Membumikan Karya Maestro S Sudjojono, dari Lukisan Bermetamorfosis ke Fesyen
10 August 2024 |
21:13 WIB
1
Like
Like
Like
Karya-karya monumental dari seniman S Sudjojono kini tak lagi hanya bisa dipandang. Lewat jenama Djon & Rose, gambar-gambar goresan sang maestro kini bisa dikenakan. Dari lukisan, karya S Sudjojono bermetamorfosis ke fesyen.
Karya lukisan yang menjelma menjadi fesyen, juga berbagai bentuk kreatif lain, merupakan upaya dari S Sudjojono Center untuk kembali membumikan karya-karya sang seniman. Dengan bentuk-bentuk baru, semangat dan ide S Sudjojono akan terus hidup menyelusup ke berbagai karya kreatif baru.
Fashion Designer Djon & Rose Nathalie Ezmerelda mengatakan pihaknya ingin meneruskan ide-ide dari S Sudjojono ke spektrum yang lebih luas lagi. Dengan mengubah karyanya ke bentuk kreatif lain, ide dari sang maestro bisa berkembang, terutama untuk mengenalkan ke generasi-generasi yang baru.
Baca Juga: Potret Dinamika Masa Revolusi dalam Ragam Karya Seniman Sudjojono
“Kalau misalnya hanya dibiarkan hanya karya lukisan saja, itu mungkin hanya bisa dinikmati di rumah kolektor atau museum. Lalu, kita memikirkan penyebaran semangat kesenian ini berlanjut, tetapi dengan cara yang lebih masuk ke generasi berikutnya. Salah satunya, ya fesyen,” ucap Nathalie kepada Hypeabis.id usai diskusi S Sudjojono: A Creative Beautiful Mind di Artmoments Jakarta.
Menurut Nathalie, ketika karya Sudjojono beralih ke fesyen, apa yang ingin dibicarakan oleh sang seniman jadi lebih masih menyebar. Dari apa yang dikenakan, orang akan kembali membicarakan gagasan-gagasan dari sang seniman.
Sebenarnya, kata Nathalie, upaya membumikan kembali karya Sudjojono tak hanya lewat fesyen. Cucu dari sang maestro ini menyebut lukisan-lukisan sang maestro juga beralih ke bentuk lain, seperti video mapping dan masih banyak lagi.
“Sejauh ini, sudah ada lebih dari 10 karya dari Sudjojono yang menjelma ke fesyen. Itu diambil dari karya lukisan maupun sketsa. Bentuknya bisa bermacam-macam, dari fesyen hingga ke merchandise lain,” imbuhnya.
Dalam proses alih wahana, Nathalie mengatakan proses kreatif peralihan karya ini selalu berjalan menarik, baik ke fesyen maupun bentuk-bentuk lain. Sebab, pemindahan karya lukisan ke baju tidak bisa dilakukan serta merta begitu saja.
Dalam artian, aspek estetika juga perlu mengikuti alur, mengingat medium yang dipakai sudah berbeda. Menurut Nathalie, setiap lukisan juga biasanya selalu memiliki center point yang harus selalu dijaga.
Dengan demikian, ketika gambar itu beralih ke fesyen, ada sisi-sisi yang seharusnya tetap jadi fokus dan tak boleh berada di lekukan. Keberadaannya mesti ikut juga jadi center point meski sudah beralih medium.
Nathalie bercerita beberapa kali ada lukisan yang ingin diaplikasikan ke fesyen, tetapi belum menemukan sisi estetika yang pas. Akhirnya, itu ditunda. Dalam meramunya, permainan bahan dan warna juga jadi hal yang penting.
Menurutnya, selalu ada diskusi yang panjang ketika sebuah lukisan diubah ke bentuk fesyen. Ini bukan perihal cocok atau tidak cocok semata. Namun, melibatkan satu visi yang lebih dalam.
“Jadi, kita juga tetap mau menjaga integritas lukisannya juga. Ya, sebenarnya ketika sudah di fesyen kan juga jadi karya tersendiri, tetapi ada hal-hal yang tentu dijaga,” jelasnya.
Nathalie mengatakan ke depan akan ada beberapa karya lukisan lagi yang akan diubah menjadi fesyen. Secara periodik, dirinya juga akan merilis artikel-artikel baru.
Dalam waktu dekat ini, Nathalie menyebut sedang ada satu project menarik yang sedang dikerjakannya. Namun, dia masih belum mau mengungkapkan secara lebih detail. “Ini karyanya akan lebih ke berbau Nusantara,” ucap Nathalie, singkat.
Baca Juga: Sejarah Jakarta dalam Goresan Kanvas, Mengulik Lukisan Epik Pertempuran Sultan Agung dan J.P. Coen karya Seniman S. Sudjojono
Editor: M. Taufikul Basari
Karya lukisan yang menjelma menjadi fesyen, juga berbagai bentuk kreatif lain, merupakan upaya dari S Sudjojono Center untuk kembali membumikan karya-karya sang seniman. Dengan bentuk-bentuk baru, semangat dan ide S Sudjojono akan terus hidup menyelusup ke berbagai karya kreatif baru.
Fashion Designer Djon & Rose Nathalie Ezmerelda mengatakan pihaknya ingin meneruskan ide-ide dari S Sudjojono ke spektrum yang lebih luas lagi. Dengan mengubah karyanya ke bentuk kreatif lain, ide dari sang maestro bisa berkembang, terutama untuk mengenalkan ke generasi-generasi yang baru.
Baca Juga: Potret Dinamika Masa Revolusi dalam Ragam Karya Seniman Sudjojono
“Kalau misalnya hanya dibiarkan hanya karya lukisan saja, itu mungkin hanya bisa dinikmati di rumah kolektor atau museum. Lalu, kita memikirkan penyebaran semangat kesenian ini berlanjut, tetapi dengan cara yang lebih masuk ke generasi berikutnya. Salah satunya, ya fesyen,” ucap Nathalie kepada Hypeabis.id usai diskusi S Sudjojono: A Creative Beautiful Mind di Artmoments Jakarta.
Menurut Nathalie, ketika karya Sudjojono beralih ke fesyen, apa yang ingin dibicarakan oleh sang seniman jadi lebih masih menyebar. Dari apa yang dikenakan, orang akan kembali membicarakan gagasan-gagasan dari sang seniman.
Sebenarnya, kata Nathalie, upaya membumikan kembali karya Sudjojono tak hanya lewat fesyen. Cucu dari sang maestro ini menyebut lukisan-lukisan sang maestro juga beralih ke bentuk lain, seperti video mapping dan masih banyak lagi.
“Sejauh ini, sudah ada lebih dari 10 karya dari Sudjojono yang menjelma ke fesyen. Itu diambil dari karya lukisan maupun sketsa. Bentuknya bisa bermacam-macam, dari fesyen hingga ke merchandise lain,” imbuhnya.
Fashion Designer Djon & Rose Nathalie Ezmerelda (Sumber gambar: Abdurrachman/Hypeabis.id)
Dalam proses alih wahana, Nathalie mengatakan proses kreatif peralihan karya ini selalu berjalan menarik, baik ke fesyen maupun bentuk-bentuk lain. Sebab, pemindahan karya lukisan ke baju tidak bisa dilakukan serta merta begitu saja.
Dalam artian, aspek estetika juga perlu mengikuti alur, mengingat medium yang dipakai sudah berbeda. Menurut Nathalie, setiap lukisan juga biasanya selalu memiliki center point yang harus selalu dijaga.
Dengan demikian, ketika gambar itu beralih ke fesyen, ada sisi-sisi yang seharusnya tetap jadi fokus dan tak boleh berada di lekukan. Keberadaannya mesti ikut juga jadi center point meski sudah beralih medium.
Nathalie bercerita beberapa kali ada lukisan yang ingin diaplikasikan ke fesyen, tetapi belum menemukan sisi estetika yang pas. Akhirnya, itu ditunda. Dalam meramunya, permainan bahan dan warna juga jadi hal yang penting.
Menurutnya, selalu ada diskusi yang panjang ketika sebuah lukisan diubah ke bentuk fesyen. Ini bukan perihal cocok atau tidak cocok semata. Namun, melibatkan satu visi yang lebih dalam.
“Jadi, kita juga tetap mau menjaga integritas lukisannya juga. Ya, sebenarnya ketika sudah di fesyen kan juga jadi karya tersendiri, tetapi ada hal-hal yang tentu dijaga,” jelasnya.
Nathalie mengatakan ke depan akan ada beberapa karya lukisan lagi yang akan diubah menjadi fesyen. Secara periodik, dirinya juga akan merilis artikel-artikel baru.
Dalam waktu dekat ini, Nathalie menyebut sedang ada satu project menarik yang sedang dikerjakannya. Namun, dia masih belum mau mengungkapkan secara lebih detail. “Ini karyanya akan lebih ke berbau Nusantara,” ucap Nathalie, singkat.
Baca Juga: Sejarah Jakarta dalam Goresan Kanvas, Mengulik Lukisan Epik Pertempuran Sultan Agung dan J.P. Coen karya Seniman S. Sudjojono
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.