Perjalanan Fragmen Emosi dalam Pertunjukan Eternity Glimpse Into a Secret Garden di SIPFest 2024
08 August 2024 |
15:30 WIB
Petikan senar pipa (alat musik petik tradisional China) mulanya mengalun pelan. Harmoni tercipta tatkala alat musik tiup clarinet mulai diembuskan. Alunannya yang ritmis, terkadang mengentak dan eksperimental, menjadi satu sajian utuh yang apik membuka pertunjukan Eternity Glimpse Into a Secret Garden di Teater Salihara, baru-baru ini.
Dalam pertunjukan yang menjadi bagian dari gelaran SIPFest 2024 itu, komposer Chong Kee Yong kembali mempertontonkan nuansa musik eksploratif, memadukan modernitas dan etnik, meleburkan bayangan dan realitas, dalam satu tarikan napas yang sama.
Baca juga: Tari Kusukusu II & Refleksi Ragam Gerak Fauna di SIPFEst 2024 Salihara
Lewat pertunjukan ini, komposer asal Malaysia itu seperti menghadirkan teatrikal dalam pikiran sehingga tiap gubahan repertoar yang disajikannya punya nyawa, dan tak sekadar lagi sekadar lantunan nada.
Komposisi lagu yang gubahannya yang dibawakan Ensamble Studio C sukses membawa ratusan penonton yang hadir di Teater Salihara ke petualangan emosi yang unik. Mata dan telinga penonton tetap nyalang mengikuti babak demi babak nada kehidupan.
Bisa jadi babak pertama akan terdengar sendu. Lewat bunyi-bunyian musik tradisional, seperti pipa, guzheng, hingga suling, penonton seolah diajak menyelami masa lalu nan jauh di sana. Permainan tata cahaya yang apik mengisyaratkan itu.
Namun, saat repertoar memasuki babak kedua, hentakan melodi mulai dieksplorasi di sana-sini. Piano yang berdenging, biola yang berdecit hingga petikan pipa yang makin masif menghasilkan permainan emosi imajinatif.
Dalam pertunjukan ini, satu nomor berjudul Rindu itu Berat 20.11.18 oleh Chong Kee Yong menjadi suguhan yang terasa spesial. Berbeda dari nomor lainnya, Kee Yong memanfaatkan ruang panggung secara lebih imersif.
Aksi panggung musisinya tak hanya berfokus di tengah. Beberapa yang lain mengeliling ke sudut-sudut tak terduga. Secara teknis, ini menciptakan pengalaman suara surround yang realistis.
Di repertoar ini, Chong merangkul palet warna instrumental yang lagi-lagi terasa puitis. Dia tak takut mengeksplorasi tradisi masa lalu ke dalam bahasa kontemporer yang mutakhir. Sekilas, ada semacam jejak opera, satu elemen yang membuat pangungnya lebih dramatis.
Dalam pertunjukan ini, Ensemble Studio C banyak memainkan karya-karya komponis Asia yang pernah belajar musik Barat, seperti Chiang Chih-Yun (Taiwan), Feliz Anne Reyes Macahis (Filipina), Sri Hanuraga, Ivan Tangkulung dan Michael Asmara (Indonesia).
Tak hanya itu, sejumlah karya komponis Amerika Serikat, seperti John Cage, juga dibawakan. Pada malam itu, mereka juga memainkan dua karya komisi terbaru Jadi-Jadian (Shapeshifter) oleh pianis jaz dan komposer Sri Hanuraga.
Sri Hanuraga akan secara khusus tampil sebagai solois dalam beberapa karya terpilih, di antaranya Sonatas karya John Cage dan Rindu itu Berat 20.11.18 karya Chong Kee Yong. Setelahnya, tepuk tangan meriah memenuhi Teater Salihara saat tirai panggung kembali bercahaya.
Selama 97 menit berjalan, durabilitas para musisi patut diacungi jempol. Dari awal hingga akhir pertunjukan, mereka menunjukkan performa yang terjaga. Bergerak dalam emosi yang naik dan turun menciptakan fragmen kehidupan di atas panggung dengan konsisten.
Sebagai informasi, gelaran SIPFest 2024 masih akan berlanjut setelah pertunjukan Eternity Glimpse Into a Secret Garden di Teater Salihara berlangsung. Ajang Salihara International Performing-arts Festival (SIPFest) akan dihelat hingga 31 Agustus 2024.
SIPFest tahun ini akan hadir dengan berbagai program spesial setelah sekian tahun vakum. Beberapa di antaranya adalah pertunjukan tari, musik, teater, dan juga lokakarya yang bisa diikuti mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Baca juga: Animal Pop Siap Suguhkan Tari KUSUKUSU II di Pembukaan SIPFEst 2024
Editor: Dika Irawan
Dalam pertunjukan yang menjadi bagian dari gelaran SIPFest 2024 itu, komposer Chong Kee Yong kembali mempertontonkan nuansa musik eksploratif, memadukan modernitas dan etnik, meleburkan bayangan dan realitas, dalam satu tarikan napas yang sama.
Baca juga: Tari Kusukusu II & Refleksi Ragam Gerak Fauna di SIPFEst 2024 Salihara
Lewat pertunjukan ini, komposer asal Malaysia itu seperti menghadirkan teatrikal dalam pikiran sehingga tiap gubahan repertoar yang disajikannya punya nyawa, dan tak sekadar lagi sekadar lantunan nada.
Komposisi lagu yang gubahannya yang dibawakan Ensamble Studio C sukses membawa ratusan penonton yang hadir di Teater Salihara ke petualangan emosi yang unik. Mata dan telinga penonton tetap nyalang mengikuti babak demi babak nada kehidupan.
Pertunjukan Eternity Glimpse Into a Secret Garden di Teater Salihara. (Sumber gambar: Dok. Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya)
Namun, saat repertoar memasuki babak kedua, hentakan melodi mulai dieksplorasi di sana-sini. Piano yang berdenging, biola yang berdecit hingga petikan pipa yang makin masif menghasilkan permainan emosi imajinatif.
Dalam pertunjukan ini, satu nomor berjudul Rindu itu Berat 20.11.18 oleh Chong Kee Yong menjadi suguhan yang terasa spesial. Berbeda dari nomor lainnya, Kee Yong memanfaatkan ruang panggung secara lebih imersif.
Aksi panggung musisinya tak hanya berfokus di tengah. Beberapa yang lain mengeliling ke sudut-sudut tak terduga. Secara teknis, ini menciptakan pengalaman suara surround yang realistis.
Di repertoar ini, Chong merangkul palet warna instrumental yang lagi-lagi terasa puitis. Dia tak takut mengeksplorasi tradisi masa lalu ke dalam bahasa kontemporer yang mutakhir. Sekilas, ada semacam jejak opera, satu elemen yang membuat pangungnya lebih dramatis.
Dalam pertunjukan ini, Ensemble Studio C banyak memainkan karya-karya komponis Asia yang pernah belajar musik Barat, seperti Chiang Chih-Yun (Taiwan), Feliz Anne Reyes Macahis (Filipina), Sri Hanuraga, Ivan Tangkulung dan Michael Asmara (Indonesia).
Tak hanya itu, sejumlah karya komponis Amerika Serikat, seperti John Cage, juga dibawakan. Pada malam itu, mereka juga memainkan dua karya komisi terbaru Jadi-Jadian (Shapeshifter) oleh pianis jaz dan komposer Sri Hanuraga.
Sri Hanuraga akan secara khusus tampil sebagai solois dalam beberapa karya terpilih, di antaranya Sonatas karya John Cage dan Rindu itu Berat 20.11.18 karya Chong Kee Yong. Setelahnya, tepuk tangan meriah memenuhi Teater Salihara saat tirai panggung kembali bercahaya.
Pertunjukan Eternity Glimpse Into a Secret Garden di Teater Salihara. (Sumber gambar: Dok. Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya)
Sebagai informasi, gelaran SIPFest 2024 masih akan berlanjut setelah pertunjukan Eternity Glimpse Into a Secret Garden di Teater Salihara berlangsung. Ajang Salihara International Performing-arts Festival (SIPFest) akan dihelat hingga 31 Agustus 2024.
SIPFest tahun ini akan hadir dengan berbagai program spesial setelah sekian tahun vakum. Beberapa di antaranya adalah pertunjukan tari, musik, teater, dan juga lokakarya yang bisa diikuti mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Baca juga: Animal Pop Siap Suguhkan Tari KUSUKUSU II di Pembukaan SIPFEst 2024
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.