Ilustrasi virus (Sumber gambar: Markus Spiske/Pexels)

Simak Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia, Tetap Waspada

26 August 2024   |   06:57 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Untuk kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Mpox dalam status darurat kesehatan masyarakat. Status Public Health Emergency of Continental Security (PHECS) diumumkan pada Rabu (14/8/2024) menyusul peningkatan kasus di Republik Demokratik Kongo dan negara Afrika lainnya.
 
Di Indonesia, sebanyak 88 kasus Mpox telah dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Rinciannya, 59 kasus terdeteksi di DKI Jakarta, 13 kasus di Jawa Barat, 9 kasus di Banten, 3 kasus di Jawa Timur, 3 kasus di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan 1 kasus dari Kepulauan Riau. Namun, sebanyak 87 pasien di antaranya telah dinyatakan sembuh.
 
Melihat Laporan Update Mingguan Mpox di Indonesia dalam rentang 2022-2024 yang dirilis Kemenkes RI, terlihat jika tren mingguan kasus konfirmasi Mpox dengan periode kasus terbanyak terjadi pada Oktober 2023 lalu.

Namun, status darurat yang dilontarkan WHO belakangan membuat negara-negara di dunia mulai merespons cepat mengenai potensi penyebaran virus.  Antisipasi baik melalui pengetatan pintu masuk ke hingga surveilans secara kontinu terhadap kasus-kasus wabah. 

Baca juga: WHO Temukan 3 Kasus Mpox Baru di Dunia, Ada Varian Clade 1B yang Berbahaya
 
Plh. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Yudhi Pramono mengatakan, dari total kasus yang kini dikonfirmasi di Indonesia, sebanyak 54 kasus diantaranya telah memenuhi kriteria untuk dilakukan whole genome sequencing (WGS).

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui varian virus dari sebaran Mpox saat ini. Dari 54 kasus tersebut, dideteksi bahwa seluruhnya merupakan varian Clade IIB. Hingga saat ini, varian Mpox Clade Ia dan 1b yang banyak ditemukan di Afrika belum terdeteksi di Indonesia.
 
“Clade II ini mayoritas menyebarkan wabah Mpox pada 2022 hingga saat ini dengan fatalitas lebih rendah dan ditularkan sebagian besar dari kontak seksual,” ungkap Yudhi pada konferensi pers Perkembangan Kasus Mpox di Indonesia. 
 
Yudhi menegaskan, menurut refleksi angka fatality rate, Clade I memang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Clade II. Saat ini, terdapat 2 jenis clade Mpox yang beredar, yakni Clade I yang berasal dari Afrika Tengah. dengan subclade 1a. Subclade 1a ini memiliki case fatality rate yang lebih tinggi daripada clade lain.

Penularannya juga terjadi melalui beberapa mode transmisi. Sementara itu, subclade 1b ditularkan sebagian besar dari kontak seksual dengan case fatality rate hingga 11 persen. 

Sementara Clade II berasal dari Afrika Barat dengan subclade IIa dan IIb dengan case fatality rate 3,6 persen. Clade II memiliki case fatality rate yang lebih rendah dengan kasus sebagian besar berasal dari kontak seksual pada saat wabah awal terjadi 2022 lalu.

Baca juga: Pakar Kesehatan UGM: Gejala Mpox Lebih Ringan Tapi Berpotensi Jadi Wabah

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Hypereport: Memulihkan Diri Melalui Lukisan

BERIKUTNYA

7 Film Netflix dengan Rating Hampir Sempurna dari Kritikus Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: