Ilustrasi (dok. Pexels)

Belum Dikenal Luas, Waspadai Faktor Risiko Kanker Ginjal

30 August 2021   |   20:38 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Karsinoma sel ginjal (Renal Cell Carsinoma/RCC) alias kanker ginjal belum dikenal secara luas di tengah masyarakat. Padahal menurut data Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 2.394 kejadian baru dengan 1.358 kematian akibat kanker ginjal di Indonesia. 

Sementara itu, berdasarkan data Survailans, Epidemiologi dan Hasil Akhir (SEER) dari The American Cancer Society yang dikelola oleh The National Cancer Institute (NCI), secara keseluruhan tingkat kelangsungan hidup 5 tahun untuk kanker ginjal adalah 75 persen. 

Namun, pasien kanker ginjal stadium lanjut dengan metastasis memiliki tingkat kelangsungan hidup 5 tahun yang jauh lebih rendah yaitu sebesar 13 persen. 
 
Anggota Bidang Pelayanan Sosial Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang juga Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik, dr. Nadia Ayu Mulansari menjelaskan RCC adalah sel ganas yang tumbuh pada tubulus ginjal. Sebagai jenis kanker yang agresif, RCC dapat menyebar ke organ lainnya seperti paru-paru, hati, dan otak.

Pada stadium dini, biasanya kanker ginjal tidak menimbulkan tanda atau gejala apa pun. Kondisi itu sering kali diketahui melalui temuan insidental, baik dengan CT, MRT ataupun biopsi.

Namun Nadia mengingatkan untuk selalu mewaspadai jika terdapat gejala seperti BAB berdarah dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk didiagnosis.

“Jika dideksi dan dirawat sejak dini, maka kemungkinan pulih lebih besar,” jelasnya.

Sedangkan pada stadium lanjut, kata Nadia pasien kemungkinan dapat merasakan gangguan seperti adanya darah dalam urin, urin berwarna kemerahan, nyeri punggung bawah di satu sisi meski tidak ada cedera, terdapat benjolan di samping atau punggung bawah. 

Kemudian sering merasa lelah dan kehilangan selera makan, berat badan turun meski tidak melakukan diet, demam yang tidak kunjung sembuh meski tidak terdapat infeksi, serta kurangnya sel darah merah atau anemia. 
 
Memang kebanyakan RCC didiagnosis pada usia di atas 60 tahun dan ditemukan pada stadium awal. Kendati demikian, tidak sedikit juga pasien yang didiagnosis pertama kali dan sudah kondisi mestastatik atau pada stadium lanjut, sehingga memerlukan perawatan yang seksama dan tepat agar kualitas hidup pasien dapat terus terjaga.
 
Nah, buat kamu yang enggak mau terkena kanker ginjal, penting nih buat mengenali faktor risikonya. Nadia menjabarkan faktor risiko utama adalah kebiasaan merokok dan obesitas. Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi adalah tekanan darah tinggi, penyerapan cairan tidak mencukupi, jenis kelamin (laki-laki lebih mungkin terkena daripada perempuan), riwayat keluarga terkena kanker ginjal, paparan di tempat kerja (seperti lingkungan dengan bahan kimia tertentu), serta konsumsi alkohol dan obat penghilang rasa sakit dalam jangka waktu lama. 
 
“Faktor risiko terkena kanker hanya 5-10 persen yang diakibatkan oleh faktor genetika, sedangkan 90-95 persen lebih disebabkan oleh faktor lingkungan,” tegasnya.
 
Adapun dalam pengobatan pasien RCC, akan dilakukan pembedahan seperti nefrektomi atau pengangkatan tumor dari ginjal, dilanjutkan dengan terapi sistemik. Jika kedua ginjal sudah diangkat, maka pasien perlu menjalani cuci darah seumur hidupnya.  

Namun dengan kemajuan pengobatan, Nadia menyebut saat ini pasien RCC dapat memanfaatkan pengobatan imunoterapi atau terapi biologis. Terapi lainnya meliputi terapi target dimana pengobatan ditargetkan hanya ke sel kanker saja sehingga efek terhadap sel sehat minimal.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Potret Putus Cinta dalam Video Klip Single Pre-release Hate That

BERIKUTNYA

Digitalisasi Membuat Semua Orang Bisa Masuk Industri Film

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: