Sinema Indonesia Dibujuk Jadi Focus of Asia di Venice Film Festival
12 August 2024 |
13:37 WIB
Sinema Indonesia belakangan makin mendapat perhatian di kancah global. Film dan serial nasional kian ramai tampil di berbagai festival besar dunia. Beberapa judul di antaranya bahkan mampu rilis secara komersial di jaringan bioskop-bioskop mancanegara.
Perkembangan yang signifikan dari industri perfilman Indonesia ini juga memancing berbagai festival sinema besar untuk membuat sorotan khusus. Salah satu yang terbaru, Indonesia dikabarkan bakal menjadi Country of Focus di Venice Film Festival mendatang.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Ahmad Mahendra mengatakan saat ini sinema Indonesia memang tengah jadi putri yang cantik di lanskap perfilman global.
Sorotan dunia internasional ini melingkupi banyak hal, dari industrinya hingga kualitas film-film Indonesia yang punya daya tarik khusus. Aspek cerita yang orisinal dan khas, serta genre yang unik menjadi medium yang memikat audiens luas.
Baca juga: 15 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Genre Horor Mendominasi
Secara tradisi, film-film Indonesia juga masih menempatkan wakilnya di berbagai festival lain, seperti Cannes Film Festival, Festival Film Internasional Rotterdam (IFFR), hingga Toronto International Film Festival (TIFF).
Atas kiprah dan integritas yang panjang itulah, nama Indonesia bisa terus terjaga dengan baik di dunia internasional. Pada ujungnya, momentum ini membuat festival-festival besar ingin membuat sorotan khusus bagi Indonesia.
“Ya, kita sedang dirayu untuk menjadi Focus of Asia tahun depan di Venice Film Festival. Ini kita yang dilamar lo, bukan kita yang minta-minta,” ucap Mahendra kepada Hypeabis.id saat ditemui di kantor Kemendikbudristek, baru-baru ini.
Bagi Mahendra, penjajakan Indonesia untuk menjadi bagian Focus of Asia merupakan satu pijakan yang penting bagi perkembangan sinema dalam negeri. Pasalnya, Venice Film Festival adalah salah satu dari 3 festival bergengsi di dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia masuk ke dalam program country of focus di berbagai festival penting. Setahun yang lalu, Indonesia mendapatkan segmen khusus dalam program Country of Focus di ajang Busan International Film Festival (BIFF).
Festival bergengsi di benua Kuning itu merangkum kebangkitan sinema Indonesia ke dalam judul besar Renaissance of Indonesian Cinema. Ada 15 judul karya sineas Indonesia yang tayang di program khusus untuk merayakan film Indonesia tersebut. Lima belas film itu terdiri atas film pendek, film panjang, dan serial.
Setahun berselang, Indonesia juga jadi fokus di Udine Far East Film Festival (FEFF) 2024, dalam sesi Indonesian Cinema Night. Dalam festival tersebut, Nusantara mendapat tempat khusus dengan ditayangkannya beberapa film klasik serta judul-judul yang turut berkompetisi dan masuk lab pengembangan.
Apresiasi dan sorotan ini mestinya menjadi momentum emas untuk membakar semangat sineas terus melahirkan karya-karya otentik dan berkualitas. Hal ini penting agar progres ini bisa terus berkelanjutan ke depan.
Pengamat film nasional Shandy Gasella mengatakan menjadi Country of Focus pada sebuah helatan festival film internasional memiliki dampak yang baik bagi industri. Sesuai namanya program tersebut akan membuat film-film Indonesia mendapat sorotan yang sepsifik dan lebih besar.
Sorotan ini juga biasanya akan terbagi ke dalam beberapa sesi, dari program publik hingga film-film yang dipresentasikan pada kompetisi utama maupun forum pitching serta market.
“Film Indonesia akan mendapat eksposur yang baik dan makin dikenal. Efeknya tentu tidak akan instan, tetapi ini jadi hal yang penting,” ujar Shandy kepada Hypeabis.id.
Shandy mengatakan Country of Focus merupakan sebuah program yang dijalin antar lembaga penyelenggara festival dengan otoritas perwakilan suatu negara. Umumnya, mereka akan membuat kesepakatan jauh-jauh hari sehinga program tersebut dapat berjalan dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Menurutnya, peran negara penting dan genting di dalam hal ini. Pasalnya, setelah jadi Country of Focus pemerintah harus konsisten mendukung demi menjaga eksistensi ini berkelanjutan. Tak hanya lagi sekadar hadir, tetapi juga jadi bagian dari program festival.
Peran pemerintah juga penting agar perfilman Indonesia dan sineasnya dapat terus eksis di kancah internasional. Lalu, keikutsertaan ini juga dilakukan secara transparan, didukung rencana, strategi, dan program yang mumpuni.
Di luar itu, Shandy mengatakan Country of Focus ini hanyalah menjadi sebuah awal. Dalam artian, ke depan perlu ada strategi dan upaya terstruktur agar eksposur dunia internasional terhadap film Indonesia juga bisa tetap konsisten.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Perkembangan yang signifikan dari industri perfilman Indonesia ini juga memancing berbagai festival sinema besar untuk membuat sorotan khusus. Salah satu yang terbaru, Indonesia dikabarkan bakal menjadi Country of Focus di Venice Film Festival mendatang.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Ahmad Mahendra mengatakan saat ini sinema Indonesia memang tengah jadi putri yang cantik di lanskap perfilman global.
Sorotan dunia internasional ini melingkupi banyak hal, dari industrinya hingga kualitas film-film Indonesia yang punya daya tarik khusus. Aspek cerita yang orisinal dan khas, serta genre yang unik menjadi medium yang memikat audiens luas.
Baca juga: 15 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa, Genre Horor Mendominasi
Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ahmad Mahendra memberikan paparan saat wawancara dengan Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (29/7/224). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)
Atas kiprah dan integritas yang panjang itulah, nama Indonesia bisa terus terjaga dengan baik di dunia internasional. Pada ujungnya, momentum ini membuat festival-festival besar ingin membuat sorotan khusus bagi Indonesia.
“Ya, kita sedang dirayu untuk menjadi Focus of Asia tahun depan di Venice Film Festival. Ini kita yang dilamar lo, bukan kita yang minta-minta,” ucap Mahendra kepada Hypeabis.id saat ditemui di kantor Kemendikbudristek, baru-baru ini.
Bagi Mahendra, penjajakan Indonesia untuk menjadi bagian Focus of Asia merupakan satu pijakan yang penting bagi perkembangan sinema dalam negeri. Pasalnya, Venice Film Festival adalah salah satu dari 3 festival bergengsi di dunia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia masuk ke dalam program country of focus di berbagai festival penting. Setahun yang lalu, Indonesia mendapatkan segmen khusus dalam program Country of Focus di ajang Busan International Film Festival (BIFF).
Festival bergengsi di benua Kuning itu merangkum kebangkitan sinema Indonesia ke dalam judul besar Renaissance of Indonesian Cinema. Ada 15 judul karya sineas Indonesia yang tayang di program khusus untuk merayakan film Indonesia tersebut. Lima belas film itu terdiri atas film pendek, film panjang, dan serial.
Setahun berselang, Indonesia juga jadi fokus di Udine Far East Film Festival (FEFF) 2024, dalam sesi Indonesian Cinema Night. Dalam festival tersebut, Nusantara mendapat tempat khusus dengan ditayangkannya beberapa film klasik serta judul-judul yang turut berkompetisi dan masuk lab pengembangan.
Apresiasi dan sorotan ini mestinya menjadi momentum emas untuk membakar semangat sineas terus melahirkan karya-karya otentik dan berkualitas. Hal ini penting agar progres ini bisa terus berkelanjutan ke depan.
Pengamat film nasional Shandy Gasella mengatakan menjadi Country of Focus pada sebuah helatan festival film internasional memiliki dampak yang baik bagi industri. Sesuai namanya program tersebut akan membuat film-film Indonesia mendapat sorotan yang sepsifik dan lebih besar.
Sorotan ini juga biasanya akan terbagi ke dalam beberapa sesi, dari program publik hingga film-film yang dipresentasikan pada kompetisi utama maupun forum pitching serta market.
“Film Indonesia akan mendapat eksposur yang baik dan makin dikenal. Efeknya tentu tidak akan instan, tetapi ini jadi hal yang penting,” ujar Shandy kepada Hypeabis.id.
Shandy mengatakan Country of Focus merupakan sebuah program yang dijalin antar lembaga penyelenggara festival dengan otoritas perwakilan suatu negara. Umumnya, mereka akan membuat kesepakatan jauh-jauh hari sehinga program tersebut dapat berjalan dan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Menurutnya, peran negara penting dan genting di dalam hal ini. Pasalnya, setelah jadi Country of Focus pemerintah harus konsisten mendukung demi menjaga eksistensi ini berkelanjutan. Tak hanya lagi sekadar hadir, tetapi juga jadi bagian dari program festival.
Peran pemerintah juga penting agar perfilman Indonesia dan sineasnya dapat terus eksis di kancah internasional. Lalu, keikutsertaan ini juga dilakukan secara transparan, didukung rencana, strategi, dan program yang mumpuni.
Di luar itu, Shandy mengatakan Country of Focus ini hanyalah menjadi sebuah awal. Dalam artian, ke depan perlu ada strategi dan upaya terstruktur agar eksposur dunia internasional terhadap film Indonesia juga bisa tetap konsisten.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.