Dampak Virus HPV pada Kesehatan Pria yang Jarang Diketahui
14 August 2024 |
14:44 WIB
Human Papilomavirus (HPV) ternyata bisa berdampak pada kesehatan organ intim pria. Selama ini, HPV dikenal masyarakat sebagai penyebab kanker leher rahim atau serviks pada wanita. Pada pria, dampaknya cukup bervariasi.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr. Ivander Ramon Utama menerangkan HPV bisa menyebabkan berbagai penyakit kanker. Virus ini dapat menyebabkan kanker penis, kanker anus, hingga kanker orofaring atau tenggorokan.
“Kanker tenggorokan sangat sering terjadi pada orang yang sering melakukan oral sex,” ujarnya saat ditemui di bilangan Sarinah, Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Baca juga: Pentingnya Vaksinasi HPV, Langkah Preventif Pencegahan Penyakit Reproduksi
Ivander menyampaikan ketika pria yang terkena HPV daya tahan tubuhnya buruk, progresivitas penyakitnya bisa menjadi lebih cepat. Sebaliknya, jika daya tahan tubuhnya terbilang baik, proses pemulihannya tentu lebih cepat.
Ya, dalam jangka waktu satu tahun, HPV bisa saja hilang tetapi bisa pula berkembang menjadi kanker. Daya tahan tubuh menjadi kunci untuk mengatasi virus ini.
Kendati demikian, sistem kekebalan tubuh manusia tidak maksimal dalam mengeradikasi virusnya. “Sehingga kita butuhkan bantuan dari luar yakni vaksin untuk membangkitkan kekebalan tubuh lebih banyak,” tuturnya.
Ivander menjelaskan daya tahan tubuh manusia dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya yakni bawaan. Akan tetapi jangan sampai terkecoh bagi masyarakat yang jarang sakit, merasa bahwa daya tahan tubuhnya bagus.
Selain itu, daya tahan tubuh bisa menurun jika seseorang mengalami penyakit autoimun hingga penyakit HIV. “Itu menurunkan daya tahan tubuh akhirnya terinfeksi HPV dengan lebih mudah,” imbuhnya.
Sementara itu, faktor risiko terbesar pria bisa terkena HPV yakni kebiasaan merokok yang berdampak terhadap kualitas imun tubuh. Kemudian, kebiasaan berganti pasangan dan tidak dilakukanya sirkumsisi atau sunat.
Untung saja, mayoritas masyarakat Indonesia sudah disunat sehingga virus HPV sulit untuk menempel di batang penis. “Tetapi tetap aja, kalau pasangannya gonta-ganti terus, dia akan menjadi sumber transmisi kuman,” tegas Ivander.
Pintu masuk virus HPV juga bisa terjadi akibat adanya gesekan antar kulit ketika melakukan aktivitas seksual, terutama ketika terjadi luka pada bagian kulit kelamin. Penting untuk melakukan proteksi, tidak sekadar memakai kondom saja tetapi butuh barier kekebalan tubuh dengan vaksin.
Bicara pengobatan infeksi HPV, sangat tergantung pada fasenya. Artinya, jika kanker akibat HPV ditemukan pada stadium dini, biasanya penyakitnya hilang sendiri.
Bila ditemukan kanker sudah menyebar sedikit, pasien bisa memilih antara melakukan operasi atau tidak. Akan tetapi, ketika sudah masuk stadium lanjut, sulit untuk dilakukan operasi. Pengobatannya mengarah kepada kemoterapi dan radiasi.
Baca juga: Simak Anjuran Dokter Terkait Usia Ideal Pemberian Vaksin HPV pada Anak Perempuan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dr. Ivander Ramon Utama menerangkan HPV bisa menyebabkan berbagai penyakit kanker. Virus ini dapat menyebabkan kanker penis, kanker anus, hingga kanker orofaring atau tenggorokan.
“Kanker tenggorokan sangat sering terjadi pada orang yang sering melakukan oral sex,” ujarnya saat ditemui di bilangan Sarinah, Jakarta, Selasa (13/8/2024).
Baca juga: Pentingnya Vaksinasi HPV, Langkah Preventif Pencegahan Penyakit Reproduksi
Ivander menyampaikan ketika pria yang terkena HPV daya tahan tubuhnya buruk, progresivitas penyakitnya bisa menjadi lebih cepat. Sebaliknya, jika daya tahan tubuhnya terbilang baik, proses pemulihannya tentu lebih cepat.
Ya, dalam jangka waktu satu tahun, HPV bisa saja hilang tetapi bisa pula berkembang menjadi kanker. Daya tahan tubuh menjadi kunci untuk mengatasi virus ini.
Kendati demikian, sistem kekebalan tubuh manusia tidak maksimal dalam mengeradikasi virusnya. “Sehingga kita butuhkan bantuan dari luar yakni vaksin untuk membangkitkan kekebalan tubuh lebih banyak,” tuturnya.
Ivander menjelaskan daya tahan tubuh manusia dipengaruhi banyak faktor. Salah satunya yakni bawaan. Akan tetapi jangan sampai terkecoh bagi masyarakat yang jarang sakit, merasa bahwa daya tahan tubuhnya bagus.
Selain itu, daya tahan tubuh bisa menurun jika seseorang mengalami penyakit autoimun hingga penyakit HIV. “Itu menurunkan daya tahan tubuh akhirnya terinfeksi HPV dengan lebih mudah,” imbuhnya.
Sementara itu, faktor risiko terbesar pria bisa terkena HPV yakni kebiasaan merokok yang berdampak terhadap kualitas imun tubuh. Kemudian, kebiasaan berganti pasangan dan tidak dilakukanya sirkumsisi atau sunat.
Untung saja, mayoritas masyarakat Indonesia sudah disunat sehingga virus HPV sulit untuk menempel di batang penis. “Tetapi tetap aja, kalau pasangannya gonta-ganti terus, dia akan menjadi sumber transmisi kuman,” tegas Ivander.
Pintu masuk virus HPV juga bisa terjadi akibat adanya gesekan antar kulit ketika melakukan aktivitas seksual, terutama ketika terjadi luka pada bagian kulit kelamin. Penting untuk melakukan proteksi, tidak sekadar memakai kondom saja tetapi butuh barier kekebalan tubuh dengan vaksin.
Bicara pengobatan infeksi HPV, sangat tergantung pada fasenya. Artinya, jika kanker akibat HPV ditemukan pada stadium dini, biasanya penyakitnya hilang sendiri.
Bila ditemukan kanker sudah menyebar sedikit, pasien bisa memilih antara melakukan operasi atau tidak. Akan tetapi, ketika sudah masuk stadium lanjut, sulit untuk dilakukan operasi. Pengobatannya mengarah kepada kemoterapi dan radiasi.
Baca juga: Simak Anjuran Dokter Terkait Usia Ideal Pemberian Vaksin HPV pada Anak Perempuan
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.