KUSUKUSU II merupakan bentuk perluasan dari pementasan KUSUKUSU I terutama dalam mengeksplorasi gerakan-gerakan binatang. (sumber gambar: Hypeabis.id/Fanny Kusumawardhani)

Animal Pop Siap Suguhkan Tari KUSUKUSU II di Pembukaan SIPFEst 2024

02 August 2024   |   22:28 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Para penikmat tari sepertinya siap semringah sepanjang bulan Kemerdekaan. Sebab, Animal Pop Family bakal menggelar pertunjukan tari bertajuk KUSUKUSU II. pementasan ini merupakan bagian dari Salihara International Performing-arts Festival (SIPFest) yang berlangsung 2-31 Agustus 2024.

Pertunjukan KUSUKUSU II akan dilaksanakan di Teater Salihara, Jakarta pada Sabtu-Minggu atau 3-4 Agustus 2024, pukul 16.00 WIB, dan 20.00 WIB. Pementasan pembuka ini dikoreograferi Jecko Siompo dan ditarikan oleh lima orang penari dengan berbagai latar belakang profesi. 

Baca juga: SIPFEst Siap Dihelat di Salihara, Cek Jadwal Lengkap & Daftar Penampilnya

Koreografer Jecko Siompo mengatakan, KUSUKUSU II merupakan bentuk perluasan dari pementasan KUSUKUSU I terutama dalam mengeksplorasi gerakan-gerakan binatang. Namun, untuk pertunjukan kali ini pihaknya akan spesifik meneroka berbagai perilaku hewan di Pulau Rinca, NTT ke dalam tari.

Genre tarian tersebut diciptakan selama beberapa tahun terakhir saat pandemi Covid-19 bergejolak, dan Jecko pergi ke Pulau Komodo. Pada momen inilah dia bersama warga kemudian menciptakan berbagai jenis tarian yang terinspirasi dari binatang-binatang yang ada di pulau tersebut. 

"Kalau kita bicara tradisi Indonesia itu kan, dari sabang sampai Merauke itu kan, hampir semua tradisi itu kalau kita garis benang merahnya itu binatang. Di Aceh misalnya ada (tari) ayam, sampai ke Papua ada buaya di sana. Jadi binatang itu sangat identik dengan tradisi Indonesia," katanya. 
 
 
Jecko menjelaskan, KUSUKUSU merupakan bahasa atau dialek Papua yang berarti rerumputan yang bercampur atau semak belukar. Karya ini sendiri terinspirasi dari gerak-gerik binatang yang kerap bersembunyi di balik semak-semak, hingga menjadi tolok ukur penyusunan koreografi. 

Menurutnya, KUSUKUSU pertama kali dipentaskan oleh Animal Pop pada 2022. Saat itu, karya yang masih dalam tahap work in progress ini juga mendapatkan sambutan yang cukup antusias dari para penikmat tari di Tanah Air. Oleh karena itu saat ini pihaknya ingin lebih memperkaya eksplorasi artistiknya di SIPFest 2024.

Selain perilaku hewan, pertunjukan ini juga akan menyalin suara burung, suara ombak, keheningan di malam hari, bunyi gesekan rumput dan yang lain. Para penari juga akan beralih rupa menjadi berbagai hal, termasuk memerankan burung, tarian tradisi, bahkan dasar-dasar silat dalam pertunjukan ini. 

"Tarian ini juga akan menghadirkan suasana memancing ikan, atau orang bersenda gurau bagaikan tingkah laku hewan yang bermain-main dan ingin berebut makanan," imbuhnya.

Terpisah, Direktur Program Komunitas salihara Arts Center, Nirwan Dewanto mengatakan, SIPFEst merupakan gelanggang bagi para seniman-penampil dan masyarakat untuk berbagi kebaruan, kreativitas, dan kegembiraan. Tahun ini, Jargon Orde Seni Baru dipilih sebagai tajuk untuk memberikan alternatif di luar orde politik, khususnya dalam membuka ide-ide baru dari pegiat seni. 

Nirwan menjelaskan, semua jenis pertunjukan dalam SIPFest kali ini akan hadir dalam segala kemeriahaan dan kekayaannya. Selain itu akan ada juga juga pertunjukan work in progress yang ditampilkan apa adanya pada publik, hingga menjadi karya utuh setelah gelaran ini dihelat.

Tak hanya itu, dalam kegiatan ini akan ada pula beragam eksperimen yang mengedepankan kebaruan di berbagai bidang. Seluruh kekayaan visual yang ditampilkan itulah yang diharap dapat ditangkap secara langsung oleh penonton sebagai bentuk percobaan termutakhir di bidang seni.

"Seni selalu memberikan kita cara-cara baru dalam melihat kehidupan. Tidak dapat diingkari memang seni itu menghibur, tapi tidak harus melulu semuanya tentang hiburan, yang penting adalah bagaimana mengemasnya dengan cara baru," katanya. 

Baca juga: Cek Profil Penampil SIPFest di Salihara, Ada Jecko Siompo hingga Teater Koma

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

5 Mitos Mesin Pencuci Piring, Sering Dikira Boros Listrik & Air

BERIKUTNYA

60 Persen Konsumen Siap Bayar Lebih Tinggi untuk Produk Fesyen Berkelanjutan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: