Gambaran mengukur tekanan darah (dok. Pexels)

Pengidap Penyakit 'Silent Killer' Terus Meningkat

02 December 2021   |   10:44 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, penyakit yang menjadi beban masyarakat Indonesia juga dunia saat ini tidak melulu pandemi Covid-19. Masih ada HIV/AIDS dan sejumlah penyakit tidak menular lainnya yang juga berisiko pada kematian apabila tidak dideteksi sedini mungkin dan tidak mendapat penanganan dengan baik. 

Penanggungjawab Klinik Utama Glori Medika, Sunter dr. Henny Fachrudin menerangkan penyakit tidak menular adalah penyakit kronis dengan durasi yang panjang, dengan proses penyembuhan atau pengendalian kondisi klinis yang umumnya lambat. 

Penyakit tersebut seperti tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru obstruktif kronis, dan bebagai jenis kanker yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun serta menjadi penyebab terbesar kematian berdasarkan riset WHO pada  2013. 

Henny menyebut beberapa di antara penyakit berbahaya tersebut, dikenal dengan istilah “silent killer”, karena sifatnya yang tanpa menunjukkan gejala di awal dan membuat pasien tidak menyadari dirinya memiliki risiko tinggi. 

“Saat akhirnya menyadari, dia mendapati dirinya sudah memiliki penyakit penyulit atau komplikasi," ujarnya dikutip dari siaran pers, Kamis (2/11/2021).

Dokter umum ini menjabarkan sesuai data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 dan studi di puskesmas menunjukkan hanya sepertiga penderita hipertensi (36,8 persen) yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan hanya 0,7 persen yang berobat. 

Sementara itu banyak penderita diabetes tidak menyadari dirinya mengalami penyakut tersebut karena memiliki gejala yang begitu ringan mulai dari lemas, merasa sering lapar dan haus, ataupun sering buang air kecil. 

"Penyakit ini semakin lama semakin berkembang dan merusak berbagai organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, dan lain-lain,” jelas Henny.

Dokter Penaggungjawab Teknis Klinik Utama Glori Medika Dr. Yosephine mengungkapkan bahwa angka kasus penyakit jantung koroner di Indonesia mencapai 12,1 persen dari total populasi. Seiring waktu, penyakit  ini semakin banyak diidap oleh kelompok usia muda, yakni 39 persen berusia kurang dari 44 tahun, dan 22 persen dari pengidap jantung usia muda berada di kisaran 15-35 tahun. 

Kemudian pada 2013, 8,7 persen penderita hipertensi tercatat berusia 15-24 tahun. Angka ini menunjukkan peningkatan pada 2018 menjadi 13,2 persen dengan rentang usia muda yang lebih sempit yakni 18-24 tahun. 

"Ikatan Dokter Anak Indonesia menyatakan angka kejadian diabetes melitus pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebanyak 7 kali lipat selama jangka waktu 10 tahun,” paparnya.

Memang, pada umumnya penyakit tersebut dipengaruhi oleh faktor keturunan dan lingkungan sekitar. Namun, pada anak muda, faktor utama yang menjadi pemicu adalah gaya hidup yang buruk seperti merokok, kebiasaan makan tidak sehat, konsumsi gula berlebih, serta kurang olahraga.

Kendati demikian, penyakit-penyakit yang tergolong ke dalam penyakit kronis tersebut kata Yosephine dapat dicegah dan dikendalikan agar tidak membahayakan kesehatan. Selain menjaga pola hidup sehat, hal utama yang harus dilakukan adalah meningkatkan kesadaran untuk melakukan deteksi dini secara berkala.

Tak hanya untuk mendeteksi dini penyakit, pemeriksaan medis rutin juga bermanfaat untuk mengurangi biaya pengobatan jangka panjang, sebab semakin cepat sebuah penyakit ditemukan, semakin mudah untuk ditangani dan diobati. 


Editor: Roni Yunianto

 

SEBELUMNYA

Mulai Tayang Hari Ini, Simak 5 Fakta Menarik Film 'Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas'

BERIKUTNYA

Ada Eror Gen S di Varian Omicron, Masih Efektifkah Tes PCR?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: