Begini Strategi Para Artpreneur Tingkatkan Bisnis Seni Pertunjukan & Konser
29 March 2023 |
13:00 WIB
Pandemi yang berlangsung selama kurang lebih dua tahun membuat industri seni dan hiburan seakan mati suri. Ditambah dengan pembatasan sosial yang ada di masyarakat kala itu turut menghentikan perputaran roda bisnis sektor tersebut. Meski demikian, keadaan ini berangsur memasuki masa pemulihan.
Seiring semakin kondusifnya pandemi, industri hiburan perlahan bangkit kembali, bahkan perputaran bisnisnya kian melaju kencang. Hal itu lantaran mulai masifnya agenda seni digelar saat ini baik seni rupa maupun pertunjukan.
Kendati begitu, beberapa pelaku usaha juga tetap menyiapkan sejumlah strategi guna meningkatkan bisnis mereka. Upaya ini dilakukan agar bisnis mereka kian berkembang di tengah banyaknya kompetitor yang terus bermunculan.
Baca juga: Industri Konser Musik Bergairah, Begini Strategi Promotor New Live Entertainment Gaet Audiens
Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra Sastrawinata, mengatakan saat ini bisnis seni pertunjukan dan seni rupa di Indonesia mulai menggeliat setelah pembatasan-pembatasan yang harus dilakukan selama pandemi Covid-19.
Hal tersebut salah satunya terlihat dari beberapa seni pertunjukan yang telah dihelat oleh Ciputra Artpreneur Theatre yang selalu disambut antusias oleh masyarakat. Mulai dari Teater Musikal Monolog Inggit Garnasih, Under The Volcano, Balloon!, dan Musikal Broadway Rent.
"Kami berharap di tahun 2023, kami dapat menyamai tingkat sales atau penjualan seperti sebelum pandemi," ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id.
Meski begitu, tahun ini juga dibayangi oleh risiko resesi yang terjadi secara global. Terkait hal tersebut, Rina mengatakan pihaknya tetap berhati-hati mengukur risiko dari setiap aktivasi di Ciputra Artpreneur, baik secara kualitas seni pertunjukan dan seni rupa maupun perhitungan ekonominya.
"Sehingga tetap bisa memberikan yang terbaik untuk dunia seni di Tanah Air," katanya.
Menurutnya, tidak mudah bagi pelaku usaha di bidang seni untuk meningkatkan bisnisnya di tengah kondisi yang masih dibayangi pandemi. Namun, pihaknya percaya bahwa dengan dukungan serius dari komunitas pencinta seni dan pemerintah, industri seni bisa terus berkembang lebih baik.
Diakui oleh Rina dalam rangka mencapai target sekaligus meningkatkan bisnisnya, dia menghadapi sejumlah tantangan salah satunya adalah reorganisasi perusahaan akibat efisiensi yang terpaksa dilakukan pada masa pandemi.
Selain itu, tantangan lain yang juga dihadapi yakni memilih mitra berkolaborasi serta masih perlunya perhatian serius dari pemerintah dalam mendukung bisnis seni pertunjukan dan seni rupa secara nyata.
"Untuk peningkatan usaha, kami perkuat tim sumber daya manusia [SDM] dan memperluas jaringan kolaborasi," jelasnya.
Guna meningkatkan skala bisnisnya, Rina mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan pertunjukan kesenian yang berkualitas dengan beragam tema kepada masyarakat Indonesia, sehingga mampu memperluas segmen penonton di Ciputra Artpreneur Theater.
"Dengan begitu, seni pertunjukan yang disuguhkan tidak hanya eksklusif untuk satu segmen tertentu saja," tambahnya.
Pada kesempatan terpisah, Ivan Harris selaku Founder RedLine Kreasindo menuturkan ada 4 konser bertaraf internasional yang tengah digodok oleh promotor RedLine Kreasindo yang akan dihelat pada tahun ini. "Sejak bulan Desember tahun 2022 kami sedang intens mempersiapkan agenda konser untuk tahun depan," katanya.
Menurut Ivan, berkaca pada krisis ekonomi yang terjadi pada 2008 silam, ancaman resesi ekonomi yang digadang-gadang bakal terjadi pada tahun ini tidak akan berimbas pada geliat industri konser musik di Tanah Air.
Sejauh ini, dia mengaku pihaknya masih optimistis untuk tetap menyiapkan agenda konser dan festival musik pada tahun depan. "Kita lihat sampai triwulan tahun ini. Kalau memang diperlukan, kami akan lakukan penyesuaian harga tiket untuk menarik orang datang ke konser," katanya.
Ivan mengatakan untuk meningkatkan bisnis, penting bagi promotor untuk selalu belajar dan terus berinovasi untuk menyuguhkan konsep konser atau festival musik yang baru dan segar kepada penonton. Dengan begitu, sebuah promotor akan mendapatkan trust atau kepercayaan dari para penikmat konser.
"Strategi kami menjaga kualitas dan terus mengeluarkan inovasi terbaru. Ibaratnya penonton sepi enggak apa-apa, asalkan kualitasnya jangan turun," ujarnya.
Baca juga: Post Concert Depression, Ketika Sedih Melanda setelah Nonton Konser
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Seiring semakin kondusifnya pandemi, industri hiburan perlahan bangkit kembali, bahkan perputaran bisnisnya kian melaju kencang. Hal itu lantaran mulai masifnya agenda seni digelar saat ini baik seni rupa maupun pertunjukan.
Kendati begitu, beberapa pelaku usaha juga tetap menyiapkan sejumlah strategi guna meningkatkan bisnis mereka. Upaya ini dilakukan agar bisnis mereka kian berkembang di tengah banyaknya kompetitor yang terus bermunculan.
Baca juga: Industri Konser Musik Bergairah, Begini Strategi Promotor New Live Entertainment Gaet Audiens
Presiden Direktur Ciputra Artpreneur, Rina Ciputra Sastrawinata, mengatakan saat ini bisnis seni pertunjukan dan seni rupa di Indonesia mulai menggeliat setelah pembatasan-pembatasan yang harus dilakukan selama pandemi Covid-19.
Hal tersebut salah satunya terlihat dari beberapa seni pertunjukan yang telah dihelat oleh Ciputra Artpreneur Theatre yang selalu disambut antusias oleh masyarakat. Mulai dari Teater Musikal Monolog Inggit Garnasih, Under The Volcano, Balloon!, dan Musikal Broadway Rent.
"Kami berharap di tahun 2023, kami dapat menyamai tingkat sales atau penjualan seperti sebelum pandemi," ujarnya saat dihubungi Hypeabis.id.
Meski begitu, tahun ini juga dibayangi oleh risiko resesi yang terjadi secara global. Terkait hal tersebut, Rina mengatakan pihaknya tetap berhati-hati mengukur risiko dari setiap aktivasi di Ciputra Artpreneur, baik secara kualitas seni pertunjukan dan seni rupa maupun perhitungan ekonominya.
"Sehingga tetap bisa memberikan yang terbaik untuk dunia seni di Tanah Air," katanya.
Ilustrasi konser musik (Sumber gambar: Thibault Trillet/Pexels)
Diakui oleh Rina dalam rangka mencapai target sekaligus meningkatkan bisnisnya, dia menghadapi sejumlah tantangan salah satunya adalah reorganisasi perusahaan akibat efisiensi yang terpaksa dilakukan pada masa pandemi.
Selain itu, tantangan lain yang juga dihadapi yakni memilih mitra berkolaborasi serta masih perlunya perhatian serius dari pemerintah dalam mendukung bisnis seni pertunjukan dan seni rupa secara nyata.
"Untuk peningkatan usaha, kami perkuat tim sumber daya manusia [SDM] dan memperluas jaringan kolaborasi," jelasnya.
Guna meningkatkan skala bisnisnya, Rina mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan pertunjukan kesenian yang berkualitas dengan beragam tema kepada masyarakat Indonesia, sehingga mampu memperluas segmen penonton di Ciputra Artpreneur Theater.
"Dengan begitu, seni pertunjukan yang disuguhkan tidak hanya eksklusif untuk satu segmen tertentu saja," tambahnya.
Pada kesempatan terpisah, Ivan Harris selaku Founder RedLine Kreasindo menuturkan ada 4 konser bertaraf internasional yang tengah digodok oleh promotor RedLine Kreasindo yang akan dihelat pada tahun ini. "Sejak bulan Desember tahun 2022 kami sedang intens mempersiapkan agenda konser untuk tahun depan," katanya.
Menurut Ivan, berkaca pada krisis ekonomi yang terjadi pada 2008 silam, ancaman resesi ekonomi yang digadang-gadang bakal terjadi pada tahun ini tidak akan berimbas pada geliat industri konser musik di Tanah Air.
Sejauh ini, dia mengaku pihaknya masih optimistis untuk tetap menyiapkan agenda konser dan festival musik pada tahun depan. "Kita lihat sampai triwulan tahun ini. Kalau memang diperlukan, kami akan lakukan penyesuaian harga tiket untuk menarik orang datang ke konser," katanya.
Ivan mengatakan untuk meningkatkan bisnis, penting bagi promotor untuk selalu belajar dan terus berinovasi untuk menyuguhkan konsep konser atau festival musik yang baru dan segar kepada penonton. Dengan begitu, sebuah promotor akan mendapatkan trust atau kepercayaan dari para penikmat konser.
"Strategi kami menjaga kualitas dan terus mengeluarkan inovasi terbaru. Ibaratnya penonton sepi enggak apa-apa, asalkan kualitasnya jangan turun," ujarnya.
Baca juga: Post Concert Depression, Ketika Sedih Melanda setelah Nonton Konser
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.