuruh. Kedua komedian ini berhasil menghibur para penonton dengan materi lawakan yang dibawakan.

Tidak hanya itu, kedua komedian yang berperan sebagai inkuisitor ini juga mampu membawakan materi-materi yang akan mengingatkan Genhype terhadap kejadian beberapa waktu belakangan di Indonesia.

Set panggung dan musik yang tersaji juga akan melengekapi penampilan para pemeran di atas panggung dan mendukung cerita yang dibawakan.

Pertunjukan Misteri Pembaca Terakhir lebih menekankan kepada alur cerita dan lawakan yang akan membuat Genhype tertawa. Meskipun tersaji, koreografi para penari yang disuguhkan di atas panggung terasa kurang greget secara keseluruhan.

Cerita pertunjukan teater Misteri pembaca Terakhir diawali dengan dua makhluk misterius yang mengawasi toko bernama Lima Kawan. Mereka memberikan tanda silang berwarna merah di pintu toko tersebut.

Pemilik toko, yakni Alif, Bella, Ronron, Lupus, dan Karmila yang datang berkunjung kaget dengan tanda itu – terutama Bella. Berbagai macam spekulasi bermunculan tentang tanda itu. Salah satu di  antaranya adalah biaya sewa yang masih harus dibayar sampai sepinya para pengunjung.

Tidak hanya itu, mereka juga mengungkapkan kondisi sedih yang menimpa buku, seperti perampasan dan pembakaran karena dianggap berbahaya. Di tengah konflik, Alif mengungkapkan ide untuk menutup buku dan mendirikan kedai kopi yang banyak bermunculan seperti jamur di musim hujan.

Di tengah-tengah konflik yang terjadi, Ronron menghilang karena diculik oleh para makhluk misterius. Keempat karakter lainnya pun memutuskan untuk mencari Ronron. Dalam pencariannya, mereka menemukan banyak hal dan berjumpa dengan banyak karakter.

Selain para detektif yang telah pensiun, seperti Shareloc Om, Hercules Peyot, dan Inspektur Lucas, mereka juga bertemu dengan karakter lain, yakni Jeng Yah, Srintil, Lelaki Penjaga Senja, dan Anak Bajang.

Secara keseluruhan, Genhype akan diajak ke dalam petualangan “membaca” dan menantang ingatan terhadap berbagai macam buku yang mungkin pernah dilumat. Pada akhirnya, Misteri Pembaca Terakhir mungkin bukan tokoh yang ada di atas panggung.

Misteri Pembaca Terakhir bisa saja menjadi para penonton yang gemar membaca dan akan begitu teringat kepada kutipan-kutipan buku tau karakter yang tersaji di atas panggung. Tidak hanya itu, Genhype juga akan menemukan puisi-puisi yang tersaji dari para pemain di atas panggung.

Baca juga: Eksklusif Seniman Landung Simatupang: Menekuni Teater Sebagai Hobi Ketimbang Gila

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

Synchronize Fest 2024 Bakal Potret Jejak Pengaruh Musik Indonesia di Kancah Global

BERIKUTNYA

Hypeprofil Sastrawan Felix K Nesi: Budaya Bertutur Melahirkan Keberanian Imajinasi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: