Kesehatan Mental (Sumber Foto: Freepik)

Tips Menjaga Kesehatan Mental di Kantor untuk Generasi Z dan Milenial

06 August 2024   |   22:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Kesehatan mental atau mental health di ruang lingkup kantor menjadi fenomena yang banyak jadi sorotan di kalangan generasi muda, terutama para Gen Z. Sedikit banyak ini memengaruhi performa mereka dalam bekerja dan membuatnya sulit beradaptasi dengan generasi sebelumnya, seperti Gen Y (milenial) dan Gen X. 

Generasi Z merupakan orang-orang yang lahir dalam rentang waktu 1997-2012, setelah Gen Y dan Gen X. Mereka tumbuh di dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Terlebih dengan keberadaan teknologi digital dan media sosial, kelompok ini dihadapkan dengan masalah kesehatan mental yang beragam.  

Sebuah studi menunjukkan bahwa generasi Z melaporkan tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Menurut American Psychological Association (APA), hampir 91 persen orang dewasa Gen Z melaporkan mengalami setidaknya satu gejala fisik atau emosional akibat stres dalam sebulan terakhir. 

Baca juga: Tingginya Mobilitas Penduduk Pengaruhi Kesehatan Mental, Kok Bisa?

Dokter Yovi Yoanita, pakar nutrisi, kebugaran, dan anti-aging menanggapi fenomena ini. Menurutnya, kesenjangan antara generasi Z dan sebelumnya sangat besar, terutama di lingkup perusahaan yang seringkali menimbulkan beberapa perbedaan pendapat. 

"Generasi sebelumnya tidak terlalu kenal dengan mental health, seringkali hanya dianggap manja atau perasaan saja," kata Yovi kepada Hypeabis.id, Selasa (6/8/2024).
 
Para atasan yang terdiri dari kelompok generasi Y dan X, seringkali menganggap bawahannya terlalu banyak healing karena penat bekerja. Namun, setelah kembali dari rehatnya, mereka tidak kunjung menunjukan performa yang baik dalam pekerjaannya. 

Selama ini masalahnya para generasi X dan Y sangat kaku dan sudah enggan untuk belajar, apalagi dari orang yang lebih muda. Sementara generasi Z kebalikannya, suka dengan hal-hal yang cepat dan simpel, di sisi lain kebiasaan ini bisa terkesan seperti malas. 

"Akhirnya generasi sebelumnya tidak cocok dengan cara kerja Gen Z, apalagi dengan mereka yang sedikit-sedikit minta healing," paparnya. 

Sementara 50-70 persen pekerja sekarang didominasi oleh generasi Z. Karakteristik mereka memang sangat mengutamakan kesehatan mentalnya, sehingga menginginkan keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi atau work, life, balance. Ini merupakan bagian dari perubahan zaman yang mau tidak mau harus dipahami oleh generasi-generasi sebelumnya.  

Untuk mengatasi persoalan ini, Yovi biasanya mengajak orang-orang untuk lebih fleksibel menjalani hidup. Bicara soal perubahan zaman, menurutnya, mereka yang bisa survive bukanlah yang paling kuat dan pintar tapi yang paling fleksibel dan mampu beradaptasi . 

Generasi X, Y maupun Gen Z sebaiknya bisa fleksibel menempatkan dan menyesuaikan diri dalam berbagai situasi, serta saling memahami karakter masing-masing. Bagaimanapun cara kerjanya, punya tujuan yang sama dalam bekerja maka seharusnya tidak akan ada masalah di kantor. 

"Perusahaan biasanya punya tujuan yang sama, begitupun dengan para pekerjanya mereka ingin memberikan yang terbaik" katanya. 

Lebih lanjut, Yovi juga menyarankan supaya masing-masing menetapkan goals-nya dalam bekerja. Apa saja target yang ingin dicapai dalam jangka pendek dan panjang. Cara ini akan membuat kita lebih fokus dalam bekerja dan memperkecil kemungkinan untuk mengalami stres yang memicu masalah kesehatan mental. 

Baca juga: Waspada, Polusi Berdampak Negatif pada Kesehatan Mental

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

5 Teknik Menyeduh Kopi Americano, Mana Favorit Genhype?

BERIKUTNYA

Sinopsis Black Out: Snow White Must Die, Misteri Pembunuhan Adaptasi Novel Karya Nele Neuhaus

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: