Pagelaran Sabang Merauke Pahlawan Nusantara 2024, Kala Budaya Tradisional & Modern Bertemu
17 August 2024 |
20:28 WIB
Dua kata yang tepat untuk menggambarkan Pagelaran Sabang Marauke – Pahlawan Nusantara adalah luar biasa dan spektakuler. Pertunjukan teater musikal berdurasi lebih dari 2 jam ini membuat penonton terkagum-kagum, dengan penampilan para pemain, penari, tata lampu, orkestra, dan set yang memukau
Pertunjukan teater Pagelaran Sabang Marauke – Pahlawan Nusantara yang dipentaskan di Jakarta International Expo, Kemayoran, pada 17-18 Agustus 2024 memberikan rasa baru dengan keterlibatan karakter pewayangan Bagong dan Petruk yang masing-masing diperankan oleh Indra Bekti dan Risang Janur Wendo.
Baca juga: Siap Dihelat, Cek Fakta Unik Pagelaran Sabang Merauke: Pahlawan Nusantara
Celetuk dan candaan-candaan yang terlontar kerap menghibur para penonton, sehingga membuat suasana terasa ringan di tengah pesan tentang kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia dan juga para pahlawan yang menjadi bagian dari Indonesia. Meskipun begitu, pesan tentang kebudayaan dan pahlawan nusantara tetap dapat sampai kepada penonton.
Dari sisi cerita, edisi 2024 tentu berbeda dengan 2023. Jika pada tahun lalu suguhuan cerita tentang Pahlawan Nusantara dibalut dalam cerita antara cucu dan kakek, kini cerita itu dibalut dengan konflik antara seni pertunjukan modern dan tradisional.
Para penonton akan mendapatkan suguhan persinggungan dua spirit kebudayaan antara tradisi dan modern pada saat ini. Keduanya “berbaur” dalam lingkungan yang penuh ketegangan. Namun, tetap bersinergi untuk “mengurai” lagi arti dari perjuangan dan kemerdekaan.
Pada awal cerita, para penonton akan mendapatkan penampilan dari sejumlah anak yang sedang menari tarian modern dengan menggunakan lagu K-Pop. Namun, penampilan mereka terhenti karena sejumlah pemuda lainnya yang menentang penampilan mereka.
Konflik pun tidak terelakan antara kedua kelompok. Namun, Bagong dan Petruk yang hadir mampu menengahi. Tidak hanya itu, mereka yang hadir dengan segala kelucuannya memperkenalkan kepada para pemuda dan pemudi tentang kebudayaan dan pahlawan yang pernah ada di Indonesia.
Lewat pertunjukan yang spektakuler, penonton akan mendapatkan suguhan fragmen-fragmen cerita pahlawan yang beragam dari banyak daerah. Di Aceh ada Teuku Umar & Cut Nyak Dhien yang berjuang melawan penjajah.
Penggambaran semangat kedua pahlawan nusanara dari daerah yang kerap disebut Serambi Makkah itu diawali dengan kemunculan para Inong Bale penari perempuan yang datang dari segala sisi & menyergap secara tiba-tiba. Kedatangan mereka sebagai bentuk hantaran suasana gerilya yang dilakukan oleh Teuku Umar & Cut Nyak Dhien ketika melawan Belanda.
Penonton juga akan mendengarkan mantra kutidhieng yang akan membuat merinding. Mantra itu untuk menggugah para pasukan perempuan yang sering disebut Harimau Perempuan untuk mengayunkan rencong. Dari Aceh, penonton akan mendapatkan pertunjukan tentang pahlawan dari Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Di Sumatra Utara, Genhype akan diajak meneledani sosok Amir Hamzah yang merupakan pujangga dan pahlawan dari tanah Melayu. Kalian akan mendengarkan syair-syair yang dirapaplkan dan menyaksikan keberadaan 2 manusia yang jatuh-bangun dan saling menaklukan. Langkah mereka mengisyaratkan kerinduan tentang kasih yang tidak sampai.
Tarian Tor-Tor dari Batak dan tradisi lompat batu dari Nias diringi oleh lagu Sik Sik Sibatumanikan & Alusi Au menggambarkan upaya penghormatan dan perayaan terhadap segala bentuk perjuangan yang terjadi.
Sementara itu, dari Sumatra Barat, penonton juga akan mendapatkan suguhan tentang Siti Manggopoh yang juga dikenal sebagai Singa Betina dari Minangkabau. Genhype dapat melihat betapa lembut perempuan dari Minang. Namun, di saat yang sama, mereka juga dapat berubah menjadi wanita yang memiliki pendirian teguh.
Selain pahlawan nusantara sebelum era kemerdekaan, Genhype juga dapat menyaksikan pahlawan era kemerdekaan atau perjuangan dan era saat ini. Salah satu di antaranya adalah tentang sosok prajurit muda bernama Muhammad Toha yang rela mengorbankan nyawa untuk masuk dan menghancurkan gudang mesiu miliki sekutu di wilayah Dayeuh Kolot, Bandung Selatan, atau yang dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.
