Kurator Bambang Asrini Sebut Desain Istana Negara IKN Kurang Menggali Lokalitas Kalimantan
13 August 2024 |
14:32 WIB
Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara tengah menjadi perhatian menjelang perayaan Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain rangkaian kegiatan, desain istana negara di IKN Nusantara menjadi salah satu objek perhatian banyak masyarakat di dalam negeri.
Desain kediaman presiden RI itu dinilai tidak menunjukkan lokalitas Kalimantan. Kurator Seni Bambang Asrini Widjanarko mengatakan bahwa desain yang tidak menunjukkan lokalitas yang ada di Kalimantan itu membuat desain istana negara di IKN Nusantara secara keseluruhan tidak bagus. “Saya melihat desain itu aspek rupa, ekologis, dan simbolik,” katanya kepada Hypeabis.id.
Baca juga:
Dia menilai, simbol yang digunakan dalam desain istana negara seharusnya bisa digali lebih dalam lagi dan Pancasila pun tidak harus direpresentasikan dengan burung Garuda. Bambang juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang beragam.
Menurutnya, simbol yang digunakan juga harus mengandung kekuatan lokalitas yang memberikan kontribusi pada Indonesia sebagai suatu negara. Semua itu harus dieksplorasi untuk direpresentasikan ke dalam simbol.
Dia melihat Kalimantan memiliki kebudayaan yang kaya dan di dalamnya terdapat berbagai macam etnis, seperti Banjar, Dayak, Bugis, dan sebagainya. Suku Dayak Kalimantan pun memiliki berbagai macam bahasa yang berbeda-beda.
Selain budaya, desain istana negara seharusnya juga mengusung kekayaan alam hutan, mengingat Kalimantan terkenal dengan posisinya sebagai paru-paru dunia. Simbol itu harus mendefinisikan hutan dan seperti apa aspek ekologis IKN pada masa depan.
Sebenarnya, kata Bambang, simbol yang dapat diusung bisa apa saja dan tidak harus hutan. “Memang isu hari ini, isu dunia adalah hutan,” katanya. Saat berbicara tentang hutan, konsep tentang penyelamatan planet, krisis energi, dan sumber daya alam yang sangat eksploitatif harus menjadi bagian dari desain IKN di dalamnya.
Dikutip dari laman Kemenparekraf, desain Istana Negara di IKN, Kalimantan memiliki bentuk berupa burung garuda yang sedang mengepakkan sayap. Desain dengan nama Istana Garuda itu merupakan satu dari bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang akan dibangun di lahan seluas 55,7 Ha dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
Baca juga: Menilik Desain Arsitektur Istana Negara di Ibu Kota Baru
Istana Garuda dirancang sebagai rumah yang berasosiasi dengan burung Garuda. Istana itu lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi sehingga tidak hanya berorientasi pada landmark sebuah kawasan. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia.
Desain Istana Garuda disebut akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetika, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata dalam negeri.
Burung Garuda menjadi konsep desain utama karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia dan berbagai perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, serta perbedaan kepercayaan dan agama. Garuda merupakan simbol persatuan, apalagi garuda juga menjadi bagian dari lambang negara, yakni Bhineka Tunggal Ika.
Editor: Fajar Sidik
Desain kediaman presiden RI itu dinilai tidak menunjukkan lokalitas Kalimantan. Kurator Seni Bambang Asrini Widjanarko mengatakan bahwa desain yang tidak menunjukkan lokalitas yang ada di Kalimantan itu membuat desain istana negara di IKN Nusantara secara keseluruhan tidak bagus. “Saya melihat desain itu aspek rupa, ekologis, dan simbolik,” katanya kepada Hypeabis.id.
Baca juga:
- Mengintip Desain Bandara VVIP di IKN, Usung Konsep Green Airport & Kental Budaya khas Kalimantan
- Begini Tanggapan Kurator Soal Desain Istana Garuda di IKN
- Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN
Dia menilai, simbol yang digunakan dalam desain istana negara seharusnya bisa digali lebih dalam lagi dan Pancasila pun tidak harus direpresentasikan dengan burung Garuda. Bambang juga mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang beragam.
Menurutnya, simbol yang digunakan juga harus mengandung kekuatan lokalitas yang memberikan kontribusi pada Indonesia sebagai suatu negara. Semua itu harus dieksplorasi untuk direpresentasikan ke dalam simbol.
Dia melihat Kalimantan memiliki kebudayaan yang kaya dan di dalamnya terdapat berbagai macam etnis, seperti Banjar, Dayak, Bugis, dan sebagainya. Suku Dayak Kalimantan pun memiliki berbagai macam bahasa yang berbeda-beda.
Selain budaya, desain istana negara seharusnya juga mengusung kekayaan alam hutan, mengingat Kalimantan terkenal dengan posisinya sebagai paru-paru dunia. Simbol itu harus mendefinisikan hutan dan seperti apa aspek ekologis IKN pada masa depan.
Sebenarnya, kata Bambang, simbol yang dapat diusung bisa apa saja dan tidak harus hutan. “Memang isu hari ini, isu dunia adalah hutan,” katanya. Saat berbicara tentang hutan, konsep tentang penyelamatan planet, krisis energi, dan sumber daya alam yang sangat eksploitatif harus menjadi bagian dari desain IKN di dalamnya.
Dikutip dari laman Kemenparekraf, desain Istana Negara di IKN, Kalimantan memiliki bentuk berupa burung garuda yang sedang mengepakkan sayap. Desain dengan nama Istana Garuda itu merupakan satu dari bagian Istana Kepresidenan Nusantara yang akan dibangun di lahan seluas 55,7 Ha dengan luas tapak 334.200 meter persegi.
Baca juga: Menilik Desain Arsitektur Istana Negara di Ibu Kota Baru
Istana Garuda dirancang sebagai rumah yang berasosiasi dengan burung Garuda. Istana itu lebih sebagai perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi sehingga tidak hanya berorientasi pada landmark sebuah kawasan. Perpaduan ketiganya selalu mewarnai keberadaan bangunan-bangunan ikonik di seluruh dunia.
Desain Istana Garuda disebut akan benar-benar ditransformasikan dan diwujudkan dalam sebentuk pola arsitektur dengan mempertimbangkan aspek-aspek estetika, nilai guna, serta manfaat bagi kemajuan dunia pariwisata dalam negeri.
Burung Garuda menjadi konsep desain utama karena kaitannya yang sangat erat dengan Indonesia dan berbagai perbedaan, segala silang pandang, segala keragaman adat istiadat dan perilaku, serta perbedaan kepercayaan dan agama. Garuda merupakan simbol persatuan, apalagi garuda juga menjadi bagian dari lambang negara, yakni Bhineka Tunggal Ika.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.