FFI 2024 Angkat Tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia, Ini Maknanya
15 August 2024 |
12:00 WIB
Festival Film Indonesia (FFI) 2024 akan segera digelar. Komite FFI pun telah mengumumkan tema gelarannya tahun ini yaitu 'Merandai Cakrawala Sinema Indonesia'. Tema ini menyoroti upaya para sineas Indonesia dalam mengeksplorasi bahasa sinema yang khas dan unik, sekaligus memperkuat identitas perfilman Indonesia di peta sinema internasional.
Tema 'Merandai Cakrawala Sinema Indonesia' diambil untuk merepresentasikan dunia perfilman Indonesia yang selalu dinamis, terus bergerak menjelajahi kekayaan tema, menembus batas-batas artistik dan kepelikan teknis yang ditawarkan oleh teknologi.
Hal tersebut dipandang sebagai cakrawala sinema Indonesia yang juga terus meluas karena pergulatan insan filmnya dan perkembangan lingkungan global yang melingkupinya. Perjalanan merandai atau menjelajahi cakrawala sinema Indonesia menuju kesempurnaan dan keunggulan dinilai mesti dicapai dengan memahami kearifan masa lalu, memeluk masa kini, dan membentuk masa depan.
Dengan tema 'Merandai Cakrawala Sinema Indonesia', FFI 2024 diharapkan menjadi ruang yang terus menghidupkan kolaborasi yang didasari oleh semangat kesetaraan dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif.
Ketua Komite FFI 2024–2026 Ario Bayu mengungkapkan, FFI 2024 berkomitmen untuk mengakomodasi keberagaman sinema Indonesia yang semakin kaya. Dia melihat adanya perkembangan yang signifikan dalam eksplorasi bahasa sinema, mulai dari gaya visual, narasi, hingga penggunaan dialek dan latar budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
"Hal itu menunjukkan perfilman Indonesia semakin berani bereksperimen dan tidak takut untuk tampil beda," kata aktor berusia 39 tahun itu.
Ketua Bidang Penjurian FFI 2024–2026 Budi Irawanto menambahkan, sinema Indonesia saat ini semakin khas dan ikut membentuk identitas bangsa. Hal ini juga dibuktikan dengan semakin beragamnya film-film yang diproduksi oleh sineas menggunakan cara tutur yang segar dan berbeda, baik karya-karya sinema Indonesia yang hadir di festival film dalam maupun luar negeri.
“Proses pencarian dan eksplorasi bahasa sinema yang dilakukan oleh para sineas telah melahirkan karya-karya yang berkualitas dan mampu bersaing di tingkat internasional. FFI 2024 akan menjadi platform yang tepat untuk mendorong eksplorasi lebih lanjut dan merangkul kekhasan sinema Indonesia,” ujar Budi.
Ario Bayu juga menyebutkan Komite FFI akan terus berupaya untuk memperkuat ekosistem perfilman Indonesia agar semakin bersaing di kancah internasional. Dengan mengangkat tema Merandai Cakrawala Sinema Indonesia, FFI 2024 diharapkan dapat menjadi momentum bagi perfilman Indonesia untuk semakin maju dan diakui dunia.
“Kami akan melakukan berbagai program dan inisiatif untuk mendukung para sineas muda, meningkatkan kualitas produksi film, serta memperluas jaringan distribusi film Indonesia,” ucapnya.
Komite FFI 2024 saat ini masih membuka pendaftaran untuk karya Film Cerita Panjang, Film Non Cerita Panjang (terdiri dari Film Cerita Pendek, Film Dokumenter Panjang, Film Dokumenter Pendek, Film Animasi Panjang, dan Film Animasi Pendek) serta Kritik Film. Pendaftaran akan ditutup pada 31 Agustus 2024.
Adapun, pengumuman nominasi FFI 2024 akan berlangsung pada 18 Oktober 2024, serta Malam Anugerah Piala Citra FFI akan digelar pada 20 November 2024.
Sebelumnya, Komite FFI juga telah mengumumkan nama-nama Duta FFI 2024. Mereka adalah aktor Slamet Rahardjo Djarot, aktris Dian Sastrowardoyo, sutradara Kamila Andini, aktris Lutesha Sadhewa, dan aktor Bryan Domani. Kelima nama tersebut merupakan para insan film yang telah berprestasi di dunia film, berlatar dari berbagai unsur profesi dan lintas generasi.
Penunjukkan kelima nama duta tersebut juga menjadi wujud konkret dari pemaknaan tema FFI 2024, yakni menunjukkan kolaborasi yang dilambari oleh spirit kesetaraan dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang kreatif, inovatif, inklusif dan produktif.
Baca Juga: Begini Proses Pemilihan Ario Bayu Sebagai Ketua Komite FFI 2024
Editor: M. Taufikul Basari
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.