Istana Ibu kota negara IKN (Sumber foto: Kemenparekraf/Dok. Nyoman Nuarta)

Cerita Seniman Nyoman Nuarta Pilih Desain Burung Garuda untuk Istana Kepresidenan di IKN

31 March 2023   |   22:36 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Apa yang terlintas di benak kalian ketika bicara Ibu Kota Negara (IKN)? Bisa jadi salah satunya tentang Istana Kepresidenan yang berbentuk burung garuda. Desain bangunan karya seniman Nyoman Nuarta ini tampak megah dan monumental. 

Sang seniman menuturkan bahwa desain burung garuda mengepakkan sayap ini dipilih karena merepresentasikan masyarakat Indonesia yang multikultur. "Selain sudah dikenal masyarakat, burung garuda juga untuk mengasosiasikan persatuan, kalau saya hanya ambil simbol dari suku tertentu nanti yang lain bisa saja cemburu," kata Nuarta dalam diskusi alumni ITB angkatan 1973 atau Fortuga yang digelar secara daring, Jumat (31/3/23).

Baca juga: Menilik Desain Arsitektur Istana Negara di Ibu Kota Baru
 
Tidak hanya berhenti pada landmark, desain istana IKN merupakan wujud sinergi antara seni, sains, dan teknologi. Perpaduan itu, menurut Nuarta, juga akan digabungkan dengan pola arsitektur yang mempertimbangkan aspek estetik, nilai guna, dan manfaat bagi lingkungan.

"Saya sebetulnya hanya dipilih untuk membuat desain dasar di kawasan Istana yang terdiri dari 12 bangunan. Termasuk lapangan upacara, museum, istana, dan paviliun. Beberapa di antaranya juga sudah rampung dan siap ditenderkan," kata Nuarta.

Adapun, Istana Garuda akan dibangun dari kerangka baja, serta cangkang dari tembaga, kuningan, galvalum dan kaca. Meski dikritik beberapa arsitek, tapi Nuarta mengatakan desainnya tetap mengedepankan kenyamanan pengguna dan ramah lingkungan.

"Mengenai penggunaan material kuningan yang dianggap akan panas, setelah kita uji itu tidak panas. Hal ini karena pancaran panas dari material itu hanya menyebar sejauh 3 cm dari gedung, lalu terbang terbawa angin," kata Nuarta.

Seniman asal Bali itu menggeber pengerjaan proyek ini dengan target selesai pada 2004. 
 


Gunakan 4.560 Bilah dari Kuningan

Keunikan lain dari desain Istana kepresidenan ini, menurut Nuarta, adalah menggunakan ribuan bilah modul kuningan. Material ini nantinya disusun dengan teknologi barcode untuk memasangnya. Saat ini, dia bersama timnya pun masih bekerja membuat bilah-bilah tersebut.

Tak hanya itu, nantinya bahan tersebut juga akan mengalami proses oksidasi yang semakin menambah nilai estetika istana IKN. Bila mengandalkan alam, proses oksidasi itu membutuhkan waktu belasan tahun, tapi dengan teknologi terbaru, kini hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja.

Dengan dua tempat workshop yang dimiliki Nuarta, di Bandung dan Kalimantan, dalam waktu sehari dia dan timnya bisa membuat  tujuh puluh bilah kuningan untuk IKN. Dengan kuantitas produksi tersebut dia optimistis tahun depan semua modul tersebut bisa selesai dibuat.

"Dengan sepuluh mesin laser, kemungkinan ini akan rampung tahun depan. Namun yang menjadi masalah itu bahannya kadang tidak ada, oleh karena itu ke depannya kita juga kan mengambil bahan dari krakatau steel," kata Nuarta.

IKN akan dibangun di daerah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Istana Kepresidenan akan dibangun di atas lahan 100 hektare. Untuk Istana Garuda,   rencananya akan berdiri di atas lahan seluas 3,5 hektar dengan ketinggian 4 lantai. 

"Kami nanti juga kan mendesain skywalk dengan ketinggian 30 meter. Dengan suasana tropis desain ini akan dibuat terbuka dengan berbagai tanaman yang membuat ruangan jadi hijau dengan tipuan angin dari luar," kata Nuarta.


Baca juga: Poco Loco, Ekspresi Gerak Dinamis dalam Karya Nyoman Nuarta

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Festival Film Indonesia Kembali Hadirkan Kategori Pemeran Anak Tahun Ini

BERIKUTNYA

Harga dan Spesifikasi Redmi Note 12 Pro 5G, Ponsel Kelas Mid Range yang Canggih

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: