4 Fakta Menarik Trem Otonom yang Bakal Mondar-mandir di IKN Nusantara
07 August 2024 |
15:28 WIB
Pemerintah sedang gencar melakukan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang akan mulai digunakan untuk perayaan Hari Kemerdekaan ke-79 Indonesia. Salah satu sarana pendukungnya adalah moda transportasi trem otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) yang akan hadir di IKN Nusantara.
Moda transportasi trem sebenarnya bukan sesuatu yang baru di Indonesia. Transportasi berbasis rel ini sudah ada sejak lama di beberapa kota di Indonesia, yakni di Jakarta dan Surabaya. Namun, trem tidak lagi terlihat di dua kota tersebut.
Baca juga: Ibu Kota Pindah ke IKN, Pariwisata Jakarta Perlu Rebranding
Trem tidak lagi menjadi moda transportasi karena sejumlah alasan, seperti ruas jalan sempit dan makin padatnya lalu lintas di dua kota megapolitan tersebut. Meskipun begitu, moda transportasi berbasis rel tersebut masih dijumpai di Surakarta, Jawa Tengah dengan skala terbatas.
Kini, pemerintah mencoba menghadirkan kembali kereta trem otonom di IKN Nusantara yang terknologinya tengah dalam tahap pengujian. Berbeda dengan yang pernah ada di Indonesia, trem yang akan beroperasi merupakan trem otonom atau mampu berjalan tanpa dikemudikan langsung.
Dalam siaran persnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub Risal Wasal mengatakan bahwa sarana trem otonom (Autonomous Rail Transit/ART) telah siap diuji coba di IKN Nusantara.
Rencana kehadiran moda transportasi yang menjadi ikon di sejumlah negara di Eropa itu mengundang perhatia publik, karena menjadi daya tarik bagi wisata IKN di masa depan.
Nah, bagaimana spesifikasi trem yang akan hadir di IKN Nusantara? berikut sejumlah fakta tentang trem otonom tersebut.
Moda transportasi trem yang akan beroperasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ini akan berbeda dengan trem-trem yang pernah ada di Indonesia atau yang beroperasi saat ini di Surakarta, Jawa Tengah. Moda transportasi ini dapat berjalan mandiri atau otonom tanpa masinis. Adapun teknologinya masih dalam tahap uji coba.
Meskipun dapat beroperasi tanpa masinis, trem otonom IKN Nusantara ini tetap memerlukan petugas di dalamnya. Keberadaan petugas bukan untuk mengoperasikan moda transportasi tersebut. tetapi akan berperan untuk mengatasi berbagai situasi darurat yang mungkin terjadi akibat kegagalan teknologi.
Trem otonom adalah moda transportasi publik yang merupakan hasil penggabungan karakteristik kereta ringan Light Rail Transit atau Lintas Raya Terpadu (LRT) dan bus rapid transit (BRT). Moda tranpsortasi ini berbentuk seperti kereta LRT, tapi beroperasi di atas jalan raya dengan menggunakan ban yang dipandu oleh lintasan yang disebut dengan virtual track.
Moda transportasi trem otonom memiliki sumber daya listrik yang diperoleh dari teknologi baterai atau pantograph. Kondisi ini membuatnya memiliki teknologi ramah lingkungan dan dapat berperan dalam menurunkan polusi udara serta emisi gas rumah kaca.
Pada saat ini, jajaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian tengah melakukan pengujian internal terhadap sarana, prasarana, dan sumber daya manusia pendukung terhadap uji coba moda transportasi tersebut. Pengujian internal itu diharapkan dapat selesai pada 9 Agustus 2024.
Trem otonom akan mengalami uji coba dinamis di rute pendek atau loop kecil pada 10 Agustus 2024. Apabila pengujian internal berjalan lancar, pengujian operasional akan melalui rute pendek atau loop kecil yang menjadi lintasan uji coba dari Gedung Kemenko 3 menuju Gedung Kemenko 2, lalu kembali ke Gedung Kemenko 3 di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Baca juga: 4 Juta Orang Sudah Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Fakta-fakta Menariknya
Nantinya, trem otonom akan berhenti di delapan halte di sepanjang ruas utama Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yaitu, bus rapid transit (BRT).
Editor: Fajar Sidik
Moda transportasi trem sebenarnya bukan sesuatu yang baru di Indonesia. Transportasi berbasis rel ini sudah ada sejak lama di beberapa kota di Indonesia, yakni di Jakarta dan Surabaya. Namun, trem tidak lagi terlihat di dua kota tersebut.
Baca juga: Ibu Kota Pindah ke IKN, Pariwisata Jakarta Perlu Rebranding
Trem tidak lagi menjadi moda transportasi karena sejumlah alasan, seperti ruas jalan sempit dan makin padatnya lalu lintas di dua kota megapolitan tersebut. Meskipun begitu, moda transportasi berbasis rel tersebut masih dijumpai di Surakarta, Jawa Tengah dengan skala terbatas.
Kini, pemerintah mencoba menghadirkan kembali kereta trem otonom di IKN Nusantara yang terknologinya tengah dalam tahap pengujian. Berbeda dengan yang pernah ada di Indonesia, trem yang akan beroperasi merupakan trem otonom atau mampu berjalan tanpa dikemudikan langsung.
Dalam siaran persnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Kemenhub Risal Wasal mengatakan bahwa sarana trem otonom (Autonomous Rail Transit/ART) telah siap diuji coba di IKN Nusantara.
Rencana kehadiran moda transportasi yang menjadi ikon di sejumlah negara di Eropa itu mengundang perhatia publik, karena menjadi daya tarik bagi wisata IKN di masa depan.
Nah, bagaimana spesifikasi trem yang akan hadir di IKN Nusantara? berikut sejumlah fakta tentang trem otonom tersebut.
1. Trem otonom pertama di Indonesia
Moda transportasi trem yang akan beroperasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara ini akan berbeda dengan trem-trem yang pernah ada di Indonesia atau yang beroperasi saat ini di Surakarta, Jawa Tengah. Moda transportasi ini dapat berjalan mandiri atau otonom tanpa masinis. Adapun teknologinya masih dalam tahap uji coba.Meskipun dapat beroperasi tanpa masinis, trem otonom IKN Nusantara ini tetap memerlukan petugas di dalamnya. Keberadaan petugas bukan untuk mengoperasikan moda transportasi tersebut. tetapi akan berperan untuk mengatasi berbagai situasi darurat yang mungkin terjadi akibat kegagalan teknologi.
2. Penggabungan LRT dan BRT
Trem otonom adalah moda transportasi publik yang merupakan hasil penggabungan karakteristik kereta ringan Light Rail Transit atau Lintas Raya Terpadu (LRT) dan bus rapid transit (BRT). Moda tranpsortasi ini berbentuk seperti kereta LRT, tapi beroperasi di atas jalan raya dengan menggunakan ban yang dipandu oleh lintasan yang disebut dengan virtual track.
3. Listrik sebagai sumber daya
Moda transportasi trem otonom memiliki sumber daya listrik yang diperoleh dari teknologi baterai atau pantograph. Kondisi ini membuatnya memiliki teknologi ramah lingkungan dan dapat berperan dalam menurunkan polusi udara serta emisi gas rumah kaca.
4. Masuk tahap pengujian internal
Pada saat ini, jajaran Direktorat Jenderal Perkeretaapian tengah melakukan pengujian internal terhadap sarana, prasarana, dan sumber daya manusia pendukung terhadap uji coba moda transportasi tersebut. Pengujian internal itu diharapkan dapat selesai pada 9 Agustus 2024.Trem otonom akan mengalami uji coba dinamis di rute pendek atau loop kecil pada 10 Agustus 2024. Apabila pengujian internal berjalan lancar, pengujian operasional akan melalui rute pendek atau loop kecil yang menjadi lintasan uji coba dari Gedung Kemenko 3 menuju Gedung Kemenko 2, lalu kembali ke Gedung Kemenko 3 di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP).
Baca juga: 4 Juta Orang Sudah Naik Kereta Cepat Whoosh, Cek Fakta-fakta Menariknya
Nantinya, trem otonom akan berhenti di delapan halte di sepanjang ruas utama Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, dan terintegrasi dengan moda transportasi lainnya yaitu, bus rapid transit (BRT).
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.