Sinopsis Film Mexico 86, Dilema Antara Revolusi dan Keluarga
13 August 2024 |
11:43 WIB
Sutradara film asal Belgia-Guatemala, Cesar Diaz, tengah mengerjakan karya terbarunya berjudul Mexico 86 (2024). Film thriller politics ini mengikuti kisah seorang aktivis Guatemala yang melawan kediktatoran korup pada 1976 dan melarikan diri ke Mexico.
Nahasnya, keputusan itu diambil dengan konsekuensi meninggalkan sang buah hati. Sepuluh tahun kemudian, anaknya datang menyusulnya dan memaksa sang ibu untuk memilih antara tanggung jawab sebagai ibu atau terus berjuang untuk perjuangannya.
Film Mexico 86 ditulis dan disutradarai oleh Cesar Diaz, dengan dibintangi oleh Berenice Bejo sebagai Maria, seorang militan kiri yang terpaksa menghadapi pilihan sulit antara komitmennya terhadap revolusi dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Film Pendek Berjudul Kado yang Meraih Piala Citra
Film ini terinspirasi oleh pengalaman masa kecil Diaz, dengan penggambaran kehidupan 'bawah tanah' para aktivis. Film menyoroti kesulitan dan risiko yang mereka hadapi, termasuk selalu siap untuk melarikan diri jika diperlukan. Meskipun suasana emosional dan alur ceritanya terkadang terasa klise dan dapat diprediksi, film ini berakhir dengan finale yang cukup menggugah dan mengejutkan.
Jika film Diaz sebelumnya, Our Mothers (2019), menggambarkan dampak panjang dari perang dengan cara yang reflektif, film Mexico 86 langsung penuh dengan aksi yang tak henti-henti, menurut The Hollywood Reporter.
Setelah awal cerita yang menunjukkan Maria sebagai seorang aktivis dan ibu baru, yang menyaksikan pembunuhan suaminya oleh preman pemerintah pada 1976, cerita melompat 10 tahun kemudian. Dia sekarang hidup sembunyi di Kota Meksiko, menggunakan nama Julia dan bekerja sebagai editor di sebuah surat kabar progresif.
Meski sang karakter utama jauh dari rumahnya, tetapi dia masih terlibat dalam perjuangan yang dilakukan. Dia tinggal bersama seorang aktivis lain yaitu Miguel, (diperankan oleh Leonardo Ortizgris). Mereka berusaha keras untuk melawan kediktatoran yang didukung militer Guatemala, serta AS dari jarak jauh.
Julia alias Maria juga berusaha tetap dekat dengan putranya yang berusia 10 tahun, Marco (Matheo Labbe). Sang anak tinggal di rumah bersama neneknya (Julieta Egurrola). Ketika keduanya tiba di Meksiko untuk berkunjung dan Marco akhirnya tinggal, hal itu menempatkan Maria dalam posisi yang sulit.
Pemeran utama film Mexico 86, Berenice Bejo mengatakan bahwa dia bisa memahami beratnya cerita yang ada di dalam film. Sebab, keluarganya juga pindah ke Prancis ketika dia masih bayi untuk melarikan diri dari kediktatoran yang terjadi di Argentina. Dia mengatakan bahwa cerita ini memicu percakapan lebih lanjut tentang nilai-nilai di balik perjuangan berani seperti itu.
"Film ini mendorong saya untuk berbicara dengan keluarga saya tentang apa yang terjadi di sana. Mereka tidak banyak bercerita, tetapi sedikit yang mereka katakan membantu saya memerankan Maria," kata Bejo, dikutip dari Variety.
Berenice Bejo yang lahir di Buenos Aires, Argentina. Dia dikenal luas setelah tampil dalam film The Artist (2011), yang membuatnya meraih Penghargaan César untuk Aktris Terbaik dan mendapatkan nominasi Academy Award.
Selain itu, Bejo juga memenangkan Penghargaan Caméra d'Or di Festival Film Cannes untuk film The Past (2013), yang disutradarai oleh Asghar Farhadi.
Baca juga: Sinema Indonesia Dibujuk Jadi Focus of Asia di Venice Film Festival
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Nahasnya, keputusan itu diambil dengan konsekuensi meninggalkan sang buah hati. Sepuluh tahun kemudian, anaknya datang menyusulnya dan memaksa sang ibu untuk memilih antara tanggung jawab sebagai ibu atau terus berjuang untuk perjuangannya.
Film Mexico 86 ditulis dan disutradarai oleh Cesar Diaz, dengan dibintangi oleh Berenice Bejo sebagai Maria, seorang militan kiri yang terpaksa menghadapi pilihan sulit antara komitmennya terhadap revolusi dan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu.
Baca juga: 4 Fakta Menarik Film Pendek Berjudul Kado yang Meraih Piala Citra
Film ini terinspirasi oleh pengalaman masa kecil Diaz, dengan penggambaran kehidupan 'bawah tanah' para aktivis. Film menyoroti kesulitan dan risiko yang mereka hadapi, termasuk selalu siap untuk melarikan diri jika diperlukan. Meskipun suasana emosional dan alur ceritanya terkadang terasa klise dan dapat diprediksi, film ini berakhir dengan finale yang cukup menggugah dan mengejutkan.
Jika film Diaz sebelumnya, Our Mothers (2019), menggambarkan dampak panjang dari perang dengan cara yang reflektif, film Mexico 86 langsung penuh dengan aksi yang tak henti-henti, menurut The Hollywood Reporter.
Setelah awal cerita yang menunjukkan Maria sebagai seorang aktivis dan ibu baru, yang menyaksikan pembunuhan suaminya oleh preman pemerintah pada 1976, cerita melompat 10 tahun kemudian. Dia sekarang hidup sembunyi di Kota Meksiko, menggunakan nama Julia dan bekerja sebagai editor di sebuah surat kabar progresif.
Meski sang karakter utama jauh dari rumahnya, tetapi dia masih terlibat dalam perjuangan yang dilakukan. Dia tinggal bersama seorang aktivis lain yaitu Miguel, (diperankan oleh Leonardo Ortizgris). Mereka berusaha keras untuk melawan kediktatoran yang didukung militer Guatemala, serta AS dari jarak jauh.
Julia alias Maria juga berusaha tetap dekat dengan putranya yang berusia 10 tahun, Marco (Matheo Labbe). Sang anak tinggal di rumah bersama neneknya (Julieta Egurrola). Ketika keduanya tiba di Meksiko untuk berkunjung dan Marco akhirnya tinggal, hal itu menempatkan Maria dalam posisi yang sulit.
Pemeran utama film Mexico 86, Berenice Bejo mengatakan bahwa dia bisa memahami beratnya cerita yang ada di dalam film. Sebab, keluarganya juga pindah ke Prancis ketika dia masih bayi untuk melarikan diri dari kediktatoran yang terjadi di Argentina. Dia mengatakan bahwa cerita ini memicu percakapan lebih lanjut tentang nilai-nilai di balik perjuangan berani seperti itu.
"Film ini mendorong saya untuk berbicara dengan keluarga saya tentang apa yang terjadi di sana. Mereka tidak banyak bercerita, tetapi sedikit yang mereka katakan membantu saya memerankan Maria," kata Bejo, dikutip dari Variety.
Berenice Bejo yang lahir di Buenos Aires, Argentina. Dia dikenal luas setelah tampil dalam film The Artist (2011), yang membuatnya meraih Penghargaan César untuk Aktris Terbaik dan mendapatkan nominasi Academy Award.
Selain itu, Bejo juga memenangkan Penghargaan Caméra d'Or di Festival Film Cannes untuk film The Past (2013), yang disutradarai oleh Asghar Farhadi.
Baca juga: Sinema Indonesia Dibujuk Jadi Focus of Asia di Venice Film Festival
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.