Sementara itu, pahlawan lain yang juga ditampilkan dalam teater musikal ini adalah individu yang membaktikan diri di hutan-hutan pedalaman untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak suku pedalaman yang ada di Indonesia.
Dari sisi penyanyi, nama-nama seperti Isyana Sarasvati, Yura Yunita, Christine Tambunan, Taufan Purbo, dan lainnya mampu menyuguhkan penampilan yang luar biasa. Penampilan mereka membawakan lagu dan alunan musik orkestra yang dipimpin oleh konduktor Avip Priatna dapat membuat para penonton hanyut bersamanya.
Tidak hanya itu, lagu dan sound yang tersaji juga mampu membangun suasana dalam mendukung cerita. Di antara itu semua, koreografi atau tarian yang disajikan oleh para dancer dan pemeran adalah sajian yang membuat banyak penonton terpana. Mereka mampu menyuguhkan tarian yang begitu indah.
Para penari kerap menampilkan koreografi yang begitu tegas. Namun, mereka juga kerap menyuguhkan tarian yang begitu lembut. Tidak hanya itu, di antara koreografi yang tersaji, Genhype juga akan menyaksikan perpaduan antara tari tradisional dan modern, seperti balet.
Meskipun secara keseluruhan penampilan Pagelaran Sabang Marauke – Pahlawan Nusantara kerap memberikan decak kagum para penonton, ada beberapa bagian yang mungkin perlu menjadi perhatian.
Penonton disarankan untuk membaca buku pertunjukan yang diterima sebelum acara dimulai. Tanpa membacanya terlebih dahulu, Genhype mungkin akan kesulitan mengikuti alur cerita. Saat Hypeabis.id menontonnya, beberapa pelafalan terdengar kurang jelas.
Pertunjukan ini memang memiliki benang merah atau cerita besar yang ingin disampaikan. Namun, kalian akan mendapatkan suguhan potongan-potongan kisah pahlawan dari banyak daerah yang perlu dimengerti.
Terlepas dari itu semua, lewat pertunjukan Pagelaran Sabang Marauke – Pahlawan Nusantara, penonton akan sadar bahwa Indonesia kayak akan budaya yang harus dilestarikan. Ada banyak pahlawan yang telah berjasa terhadap keberadaan dan keberlangsungan negara ini. Perbedaan-perbedaan yang ada merupakan sebuah kekayaan yang harus dipertahankan dan bukan saling mengalahkan, termasuk modernitas.
Baca juga: Avip Priatna Padukan Musik Tradisional & Orkestra di Pagelaran Sabang Merauke 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Pertunjukan teater Pagelaran Sabang Marauke – Pahlawan Nusantara yang dipentaskan di Jakarta International Expo, Kemayoran, pada 17-18 Agustus 2024 memberikan rasa baru dengan keterlibatan karakter pewayangan Bagong dan Petruk yang masing-masing diperankan oleh Indra Bekti dan Risang Janur Wendo.
Baca juga: Siap Dihelat, Cek Fakta Unik Pagelaran Sabang Merauke: Pahlawan Nusantara
Celetuk dan candaan-candaan yang terlontar kerap menghibur para penonton, sehingga membuat suasana terasa ringan di tengah pesan tentang kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia dan juga para pahlawan yang menjadi bagian dari Indonesia. Meskipun begitu, pesan tentang kebudayaan dan pahlawan nusantara tetap dapat sampai kepada penonton.
Dari sisi cerita, edisi 2024 tentu berbeda dengan 2023. Jika pada tahun lalu suguhuan cerita tentang Pahlawan Nusantara dibalut dalam cerita antara cucu dan kakek, kini cerita itu dibalut dengan konflik antara seni pertunjukan modern dan tradisional.
Para penonton akan mendapatkan suguhan persinggungan dua spirit kebudayaan antara tradisi dan modern pada saat ini. Keduanya “berbaur” dalam lingkungan yang penuh ketegangan. Namun, tetap bersinergi untuk “mengurai” lagi arti dari perjuangan dan kemerdekaan.
Pada awal cerita, para penonton akan mendapatkan penampilan dari sejumlah anak yang sedang menari tarian modern dengan menggunakan lagu K-Pop. Namun, penampilan mereka terhenti karena sejumlah pemuda lainnya yang menentang penampilan mereka.
Konflik pun tidak terelakan antara kedua kelompok. Namun, Bagong dan Petruk yang hadir mampu menengahi. Tidak hanya itu, mereka yang hadir dengan segala kelucuannya memperkenalkan kepada para pemuda dan pemudi tentang kebudayaan dan pahlawan yang pernah ada di Indonesia.
Lewat pertunjukan yang spektakuler, penonton akan mendapatkan suguhan fragmen-fragmen cerita pahlawan yang beragam dari banyak daerah. Di Aceh ada Teuku Umar & Cut Nyak Dhien yang berjuang melawan penjajah.
Penggambaran semangat kedua pahlawan nusanara dari daerah yang kerap disebut Serambi Makkah itu diawali dengan kemunculan para Inong Bale penari perempuan yang datang dari segala sisi & menyergap secara tiba-tiba. Kedatangan mereka sebagai bentuk hantaran suasana gerilya yang dilakukan oleh Teuku Umar & Cut Nyak Dhien ketika melawan Belanda.
Penonton juga akan mendengarkan mantra kutidhieng yang akan membuat merinding. Mantra itu untuk menggugah para pasukan perempuan yang sering disebut Harimau Perempuan untuk mengayunkan rencong. Dari Aceh, penonton akan mendapatkan pertunjukan tentang pahlawan dari Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
Di Sumatra Utara, Genhype akan diajak meneledani sosok Amir Hamzah yang merupakan pujangga dan pahlawan dari tanah Melayu. Kalian akan mendengarkan syair-syair yang dirapaplkan dan menyaksikan keberadaan 2 manusia yang jatuh-bangun dan saling menaklukan. Langkah mereka mengisyaratkan kerinduan tentang kasih yang tidak sampai.
Tarian Tor-Tor dari Batak dan tradisi lompat batu dari Nias diringi oleh lagu Sik Sik Sibatumanikan & Alusi Au menggambarkan upaya penghormatan dan perayaan terhadap segala bentuk perjuangan yang terjadi.
Sementara itu, dari Sumatra Barat, penonton juga akan mendapatkan suguhan tentang Siti Manggopoh yang juga dikenal sebagai Singa Betina dari Minangkabau. Genhype dapat melihat betapa lembut perempuan dari Minang. Namun, di saat yang sama, mereka juga dapat berubah menjadi wanita yang memiliki pendirian teguh.
Selain pahlawan nusantara sebelum era kemerdekaan, Genhype juga dapat menyaksikan pahlawan era kemerdekaan atau perjuangan dan era saat ini. Salah satu di antaranya adalah tentang sosok prajurit muda bernama Muhammad Toha yang rela mengorbankan nyawa untuk masuk dan menghancurkan gudang mesiu miliki sekutu di wilayah Dayeuh Kolot, Bandung Selatan, atau yang dikenal dengan peristiwa Bandung Lautan Api.
Sementara itu, pahlawan lain yang juga ditampilkan dalam teater musikal ini adalah individu yang membaktikan diri di hutan-hutan pedalaman untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak suku pedalaman yang ada di Indonesia.
Dari sisi penyanyi, nama-nama seperti Isyana Sarasvati, Yura Yunita, Christine Tambunan, Taufan Purbo, dan lainnya mampu menyuguhkan penampilan yang luar biasa. Penampilan mereka membawakan lagu dan alunan musik orkestra yang dipimpin oleh konduktor Avip Priatna dapat membuat para penonton hanyut bersamanya.
Tidak hanya itu, lagu dan sound yang tersaji juga mampu membangun suasana dalam mendukung cerita. Di antara itu semua, koreografi atau tarian yang disajikan oleh para dancer dan pemeran adalah sajian yang membuat banyak penonton terpana. Mereka mampu menyuguhkan tarian yang begitu indah.
Para penari kerap menampilkan koreografi yang begitu tegas. Namun, mereka juga kerap menyuguhkan tarian yang begitu lembut. Tidak hanya itu, di antara koreografi yang tersaji, Genhype juga akan menyaksikan perpaduan antara tari tradisional dan modern, seperti balet.
Meskipun secara keseluruhan penampilan Pagelaran Sabang Marauke – Pahlawan Nusantara kerap memberikan decak kagum para penonton, ada beberapa bagian yang mungkin perlu menjadi perhatian.
Penonton disarankan untuk membaca buku pertunjukan yang diterima sebelum acara dimulai. Tanpa membacanya terlebih dahulu, Genhype mungkin akan kesulitan mengikuti alur cerita. Saat Hypeabis.id menontonnya, beberapa pelafalan terdengar kurang jelas.
Pertunjukan ini memang memiliki benang merah atau cerita besar yang ingin disampaikan. Namun, kalian akan mendapatkan suguhan potongan-potongan kisah pahlawan dari banyak daerah yang perlu dimengerti.
Terlepas dari itu semua, lewat pertunjukan Pagelaran Sabang Marauke – Pahlawan Nusantara, penonton akan sadar bahwa Indonesia kayak akan budaya yang harus dilestarikan. Ada banyak pahlawan yang telah berjasa terhadap keberadaan dan keberlangsungan negara ini. Perbedaan-perbedaan yang ada merupakan sebuah kekayaan yang harus dipertahankan dan bukan saling mengalahkan, termasuk modernitas.
Baca juga: Avip Priatna Padukan Musik Tradisional & Orkestra di Pagelaran Sabang Merauke 2024
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.