Menyaksikan Wajah Irlandia dalam Pameran Ireland's Eye di WTC 2 Jakarta
24 March 2025 |
18:00 WIB
Sejumlah partisi berukuran besar berdiri zigzag di sebuah lobi perkantoran. Di papannya, lukisan bernuansa monokrom tampil memikat: Di sebuah gedung, kelimun orang dan hewan tampak berinteraksi. Mereka bercengkrama seraya mendengar musik.
Ada rubah memainkan biola, keong mendengar vinil, serta harimau dan manusia berdandan ala post punk. Di bagian fasad, seorang perempuan mengenakan kimono berpose dengan gitar, di bagian lain, seekor bangau mengenakan sepatu boots.
Ibarat fabel, objek-objek yang dilukis tersebut hidup dengan harmonis. Entah sedang menikmati pesta atau menarasikan sesuatu yang lain. Akan tetapi yang pasti, lukisan bertajuk Kilburn Stoop Party (2025) itu adalah satu dari sekian primadona.
Karya printed textile berukuran 130 cm X 130 cm, itu adalah buah tangan Electronic Sheep. Kolektif seniman asal Irlandia itu, menjadi salah satu pameris dalam seteleng Ireland's Eye di WTC 2, Jakarta yang berlangsung hingga 11 April 2025.
Menjadi perhelatan ke-4, pameran Ireland's Eye, digelar untuk menyambut St.Patrick’s Day. Total, terdapat lima perupa yang turut meramaikan, termasuk Isobel McCarthy, Olivia Normile, Mary Sullivan, Aaron Sunderland Carey, serta duo Electronic Sheep.
Baca juga: Profil 5 Seniman Irlandia dalam Pameran Ireland's Eye 2025 di WTC 2 Jakarta
Kilburn merupakan sebuah distrik di Irlandia. Nama Irlandia untuk Kilburn adalah Cill Bhrain. Tempat di mana komunitas London/Irlandia hidup berdampingan. Karya di muka, terinspirasi dari kehidupan pribadi, komunitas lokal, dan momen sosial sang seniman.
Electronic Sheep merupakan duo seniman dari daerah tersebut. Keduanya adalah Helen Delany dan Brenda Aherne, yang berbasis di London dan Dublin. Praktik kesenian mereka bersifat multidisipliner, dengan fokus utama pada seni tekstil dan cetak.
"Karya ini adalah bagian dari proyek Camden Council 2024, sebuah proyek seni publik berupa film seni bertajuk Kilburn in Motion," tulis Electronic Sheep dalam katalog pameran.
Berbeda dari tahun sebelumnya, ekshibisi Ireland's Eye kali ini memang lebih banyak mengeksplorasi hubungan dengan masyarakat. Walhasil, yang menonjol adalah hubungan yang mendalam antara praktik yang digagas para seniman dalam menyoal kelindan sosial.
Misalnya dalam karya bertajuk Dog Eared Paradise buah tangan Olivia Normille. Menggunakan medium video art, karya berdurasi 6 menit itu memperlihatkan seekor kelinci yang berlarian di sebuah kebun, dengan berbagai pola yang mirip.
Olivia adalah seniman yang bekerja di bidang instalasi, gambar, dan film. Praktiknya mengeksplorasi hubungan antara manusia dan non-manusia, serta menangkap momen-momen yang singkat melalui set skulptural dan adegan imersif, termasuk lewat karya ini.
Lain lagi karya Isobel McCarthy, yang mengeksplorasi lapisan-lapisan ingatan personal dan kolektif. Dibuat dengan cyanotype karya ini berjudul The Big Big Movie (Cyanotype toned in yerba mated, 90cm X 125cm, 2024) yang mengimak seekor katak dan ular di atas piring.
Dari segi visual, karya ini seolah ingin menggali kehidupan sehari-hari. Termasuk menghadirkan objek, tekstur, dan ritual domestik dalam membangun tegangan ruang antara keintiman dan ketidaklaziman. Palet yang dihadirkan juga tampil dengan warna monokrom.
Isobel McCarthy adalah seniman asal Cork, Irlandia. Dalam berkarya dia banyak mengeksplorasi sejarah pribadi, kenangan masa kecil, dan makna di balik benda sehari-hari. Mayoritas karyanya juga mengidentifikasi senarai objek yang membangkitkan rasa nostalgia.
Aspek kunci dalam karya McCarthy adalah penggunaan hewan sebagai perwakilan hubungan manusia. Kehadiran simbolis ini bertujuan untuk mengundang peninjauan ulang terhadap bagaimana mitos meresapi kehidupan sehari-hari, serta mengaburkan batas antara masa lalu dan masa kini.
Menurut Kenenza, sebagai sebuah bangsa yang muncul dari bayang-bayang kolonialisme, Irlandia telah melewati siklus pergolakan. Akan tetapi, luka yang ditinggalkan oleh emigrasi paksa, dan gejolak politik tetap terukir di negri Celtic Tiger, itu.
Terpisah, Kurator Mark Joyce mengatakan, karya-karya yang dipamerkan memang menyoroti ketegangan antara tradisi dan modernitas, serta pengalaman hidup di Irlandia. Walakin dia juga memilih senarai karya dinamis untuk mempertontonkan evolusi dan keanekaragaman seni rupa di sana.
"Termasuk menelusuri lanskap sosial dan budaya Irlandia kontemporer, di mana identitas yang saling bersinggungan membentuk topografi dinamis," kata Mark Joyce dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants Dihelat di Museum Bahari
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Ada rubah memainkan biola, keong mendengar vinil, serta harimau dan manusia berdandan ala post punk. Di bagian fasad, seorang perempuan mengenakan kimono berpose dengan gitar, di bagian lain, seekor bangau mengenakan sepatu boots.
Ibarat fabel, objek-objek yang dilukis tersebut hidup dengan harmonis. Entah sedang menikmati pesta atau menarasikan sesuatu yang lain. Akan tetapi yang pasti, lukisan bertajuk Kilburn Stoop Party (2025) itu adalah satu dari sekian primadona.
Karya printed textile berukuran 130 cm X 130 cm, itu adalah buah tangan Electronic Sheep. Kolektif seniman asal Irlandia itu, menjadi salah satu pameris dalam seteleng Ireland's Eye di WTC 2, Jakarta yang berlangsung hingga 11 April 2025.
Menjadi perhelatan ke-4, pameran Ireland's Eye, digelar untuk menyambut St.Patrick’s Day. Total, terdapat lima perupa yang turut meramaikan, termasuk Isobel McCarthy, Olivia Normile, Mary Sullivan, Aaron Sunderland Carey, serta duo Electronic Sheep.
Baca juga: Profil 5 Seniman Irlandia dalam Pameran Ireland's Eye 2025 di WTC 2 Jakarta
Lukisan bertajuk Kilburn Stoop Party (2025) kanan, karya Electronic Sheep (sumber gambar: Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)
Electronic Sheep merupakan duo seniman dari daerah tersebut. Keduanya adalah Helen Delany dan Brenda Aherne, yang berbasis di London dan Dublin. Praktik kesenian mereka bersifat multidisipliner, dengan fokus utama pada seni tekstil dan cetak.
"Karya ini adalah bagian dari proyek Camden Council 2024, sebuah proyek seni publik berupa film seni bertajuk Kilburn in Motion," tulis Electronic Sheep dalam katalog pameran.
Berbeda dari tahun sebelumnya, ekshibisi Ireland's Eye kali ini memang lebih banyak mengeksplorasi hubungan dengan masyarakat. Walhasil, yang menonjol adalah hubungan yang mendalam antara praktik yang digagas para seniman dalam menyoal kelindan sosial.
Misalnya dalam karya bertajuk Dog Eared Paradise buah tangan Olivia Normille. Menggunakan medium video art, karya berdurasi 6 menit itu memperlihatkan seekor kelinci yang berlarian di sebuah kebun, dengan berbagai pola yang mirip.
Olivia adalah seniman yang bekerja di bidang instalasi, gambar, dan film. Praktiknya mengeksplorasi hubungan antara manusia dan non-manusia, serta menangkap momen-momen yang singkat melalui set skulptural dan adegan imersif, termasuk lewat karya ini.
Ingatan Kolektif
Lain lagi karya Isobel McCarthy, yang mengeksplorasi lapisan-lapisan ingatan personal dan kolektif. Dibuat dengan cyanotype karya ini berjudul The Big Big Movie (Cyanotype toned in yerba mated, 90cm X 125cm, 2024) yang mengimak seekor katak dan ular di atas piring. Dari segi visual, karya ini seolah ingin menggali kehidupan sehari-hari. Termasuk menghadirkan objek, tekstur, dan ritual domestik dalam membangun tegangan ruang antara keintiman dan ketidaklaziman. Palet yang dihadirkan juga tampil dengan warna monokrom.
Karya berjudul The Big Big Movie (kanan) dalam pameran Ireland's Eye di WTC 2 Jakarta (sumber gambar: Hypeabis.id/Himawan L Nugraha)
Aspek kunci dalam karya McCarthy adalah penggunaan hewan sebagai perwakilan hubungan manusia. Kehadiran simbolis ini bertujuan untuk mengundang peninjauan ulang terhadap bagaimana mitos meresapi kehidupan sehari-hari, serta mengaburkan batas antara masa lalu dan masa kini.
Menurut Kenenza, sebagai sebuah bangsa yang muncul dari bayang-bayang kolonialisme, Irlandia telah melewati siklus pergolakan. Akan tetapi, luka yang ditinggalkan oleh emigrasi paksa, dan gejolak politik tetap terukir di negri Celtic Tiger, itu.
Terpisah, Kurator Mark Joyce mengatakan, karya-karya yang dipamerkan memang menyoroti ketegangan antara tradisi dan modernitas, serta pengalaman hidup di Irlandia. Walakin dia juga memilih senarai karya dinamis untuk mempertontonkan evolusi dan keanekaragaman seni rupa di sana.
"Termasuk menelusuri lanskap sosial dan budaya Irlandia kontemporer, di mana identitas yang saling bersinggungan membentuk topografi dinamis," kata Mark Joyce dalam keterangan tertulis.
Baca juga: Pameran Ghost Nets: Awakening the Drifting Giants Dihelat di Museum Bahari
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.