Starlink yang ada di orbit Bumi. (Sumber gambar: Starlink/X)

China Siap Luncurkan 18 Satelit Hadapi Dominasi Starlink

07 August 2024   |   14:40 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

China tampaknya gerah dengan monopoli Starlink sebagai penyedia sistem komunikasi internet berbasis satelit. Pasalnya, pemerintah Negeri Tirai Bambu bakal meluncurkan belasan satelit untuk bersaing dengan konstelasi satelit milik Elon Musk di orbit Bumi rendah (LEO) itu.

Dalam laporan kantor berita milik pemerintah China, disampaikan bahwa mereka akan mengorbitkan 18 satelit sebagai tahap awal. Satelit-satelit tersebut akan diluncurkan dari salah satu fasilitas misi luar angkasa utama negara, yaitu Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan di Provinsi Shanxi Utara. 

Mengutip Live Science, peluncuran ini dipimpin oleh perusahaan Teknologi Satelit Shanghai Spacecom milik pemerintah sebagai bagian dari proyek ‘Thousand Sails Constellation’. Adapun proyek ini bertujuan untuk menciptakan jaringan broadband global serupa dengan yang ditawarkan oleh Starlink dari SpaceX . 

Baca juga: Selain Starlink, Ini Penyedia Layanan Internet Berbasis Satelit yang Ada di Indonesia

SpaceX saat ini memiliki lebih dari 6.200 satelit di LEO. Sebagai informasi, LEO merupakan sebuah zona yang umumnya terletak sekitar 1.200 mil (2.000 kilometer) di atas permukaan bumi. 

Satelit Starlink biasanya mengorbit pada ketinggian sekitar 340 mil (550 km). Pada jarak yang relatif pendek ini, data dapat dikirim dengan cepat antara satelit dan Bumi. Banyak pemerintah, individu, dan bisnis menggunakan konstelasi satelit Starlink tersebut untuk internet broadband (jenis layanan yang menawarkan koneksi cepat dan stabil).

Selama ini, layanan satelit internet lama mengandalkan satelit geostasioner individual yang mengorbit pada jarak hampir 65 kali lebih tinggi di atas planet Bumi. Satelit terbang tinggi seperti itu membutuhkan biaya yang mahal untuk diluncurkan dan data yang dikirimkan memerlukan waktu cukup lama untuk mencapai ke Bumi. 

Akibatnya, menurut Starlink, satelit internet lama terlalu lambat untuk mendukung video, streaming, gim online, dan aplikasi lain yang memerlukan kecepatan data tinggi secara efisien.

Oleh sebab itu, peluncuran 18 satelit merupakan bentuk keresahan China selama dua tahun terakhir. Mereka khawatir akan potensi ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh konstelasi Starlink. 

Tentara Pembebasan Rakyat China berspekulasi bahwa jika negara mereka terlibat konflik dengan AS, konstelasi Starlink dapat digunakan untuk melacak rudal hipersonik, menjadikannya lebih efisien bagi drone dan jet tempur siluman untuk berkomunikasi dengan darat. Bahkan, bisa menghancurkan satelit China.

Hal ini layaknya yang dilakukan pasukan Ukraina. Mereka menggunakan Starlink untuk mengarahkan drone melawan pasukan Rusia dalam perang yang sedang berlangsung di wilayah tersebut. 

Proyek Thousand Sails Constellation bukanlah satu-satunya cara China mencoba melindungi diri dari kemampuan Starlink. Ilmuwan Beijing baru-baru ini mengungkapkan rencana memasang laser di kapal selam untuk menghancurkan satelit Starlink.

Sementara itu, Pemerintah China menargetkan peluncuran 108 satelit untuk konstelasi barunya tahun ini. Pada 2030, mereka menargetkan memiliki 15.000 satelit di orbit Bumi. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: 

SEBELUMNYA

Hijack Sandals x Maliq & D’Essentials Luncurkan Koleksi MACK, Ada Konser Eksklusif di Bandung

BERIKUTNYA

4 Fakta Menarik Trem Otonom yang Bakal Mondar-mandir di IKN Nusantara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: