Executive Director PT Kultiva Indonesia Makmur Suryaningsih Wibowo (kiri) & President Director ExportHub.id Ecosystem Amalia Prabowo dalam acara diskusi SMEs Go Digital: Bring SMEs to The World di JCC Senayan, Minggu (4/8/2024). Sumber gambar: Eusebio C/Hypeabis.id.

Resep Jitu Brand UMKM Kultiva Co Tembus Pasar Ekspor hingga 8 Negara

04 August 2024   |   18:31 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Produk-produk UMKM Indonesia memiliki daya saing yang cukup tinggi dan mampu bersaing di pasar internasional. Banyak UMKM yang telah melakukan ekspor produk ke beberapa negara, salah satunya PT Kultiva Indonesia Makmur (Kultiva Co.) yang terkenal dengan merek produk makanan ringan plant based dan gluten free bernama Woh.
 
Berdiri sejak tahun 2016, produk makanan Woh kini sudah tersedia di sebanyak 2.000 toko baik daring maupun fisik di delapan negara yakni Kanada, Amerika Serikat, Taiwan, Malaysia, Singapura, China, Australia, dan Brunei Darussalam. Untuk memperluas distribusi dan penjualan produk, mereka juga bekerja sama dengan pengecer, supermarket, dan online marketplace di Indonesia, Malaysia, Singapura, AS, dan Kanada.
 
Produk-produk Woh terdiri dari aneka keripik dari bahan-bahan lokal seperti tempe, kulit ikan, buah-buahan dan sayuran dengan aneka rasa, seperti BBQ, sour cream & onion, seaweed BBQ, sweet chili, mala, sambal merah, dan spicy lime leaf.
Executive Director PT Kultiva Indonesia Makmur Suryaningsih Wibowo mengatakan hal utama yang perlu diperhatikan oleh UMKM yang ingin menembus pasar ekspor ialah menentukan tujuan jaringan bisnis ekspor dari UMKM.
 
Hal tersebut dilakukan dengan memastikan kesiapan produk yang berkaitan dengan spefisikasi produk. Spesifikasi itu berkaitan dengan sejumlah hal mulai dari nama produk, HS code, kuantitas, bentuk, kandungan, kemasan, detail produk, acuan standarisasi, sertifikasi hingga keunggulan produk.
 
Selain itu, penting juga untuk memastikan suatu produk telah memenuhi sejumlah hal seperti merek dan desain kemasan, legalitas, izin edar, sertifikat halal, nutrition fact, barcode, dan informasi terkait media sosial (website, Instagram, TikTok, dan lainnya). 
 
"Pertama-tama bisnis itu yang saya lihat secara garis besarnya membangun hubungan. Bahwa apapun itu kita membangun satu hubungan melalui produk kita, jadi yang saya liat pertama kali adalah kesiapan produk. Jadi tujuan [ekspor]-nya apa dan produk kita siap atau enggak [untuk ekspor]," katanya dalam acara diskusi SMEs Go Digital: Bring SMEs to The World di JCC Senayan, Minggu (4/8/2024).
 
Hal kedua yang perlu dilakukan ialah memahami target audiens bisnis. Dalam hal ini, Kultiva Co. melakukan analisis SWOT yakni teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman untuk bisnis. Suryaningsih mengatakan pihaknya membagi analisis SWOT itu menjadi dua kategori yakni internal dan eksternal, guna memahami target audiens bisnis.
 
Analisis yang berkaitan dengan internal meliputi produk, proses produksi dan penggunaan teknologi, harga, layanan, SDM, manajemen, sarana usaha, lokasi usaha, dan modal. Sementara dari lingkup eksternal berkaitan dengan tren pasar, ketersediaan teknologi, regulasi pemerintah, kemitraan bisnis, pesaing, hingga mengidentifikasi dukungan/hambatan.
 
"Untuk bisa menjadi produk yang dikenal global, kita harus terus melihat kita punya kekuatan dan kekurangan dimana, dan harus terus memperbaiki diri," ucapnya.
Lalu upaya ketiga yang perlu dilakukan ialah membangun koneksi bisnis secara proaktif, yang bisa dimaksimalkan secara digital melalui berbagai platform seperti media sosial, website, dan ecommerce. Hal ini dilakukan dengan menekankan unsur 2W + 1H yakni produk dan bentuk produk yang ditujukan melalui foto atau video konten (what), akses untuk dapat menemukan produk dan cara membeli (where), serta informasi terkait harga dari produk dan promosi khusus (how much).
 
"Platform digital sebenarnya membantu kita untuk terus ada selama 24 jam. Saya juga kerja sama dengan KOL dan penyedia UKM untuk bisa support platfrom digital yang kita punya," ujarnya.
 
Hal lainnya yang perlu diperhatikan ialah menjaga koneksi bisnis ekspor, utamanya ialah mencari peluang ekspor secara digital. Hal itu dilakukan dengan memahami target pembeli (kebutuhan dan keinginan), karakteristik negara tujuan ekspor (NTE), tren bisnis, persyaratan masuk, hingga informasi terkait pesaing di NTE.
 
Sementara untuk membidik buyer dari luar negeri bisa dilakukan dengan upaya secara daring seperti di website, media sosial, dan email marketing. Termasuk, mendaftarkan merek UMKM di website B2B seperti Alibaba, Tradewheel, iOffer, IndiaMART, dan FIEO GlobalLinker yang menghubungkan penjual dengan buyer dengan bantuant teknologi kecerdasan buatan (AI).
 
Adapun, untuk mencari peluang ekspor, pelaku usaha UMKM bisa memanfaatkan agenda pameran-pameran dagang baik di dalam maupun luar negeri. Suryaningsih menyampaikan pameran dagang menjadi media yang paling efektif untuk memperoleh buyer dimana tingkat efektivitasnya mencapai 81 persen. Diikuti dengan personal sales (74 persen), direct mailing (53 persen) dan events (43 persen).
 
"Kita harus memastikan bahwa produk dan booth kita itu mencerminkan satu karakter dari bisnis kita. Kalau di [pameran dagang] ekspor, karakter saya adalah Indonesia jadi saya harus sangat berhati-hati. Saya harus menjaga jangan sampai produk malah jadi dilarang di negara tujuan ekspor hanya karena kesalahan atau sesuatu yang tidak siap dari sisi produk," jelasnya.
 
Suryaningsih juga menuturkan hal yang tak kalah penting dalam menjaga keberlangsungan bisnis di pasar ekspor ialah selalu mengikuti perkembangan tren yang terjadi di global. Untuk merek Kultiva Co yang menjual keripik misalnya, dia selalu berusaha mengikuti tren makanan ringan sehat yang sedang berkembang secara global, termasuk mengetahui perkembangan produk dari para pesaing di dunia.
 
"Ini berkaitan dengan psikologi pembeli, karena kembali lagi yang kita jual adalah hubungan personal, berkaitan dengan fungsi, pengalaman, kenyamanan dan ketertarikan. Bagaimana mereka membuat keputusan untuk membeli," imbuhnya.

Baca juga:  Kisah Sukses Brand dan UMKM Tas Lokal Tingkatkan Penjualan Lewat E-Commerce

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

Jalan Bareng Genhype Kembali Digelar, Kali Ini Kunjungi Pameran Skenografi Salihara

BERIKUTNYA

Momen Keseruan Jalan Bareng Genhype Series 2 di Galeri Salihara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: