Pandemi Pacu Kaum Muda Dalami Sains & Teknologi
04 September 2021 |
20:19 WIB
Pandemi Covid-19 secara tidak langsung kian menyadarkan banyak orang akan pentingnya pengembangan pendidikan Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika melebihi situasi sebelumnya. Mulai dari cepatnya pengembangan vaksin Covid-19 hingga teknologi terbaru.
Pendidikan Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika (STEM) telah membantu kita mengatasi berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat dari pandemi global. Berdasarkan hasil survei persepsi sains global yang dilakukan State of Science Index (SOSI) 2021, sebanyak 91 persen responden yang tinggal di wilayah Asia-Pasifik (APAC) setuju bahwa dunia membutuhkan lebih banyak orang yang berkarier di bidang STEM.
Angka itu berbanding tipis dengan persentase dunia sebanyak 90 persen. Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan semacam business case yang bisa memberdayakan generasi berikutnya untuk menjadi generasi pemikir, pemimpin, dan kreatif dengan beberapa hal berikut berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan teknologi 3M.
1. Memberdayakan talenta di bidang STEM
Pemberdayaan generasi muda sangat dibutuhkan untuk membangun talenta terampil yang akan meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta daya saing. Namun, Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia baru-baru ini melaporkan kurangnya peneliti dan insinyur dalam negeri. Dengan 2.500 insinyur dan 7.400 peneliti per satu juta orang, Indonesia menjadi salah satu dengan rasio peneliti per satu juta penduduk terendah di kawasan ASEAN.
Meskipun begitu, dalam studi sebelumnya menunjukkan sebanyak 66 persen responden yang merupakan masyarakat di Kawasan Asia-Pasifik terinspirasi untuk meniti karier di bidang STEM.
Selain itu, sebanyak 63 persen dari mereka juga percaya bahwa selama pandemi, ilmuwan dan tenaga kesehatan menginspirasi generasi baru untuk mengejar karier di sektor STEM di masa depan.
2. Membawa perspektif baru dari generasi muda
Dalam satu perusahaan, selain seorang pemimpin yang berpengalaman, juga membutuhkan perspektif baru dari generasi yang inovatif dan memiliki semangat yang tinggi.
3. Meningkatkan makna kerja
Dewasa ini, banyak pekerja yang mulai mencari makna dibalik pekerjaan mereka. sebuah studi global pada tahun 2019 menemukan bahwa, bagi karyawan, makna dan tujuan adalah aspek terpenting dari pekerjaan. Mereka yang menganggap pekerjaan mereka bermakna juga lebih menghargai ruang lingkup pekerjaan mereka sebanyak empat kali lipat.
Saat mengeksplorasi implikasi dari pekerjaan yang berarti bagi karyawan di Asia, para peneliti juga menemukan bahwa hal itu tidak hanya berdampak positif pada produktivitas dan kinerja, tetapi juga mendorong loyalitas karyawan. Dengan menggambarkan tujuan mereka dengan lebih jelas, perusahaan dapat menarik lebih banyak generasi muda untuk menjadi talenta yang berprestasi.
Editor: Roni Yunianto
Pendidikan Sains, Teknologi, Teknik, Seni, dan Matematika (STEM) telah membantu kita mengatasi berbagai tantangan yang muncul sebagai akibat dari pandemi global. Berdasarkan hasil survei persepsi sains global yang dilakukan State of Science Index (SOSI) 2021, sebanyak 91 persen responden yang tinggal di wilayah Asia-Pasifik (APAC) setuju bahwa dunia membutuhkan lebih banyak orang yang berkarier di bidang STEM.
Angka itu berbanding tipis dengan persentase dunia sebanyak 90 persen. Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan semacam business case yang bisa memberdayakan generasi berikutnya untuk menjadi generasi pemikir, pemimpin, dan kreatif dengan beberapa hal berikut berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan teknologi 3M.
1. Memberdayakan talenta di bidang STEM
Pemberdayaan generasi muda sangat dibutuhkan untuk membangun talenta terampil yang akan meningkatkan produktivitas, kreativitas, serta daya saing. Namun, Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia baru-baru ini melaporkan kurangnya peneliti dan insinyur dalam negeri. Dengan 2.500 insinyur dan 7.400 peneliti per satu juta orang, Indonesia menjadi salah satu dengan rasio peneliti per satu juta penduduk terendah di kawasan ASEAN.
Meskipun begitu, dalam studi sebelumnya menunjukkan sebanyak 66 persen responden yang merupakan masyarakat di Kawasan Asia-Pasifik terinspirasi untuk meniti karier di bidang STEM.
Selain itu, sebanyak 63 persen dari mereka juga percaya bahwa selama pandemi, ilmuwan dan tenaga kesehatan menginspirasi generasi baru untuk mengejar karier di sektor STEM di masa depan.
Ilustrasi (Dok. Science in HD/Unsplash)
2. Membawa perspektif baru dari generasi muda
Dalam satu perusahaan, selain seorang pemimpin yang berpengalaman, juga membutuhkan perspektif baru dari generasi yang inovatif dan memiliki semangat yang tinggi.
3. Meningkatkan makna kerja
Dewasa ini, banyak pekerja yang mulai mencari makna dibalik pekerjaan mereka. sebuah studi global pada tahun 2019 menemukan bahwa, bagi karyawan, makna dan tujuan adalah aspek terpenting dari pekerjaan. Mereka yang menganggap pekerjaan mereka bermakna juga lebih menghargai ruang lingkup pekerjaan mereka sebanyak empat kali lipat.
Saat mengeksplorasi implikasi dari pekerjaan yang berarti bagi karyawan di Asia, para peneliti juga menemukan bahwa hal itu tidak hanya berdampak positif pada produktivitas dan kinerja, tetapi juga mendorong loyalitas karyawan. Dengan menggambarkan tujuan mereka dengan lebih jelas, perusahaan dapat menarik lebih banyak generasi muda untuk menjadi talenta yang berprestasi.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.