Fotografer Yoese Mariam. (Sumber gambar: Yoese Mariam/Instagram)

Fotografer Yoese Mariam Gelar Pameran di Cemara 6 Galeri, Angkat Pergumulan Masa Lalu tentang Keris

08 August 2024   |   16:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Fotografer Yoese Mariam akan menggelar pameran fotografi tunggal bertajuk Landep: Menziarahi Sebilah Keris dalam Seutas Kehidupan Saya. Pameran yang berlangsung pada 10-18 Agustus 2024 di Cemara 6 Galeri Jakarta ini akan menampilkan pergumulan antara memori masa lalu dan hubungan sang fotografer dengan orang tuanya.

Pameran ini berawal dari karya foto Yoese yang berjudul Landep. Baginya, karya itu merupakan penutup bagi memori-memori lama yang getir mengenai perbedaan pandangan kedua orangtuanya terhadap obyek keris, yang pada akhirnya menyebabkan perpisahan mereka.

Baca juga: Pentas Buku Foto: Memaknai Keragaman Realitas Lewat Visual Fotografi
 
Pada saat yang sama, proyek Landep juga menandai babak baru dalam hidup Yoese. "Ternyata, Landep membawa saya bernostalgia dengan memori-memori baik dari masa lalu, dan dari sinilah saya melanjutkan hidup," ujar Yoese.
 
Dikuratori oleh Yoppy Pieter, ekshibisi ini akan memamerkan 33 foto kombinasi foto hitam-putih serta print alternatif Cyanotype karya Yoese Mariam. Pendekatan visual ini digunakan Yoese sebagai representasi perasaan kehilangan dan ketakutan. Namun, dia juga memaknainya sebagai bahasa yang paling tepat untuk menorehkan puisi tentang dirinya dan hubungan kedua orang tuanya.

Yoese bercerita proses penciptaan proyek fotografi Landep memakan waktu hingga dua tahun. Inspirasinya bermula ketika dia mengenang sebuah kamar tidur terlarang yang tidak boleh dimasuki sembarang orang, termasuk dirinya sendiri. Kamar misterius ini adalah tempat almarhum ayahnya menyimpan sebilah keris tua. 
 
"Awalnya, kamar tersebut berfungsi sebagai kamar tidur biasa. Namun, setelah ayah mulai menyimpan keris di sana, ibu tampak enggan setiap kali memasuki kamar untuk membawa sesajen. Sejak saat itu, kamar tersebut menjadi simbol ketegangan dalam keluarga kami," kenang Yoese.
 
Dengan menelusuri ingatan masa lalu, Yoese teringat bahwa keris milik ayahnya ternyata merupakan keris perempuan, sebuah fakta yang diketahuinya setelah melakukan perjalanan ke Jawa untuk memulai proyek Landep.
 
Ketertarikan sang ayah terhadap keris bukan hanya sekadar hobi. Yoese mengaitkannya dengan keyakinan dan mitos, yang memperdalam perbedaan pandang antara kedua orang tuanya. 
 
Ibunda Yoese memandang keris sebagai sesuatu yang dekat dengan musyrik, yang bertentangan dengan prinsip hidupnya. Seiring berjalannya waktu, perseteruan antara ayah dan ibunya semakin melebar, dan akhirnya berujung pada perceraian mereka.
 

Selama perjalanan Yoese ke daerah seperti Surakarta, Madura, Bali, dan Yogyakarta, serta mengunjungi Pantai Parangkusumo yang memiliki hubungan langsung dengan ayahnya, dia mulai memahami lebih dalam tentang keris.
 
Dari napak tilas tersebut, Yoese lantas memberi nama Landep pada karyanya, yang berarti tajam dalam bahasa Jawa. Judul ini mencerminkan perjalanan hidupnya dan bagaimana kejujurannya, laksana tajamnya keris, dapat menyentuh perasaan orang lain tanpa harus menyentuhnya secara langsung.
 
"Sebilah keris ternyata telah mempengaruhi perjalanan keluarga kami dan membantunya berdamai dengan masa lalu," katanya.
 
Tak hanya pameran, proyek Landep juga diabadikan dalam sebuah photobook yang diterbitkan secara mandiri sebanyak 290 salinan. Sebelumnya, pada Juni 2024, dummy buku Landep terpilih sebagai salah satu dari sepuluh besar finalis dalam ajang Athens Photo Festival (The APhF) Dummy Award feat Witty Books. 

Profil Yoese Mariam
Yoese Mariam adalah seorang ahli geologi yang menggeluti fotografi dan memiliki passion dalam visual storytelling. Minatnya terhadap fotografi dimulai seiring perjalanan kariernya, dan kemudian dia mengabdikan dirinya untuk merekam subjek-subjek terkait budaya dan dokumenter.
 
Dia telah mengikuti beberapa workshop fotografi dan terpilih sebagai salah satu peserta dalam program mentorship fotografi Panna Future Talents 2022, yang diselenggarakan oleh PannaFoto Institute dalam mengembangkan proyek visual storytelling.
 
Karya-karyanya juga telah menerima banyak penghargaan diantaranya Honourable Mention dalam kategori Cultural pada International Photography Awards 2023 dan masuk dalam shortlist kategori Professional Documentary Projects di Sony World Photography Awards 2023.
 
Selain itu, karya fotografinya juga telah dipamerkan di berbagai tempat, seperti Pameran Grup Leica di Jakarta (2019), Pameran Grup 'Jati Diri Ragam Warna Identitas' di IFI Jakarta (Mei 2023), dan Pameran Tunggal ‘Three Photos Left’ di Leica Jakarta (Juni-Juli 2023).
 
Pada Juli 2023, Yoese menerbitkan buku foto pertamanya yang berjudul Three Photos Left, dan setahun kemudian, buku foto keduanya yang berjudul Landep terpilih sebagai salah satu dari sepuluh finalis dalam APhF (Athens Photo Festival) Dummy Award, kerja sama antara Witty Books & APhF 2024.

Baca juga: Cemara 6 Galeri-Museum, Oase di Tengah Ibu Kota

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Olimpiade Paris 2024: Asa Medali dari Panjat Tebing Masih Ada

BERIKUTNYA

Jaehyun NCT Siap Debut Solo pada 26 Agustus 2024

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: