Tak Hanya Demi Estetika, Yuk Kenali Tatalaksana Liposuction
10 August 2024 |
12:30 WIB
Selama ini, prosedur sedot lemak lekat dengan prosedur estetika. Namun sebetulnya, prosedur yang dikenal dengan istilah liposuction ini memiliki manfaat kesehatan lain. Secara umum, sedot lemak adalah prosedur pembedahan invasif yang bertujuan menghilangkan sebagian lapisan lemak di bawah kulit di area tertentu.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Indonesia (PERAPI) Cabang Jabodetabek Banten Qori Haly menjelaskan, masih banyak ditemukan pandangan yang salah kaprah terhadap prosedur sedot lemak ini.
“Sedot lemak bukanlah cara instan untuk menurunkan berat badan, melainkan lebih ke membentuk tubuh atau yang dikenal dengan body contouring,” kata Qori.
Baca juga: Mengenal Metode LAMS Andalan Akasia 365mc, Alternatif Sedot Lemak Tanpa Operasi
Body contouring sering menjadi prosedur bagi mereka yang memiliki body mass index (BMI) dalam kategori normal dan overweight. Sementara prosedur body slimming lebih cocok untuk mereka dalam kategori obesitas dan morbidly obese. Prosedur sedot lemak menjadi salah satu tren seiring dengan insidensi obesitas yang meningkat.
Qori menjelaskan, data Riskesdas dari Kementerian Kesehatan Ri mencatat prevalensi obesitas yang terus meningkat pada kategori usia 18 tahun. Apabila dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, perempuan terus mengalami tren kenaikan kasus obesitas dalam hampir dua dekade terakhir. Pada 2007, perempuan memiliki prevalensi obesitas di angka 13,90%, sementara laki-laki pada 23,80%.
Kemudian pada 2013, angka obesitas perempuan naik hingga 32,90%, sementara laki-laki di angka 19,60%. Lonjakan kasus obesitas pada perempuan meningkat pada 206 dengan angka 41,60%, sementara laki-laki pada 24%. Kemudian dari data Riskesdas 2018, perempuan kembali mengalami kenaikan prevalensi obesitas pada 44,40%, sementara laki-laki naik 2,6% pada 26,60?ri data Riskesdas sebelumnya.
Apabila melihat data tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-168 dari 200 negara dengan tingkat obesitas laki-laki dewasa tertinggi dunia. Dalam persentase, sebanyak 6,53 % orang dewasa laki-laki di Indonesia mengalami obesitas. Sementara untuk perempuan, Qori menjelaskan Indonesia berada di posisi 150 dari 200 negara dengan tingkat obesitas perempuan dewasa tertinggi.
Sebanyak 16,58% perempuan dewasa mengalami obesitas. Namun yang kian menjadi sorotan, Qori menekankan bahwa prevalensi obesitas pada kalangan anak perempuan harus menjadi perhatian khusus. Sebab, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari 200 negara kasus obesitas anak perempuan tertinggi dengan persentase 10,30%. Sementara untuk anak laki-laki, Indonesia berada di posisi 105 dario 200 negara dalam persentase 11, 26%.
Selain menerapkan pola hidup sehat, tren sedot lemak pun sering dimanfaatkan untuk mengentas kadar lemak yang tinggi dalam tubuh. Hanya saja, Qori menyebut, pasien harus memahami dahulu terkait risiko sedot lemak. Ada risiko dari pembiusan dan pembedahan seperti penumpukan cairan (seroma), infeksi, kebal rasa, hingga toksisitas lidocaine yang dirasakan segera setelah prosedur dilakukan. Dalam risiko jangka panjang, pasien perlu mewaspadai adanya kemungkinan seperti kulit yang bergelombang, kerusakan jaringan lunak, dan sebagainya.
Untuk itu, pasien yang ingin melakukan sedot lemak sebaiknya memahami dahulu apa tujuan dari sedot lemak yang dilakukan. Kemudian, pasien juga bisa berdiskusi dengan dokter untuk mencari referensi dan berkonsultasi dengan dokter spesialis yang terintegrasi dengan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Kemudian, pastikan prosedur bedah berlangsung dengan dukungan fasilitas rumah sakit dan klinik utama yang terdaftar secara legal melakukan prosedur ini.
Dalam memilih layanan kesehatan yang berkaitan dengan tindakan medis dan estetika, penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan yang bijak.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh Adib Khumaidi menjelaskan, pentingnya bagi masyarakat untuk memastikan bahwa sertifikasi dan kualifikasi yang ditunjukkan pihak prosedur bedah adalah sah dan kredibel.
Adib menekankan bahwa salah satu langkah pertama dalam memilih dokter atau klinik adalah memastikan bahwa mereka memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai.
“Masyarakat bisa mencari tahu informasi kompetensi dan kualifikasi dokter lewat data-data secara online, termasuk dari Konsil Kedokteran Indonesia yang menyebutkan apakah kemudian dokter tersebut kredibel dan memiliki kewenangan dalam prosedur sedot lemak,” kata Adib.
Setelah itu, langkah lain yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa sertifikasi yang dimiliki dokter atau klinik adalah asli dan valid. Adib menyarankan untuk memeriksa informasi tersebut langsung di sumber yang terpercaya seperti Konsil Kedokteran Indonesia.
Mereka memiliki data yang dapat mengonfirmasi apakah dokter tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi untuk melakukan prosedur tertentu. Dengan demikian, masyarakat dapat menghindari praktik-praktik yang tidak terjamin.
Selain memeriksa kualifikasi dokter, penting juga untuk menilai fasilitas kesehatannya juga aman dan terjamin. Di era media sosial, seringkali informasi mengenai klinik atau dokter dapat viral dan menjadi populer tanpa adanya dasar yang kuat.
Memahami fasilitas kesehatan yang kredibel merupakan langkah penting agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh popularitas semata. Pastikan bahwa fasilitas tersebut memenuhi standar kesehatan yang berlaku dan tidak hanya mengikuti tren viral yang mungkin tidak berdasar.
Dokter yang juga merupakan Anggota Bidang Kajian Sejarah & Kepahlawanan Dokter PB IDI tersebut juga menjelaskan, pasien harus memastikan melakukan evaluasi mendalam mengenai prosedur yang akan dilakukan sebelum memutuskan melakukan tindakan medis baik dengan tujuan kesehatan atau estetika.
Tidak hanya memastikan tindakan dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten, hal ini juga termasuk memahami risiko jangka pendek dan panjang, manfaat dan tujuan, serta biaya prosedurnya.
Baca juga: 4 Langkah Penting Sebelum Menjalani Bedah Plastik & Sedot Lemak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi Estetik Indonesia (PERAPI) Cabang Jabodetabek Banten Qori Haly menjelaskan, masih banyak ditemukan pandangan yang salah kaprah terhadap prosedur sedot lemak ini.
“Sedot lemak bukanlah cara instan untuk menurunkan berat badan, melainkan lebih ke membentuk tubuh atau yang dikenal dengan body contouring,” kata Qori.
Baca juga: Mengenal Metode LAMS Andalan Akasia 365mc, Alternatif Sedot Lemak Tanpa Operasi
Body contouring sering menjadi prosedur bagi mereka yang memiliki body mass index (BMI) dalam kategori normal dan overweight. Sementara prosedur body slimming lebih cocok untuk mereka dalam kategori obesitas dan morbidly obese. Prosedur sedot lemak menjadi salah satu tren seiring dengan insidensi obesitas yang meningkat.
Qori menjelaskan, data Riskesdas dari Kementerian Kesehatan Ri mencatat prevalensi obesitas yang terus meningkat pada kategori usia 18 tahun. Apabila dilihat berdasarkan jenis kelaminnya, perempuan terus mengalami tren kenaikan kasus obesitas dalam hampir dua dekade terakhir. Pada 2007, perempuan memiliki prevalensi obesitas di angka 13,90%, sementara laki-laki pada 23,80%.
Kemudian pada 2013, angka obesitas perempuan naik hingga 32,90%, sementara laki-laki di angka 19,60%. Lonjakan kasus obesitas pada perempuan meningkat pada 206 dengan angka 41,60%, sementara laki-laki pada 24%. Kemudian dari data Riskesdas 2018, perempuan kembali mengalami kenaikan prevalensi obesitas pada 44,40%, sementara laki-laki naik 2,6% pada 26,60?ri data Riskesdas sebelumnya.
Apabila melihat data tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-168 dari 200 negara dengan tingkat obesitas laki-laki dewasa tertinggi dunia. Dalam persentase, sebanyak 6,53 % orang dewasa laki-laki di Indonesia mengalami obesitas. Sementara untuk perempuan, Qori menjelaskan Indonesia berada di posisi 150 dari 200 negara dengan tingkat obesitas perempuan dewasa tertinggi.
Sebanyak 16,58% perempuan dewasa mengalami obesitas. Namun yang kian menjadi sorotan, Qori menekankan bahwa prevalensi obesitas pada kalangan anak perempuan harus menjadi perhatian khusus. Sebab, Indonesia menempati peringkat ke-7 dari 200 negara kasus obesitas anak perempuan tertinggi dengan persentase 10,30%. Sementara untuk anak laki-laki, Indonesia berada di posisi 105 dario 200 negara dalam persentase 11, 26%.
Selain menerapkan pola hidup sehat, tren sedot lemak pun sering dimanfaatkan untuk mengentas kadar lemak yang tinggi dalam tubuh. Hanya saja, Qori menyebut, pasien harus memahami dahulu terkait risiko sedot lemak. Ada risiko dari pembiusan dan pembedahan seperti penumpukan cairan (seroma), infeksi, kebal rasa, hingga toksisitas lidocaine yang dirasakan segera setelah prosedur dilakukan. Dalam risiko jangka panjang, pasien perlu mewaspadai adanya kemungkinan seperti kulit yang bergelombang, kerusakan jaringan lunak, dan sebagainya.
Memastikan Legalitas Dokter & Fasilitas Kesehatan
Ilustrasi prosedur sedot lemak (Sumber gambar: Mehmet Turgut Kirkgoz/Pexels)
Untuk itu, pasien yang ingin melakukan sedot lemak sebaiknya memahami dahulu apa tujuan dari sedot lemak yang dilakukan. Kemudian, pasien juga bisa berdiskusi dengan dokter untuk mencari referensi dan berkonsultasi dengan dokter spesialis yang terintegrasi dengan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Kemudian, pastikan prosedur bedah berlangsung dengan dukungan fasilitas rumah sakit dan klinik utama yang terdaftar secara legal melakukan prosedur ini.
Dalam memilih layanan kesehatan yang berkaitan dengan tindakan medis dan estetika, penting bagi masyarakat untuk memiliki pengetahuan yang cukup untuk membuat keputusan yang bijak.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Moh Adib Khumaidi menjelaskan, pentingnya bagi masyarakat untuk memastikan bahwa sertifikasi dan kualifikasi yang ditunjukkan pihak prosedur bedah adalah sah dan kredibel.
Adib menekankan bahwa salah satu langkah pertama dalam memilih dokter atau klinik adalah memastikan bahwa mereka memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai.
“Masyarakat bisa mencari tahu informasi kompetensi dan kualifikasi dokter lewat data-data secara online, termasuk dari Konsil Kedokteran Indonesia yang menyebutkan apakah kemudian dokter tersebut kredibel dan memiliki kewenangan dalam prosedur sedot lemak,” kata Adib.
Setelah itu, langkah lain yang tak kalah penting adalah memastikan bahwa sertifikasi yang dimiliki dokter atau klinik adalah asli dan valid. Adib menyarankan untuk memeriksa informasi tersebut langsung di sumber yang terpercaya seperti Konsil Kedokteran Indonesia.
Mereka memiliki data yang dapat mengonfirmasi apakah dokter tersebut memiliki kewenangan dan kompetensi untuk melakukan prosedur tertentu. Dengan demikian, masyarakat dapat menghindari praktik-praktik yang tidak terjamin.
Selain memeriksa kualifikasi dokter, penting juga untuk menilai fasilitas kesehatannya juga aman dan terjamin. Di era media sosial, seringkali informasi mengenai klinik atau dokter dapat viral dan menjadi populer tanpa adanya dasar yang kuat.
Memahami fasilitas kesehatan yang kredibel merupakan langkah penting agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh popularitas semata. Pastikan bahwa fasilitas tersebut memenuhi standar kesehatan yang berlaku dan tidak hanya mengikuti tren viral yang mungkin tidak berdasar.
Dokter yang juga merupakan Anggota Bidang Kajian Sejarah & Kepahlawanan Dokter PB IDI tersebut juga menjelaskan, pasien harus memastikan melakukan evaluasi mendalam mengenai prosedur yang akan dilakukan sebelum memutuskan melakukan tindakan medis baik dengan tujuan kesehatan atau estetika.
Tidak hanya memastikan tindakan dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten, hal ini juga termasuk memahami risiko jangka pendek dan panjang, manfaat dan tujuan, serta biaya prosedurnya.
Baca juga: 4 Langkah Penting Sebelum Menjalani Bedah Plastik & Sedot Lemak
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.