Indonesia tengah menghadapi peningkatan kasus virus cacar monyet. (Sumber foto: Pexels/Andrea Piacquadio)

Kasus Mpox di Indonesia Melonjak, Kenali Cara Penularan dan Gejalanya

21 August 2024   |   20:00 WIB
Image
Wildan Adil Hilba Mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta

Belakangan ini, Indonesia tengah menghadapi peningkatan kasus virus cacar monyet atau yang lebih dikenal sebagai virus Monkeypox (Mpox). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 17 Agustus 2024, tercatat bahwa jumlah pengidap Mpox di Indonesia telah mencapai 88 kasus. 

Melansir dari laman resmi Kemenkes, virus Mpox telah menyebar ke beberapa kota besar di Indonesia. Jakarta menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 59 kasus. Sementara itu, Jawa Barat mencatat 13 kasus, Banten 9 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 3 kasus, dan Kepulauan Riau dengan 1 kasus.

Dr. dr. Prasetyadi Mawardi, SpKK(K) dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI) menjelaskan bahwa varian Mpox Clade I, baik 1a maupun 1b, belum terdeteksi di Indonesia. Sejak 2022 hingga saat ini, varian yang ditemukan di Indonesia adalah Clade II. 

"Clade I memiliki tingkat fatalitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Clade II. Penularannya biasanya terjadi melalui kontak erat, bukan hanya melalui kontak seksual," ujarnya. 

Baca juga: WHO Deklarasikan Monkeypox dalam Status Darurat Kesehatan Global 

Lantas, apa itu virus Mpox? mengutip laman World Health Organization (WHO), Mpox adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Penyakit ini dapat menyebabkan ruam yang menyakitkan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan demam. Kebanyakan orang sembuh total, tetapi beberapa orang menjadi sangat sakit.

Penyakit Mpox disebabkan oleh virus cacar monyet (MPXV), yaitu virus DNA untai ganda yang berselubung dari genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Virus ini termasuk variola, cacar sapi, vaksinia, dan virus lainnya. Terdapat dua klade genetik dari virus ini, yaitu klade I dan klade II. 
 

Penularan Mpox 

Penularan dari orang ke orang terjadi melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau bagian tubuh lain seperti mulut atau alat kelamin. Kontak semacam ini bisa terjadi melalui aktivitas sehari-hari seperti berbicara, bernafas, berciuman, atau melalui hubungan seksual.

Virus ini masuk ke tubuh melalui luka di kulit, permukaan mukosa seperti mulut, faring, mata, atau melalui saluran pernapasan. Mpox juga dapat menyebar di antara anggota rumah tangga dan pasangan seksual, terutama bagi mereka yang memiliki banyak pasangan seksual. 

Penularan dari hewan ke manusia juga bisa terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, atau melalui aktivitas seperti berburu, memasak, atau memakan hewan yang terinfeksi. 
 

Gejala Mpox 

Gejala Mpox biasanya muncul dalam 1 hingga 21 hari setelah terpapar dan dapat berlangsung selama 2 hingga 4 minggu. Beberapa gejala yang umum dialami adalah sebagai berikut: 
  • Ruam
  • Demam 
  • Sakit tenggorokan 
  • Sakit kepala 
  • Nyeri otot 
  • Sakit punggung 
  • Kelelahan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening.
Ruam dapat muncul di berbagai bagian tubuh seperti telapak tangan, telapak kaki, wajah, mulut, hingga area genital dan rektum. Ruam ini bermula sebagai luka datar yang kemudian berkembang menjadi lepuh berisi cairan, yang mungkin terasa gatal atau nyeri sebelum akhirnya mengering dan rontok. 

Baca juga: 7 Fakta Penting tentang Kasus Monkeypox di Indonesia

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Inovasi Lokal Diperlukan dalam Kegiatan Konservasi Museum dan Cagar Budaya

BERIKUTNYA

Film Kuasa Gelap Siap Tayang di 33 Negara lewat Jalur Distribusi Pre-Sale

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: