Kisah Sukses Brand dan UMKM Tas Lokal Tingkatkan Penjualan Lewat E-Commerce
14 June 2024 |
14:15 WIB
Minat masyarakat terhadap produk fesyen lokal seperti tas, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Tas produksi brand dan UMKM lokal kini tak hanya berfungsi sebagai penunjang penampilan saja, tetapi juga menjadi simbol kebanggaan akan produk dalam negeri.
Apalagi sekarang banyak tas lokal yang menghadirkan produk dengan kualitas yang tak kalah dari merek internasional. Desain yang unik dan beragam menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Terlebih sekarang banyak produsen tas lokal yang memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan dan menerapkan praktik produksi berkelanjutan yang sejalan dengan nilai-nilai konsumen modern.
Baca juga: Perbedaan Quick Commerce dan E-commerce, Mana Paling Efektif?
Melalui platform e-commerce mereka menjangkau konsumen secara luas, tak hanya di daerah lokal saja, melainkan ke kota-kota besar seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Nah Genhype, mari menyimak kisah sukses Elizabeth dan Flashy yang mewarnai industri fesyen lokal.
Salah satu brand fesyen lokal legendaris dari Bandung, yakni Elizabeth didirikan pada 1963 oleh pasutri Elizabeth Halim dan Handoko Subali. Hanya dengan modal awal Rp10.000, mereka menggunakannya untuk membeli mesin jahit dan satu sepeda kumbang untuk berjualan keliling
Produk pertama yang diproduksi oleh jenama ini adalah adalah tas travel yang sangat fungsional karena memiliki banyak kompartemen yang bisa memuat banyak barang saat bepergian. Penjualan produk ini sangat memuaskan, mendapatkan permintaan yang tinggi, dan diterima pasar dengan sangat baik.
Di tengah gempuran produk-produk branded lokal dan mancanegara, Elizabeth sukses bertahan lebih dari 60 tahun dengan menghasilkan produk yang lebih beragam, seperti tas, sepatu, dan baju wanita, bahkan koleksi pria dan anak.
Elizabeth memiliki pabrik di Cimahi, Jawa Barat, serta 98 cabang di seluruh Indonesia. Sejalan dengan tagline yang diusungnya dalam berbisnis, yaitu Empowering Women with Style, Elizabeth memberdayakan sekitar 800 karyawan di pabrik yang mayoritas adalah perempuan.
Pabrik mereka memiliki alat-alat canggih untuk mendukung proses produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satunya, alat untuk memotong kulit tas yang melakukan pemotongan sesuai pola sehingga tidak bahan bahan baku yang terbuang.
"Kami juga memiliki lebih dari 1.000 karyawan di gerai offline yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia," ungkap Resti Ghita Pribadi, Brand Manager Elizabeth, di Bandung, Jawa Barat (13/6/2024).
Selama beroperasi lebih dari 6 dekade, jenama ini juga menghadapi berbagai tantangan. Momentum pandemi menjadi salah satu tantangan terberat yang pernah dihadapi Elizabeth karena operasional mereka sempat tutup total dan penjualan menurun drastis.
"Keberadaan platform digital, seperti e-commerce, menjadi penyelamat perusahaan bahkan membuat penjualan online Elizabeth naik berkali-kali lipat. Alhasil, kami berhasil mempertahankan seluruh karyawan," tambah Resti.
Elizabeth juga terus memanfaatkan berbagai kampanye dan fitur di platform e-commerce untuk mendongkrak penjualan. Tak ketinggalan mereka juga aktif membuat konten promosi di TikTok dan media sosial lainnya untuk menyasar generasi muda.
"Kami terus beradaptasi dan lebih fleksibel dalam pemanfaatan teknologi untuk menjaga eksistensi Elizabeth di masyarakat," ujar Resti.
Selain Elizabeth, salah satu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang bergerak di bidang fesyen, yakni Flashy juga terus aktif memperluas pasarnya di seluruh Indonesia sampai mancanegara. Flashy didirikan pada 1998 di Bandung oleh Windy Wulandary.
"Saya mendirikan Flashy sejak masih kuliah, dulu model-model tas di toko dan mal masih sedikit, harganya pun bisa sampai 200 ribuan, yang mana pada zaman dulu terbilang sangat mahal," kata Windy.
Akhirnya Windy fokus memproduksi tas sesuai dengan permintaan pelanggan yang saat itu masih terbatas teman dan kerabat. Hanya dengan modal Rp500.000, merek bisa menjual satu tas di kisaran harga Rp75.000-rRp125.000-an yang sangat terjangkau/
"Seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa untuk menggaet pasar yang lebih luas, Flashy harus punya signature style yang dapat membedakan dengan brand lain," ungkap Windy.
Flashy sendiri memiliki makna berkilauan. Sesuai dengan namanya, mereka mulai memproduksi tas-tas wanita dengan beragam warna seperti biru, kuning, merah, dan lainnya. Lantaran pada era 90-an, tas wanita umumnya didominasi oleh warna-warna gelap seperti hitam dan cokelat.
Setelah melakukan riset pasar, Windy memutuskan untuk menggunakan parasut sebagai material utama tas Flashy. Selain sifat yang versatile, harga bahan parasut juga terjangkau dan cocok dengan target pasar Flashy saat itu, yaitu murid SMA hingga kuliah.
Hampir semua bahan baku Flashy berasal dari Indonesia, khususnya Jawa Barat seperti Cigondewah, Tamim dan Otista. Untuk terus mengembangkan bisnis dan mewujudkan misi untuk membantu komunitas sekitar, Flashy memberdayakan puluhan penjahit dan perajin dari Jawa Barat dan sekitarnya.
Pada 2019, Flashy mulai bergabung dengan e-commerce dan merasakan manfaat yang sangat signifikan. 40 persen total omset mereka berasal dari penjualan online. Selain efisiensi dalam hal biaya operasional, platform online shop juga membantu mereka meningkatkan penjualan dan memperluas pasar, khususnya melalui berbagai kampanye dan fitur-fitur dalam platform tersebut.
Demografi pembeli mereka berasal dari berbagai kota di Jawa Barat seperti Bandung, Cimahi, Tasikmalaya, tak ketinggalan ada juga dari Jakarta bahkan dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Flashy juga aktif membuat konten video di TikTok untuk meningkatkan awareness, memberikan edukasi dan hiburan pada target pasar yang disasar. Mereka bisa menjangkau konsumen dengan usia yang lebih muda, serta mendapatkan insight yang berharga untuk pengembangan produk lebih lanjut.
Slah satu platforom e-commerce Indonesia, yakni Tokopedia dan ShopTokopedia mencatat adanya kenaikan jumlah penjual, pembeli, maupun transaksi, di masing-masing platform pada skala nasional selama semester I/2024, khususnya untuk produk fesyen.
“Saat ini, Tokopedia dan ShopTokopedia menjadi rumah bagi lebih dari 21 juta penjual dan hampir 100 persen merupakan pelaku UMKM lokal,” kata Director of Corporate Affairs Tokopedia and ShopTokopedia, Nuraini Razak.
Khusus untuk produk fashion, yang paling laris di Tokopedia, antara lain: dress muslim, perlengkapan ibadah, outwear wanita, atasan muslim (blouse, tunik, dan manset), dan pakaian muslim pria (baju koko, celana sarung), dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Khusus untuk produk tas, yang paling laris di Tokopedia, antara lain: tas selempang, tote bag, shoulder bag, dompet, dan ransel.
Khusus untuk produk fashion, yang paling laris di ShopTokopedia, antara lain: rok wanita, celana pendek pria, baju tidur wanita, hijab, dan knitwear, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Khusus untuk produk tas, yang paling laris di ShopTokopedia, antara lain: tas belanja, make-up bag, dompet, ransel, dan tote bag.
Sementara di Jawa Barat, tren e-commerce juga terus meningkat. Menurut penelitian dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), terdapat kenaikan transaksi belanja produk UMKM secara online di Bandung sebanyak 2,5 kali lipat pada 2022.
“Tokopedia dan ShopTokopedia pun terus berupaya mendorong kemajuan pelaku usaha di Jawa Barat, dan meningkatkan tren belanja online masyarakat Jawa Barat sekaligus perekonomian daerah," kata Antonia Adega, Communications Senior Lead Tokopedia and ShopTokopedia.
Beberapa kategori produk dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi di Tokopedia, antara lain Gadget dan Elektronik, Fashion Muslim, Ibu dan Bayi, Makanan dan Minuman, serta Kesehatan, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi lebih dari 1,5 kali lipat.
Khusus untuk produk fashion, yang paling laris, antara lain: dress muslim, perlengkapan ibadah, outer wear wanita, dan pakaian muslim pria (baju koko, celana sarung), serta pakaian muslim anak (baju koko, gamis), dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Sedangkan untuk produk tas, yang paling laris, antara lain tas selempang, dompet, shoulder bag, tote bag, dan ransel.
Sementara, beberapa kategori produk dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi di ShopTokopedia di Jawa Barat, antara lain Make-up, Camilan, Peralatan Rumah Tangga, Bawahan Wanita, dan Baju Tidur Wanita, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 4,5 kali lipat.
Khusus untuk produk fesyen, yang paling laris, antara lain rok wanita, baju tidur wanita, hijab, knitwear dan kaos wanita, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Adapun untuk produk tas, yang paling laris antara lain tas belanja, travel organizers, make-up bag, dompet, dan ransel.
Baca juga: Media Sosial dan E-commerce Jadi Ladang Subur Bisnis UMKM
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Apalagi sekarang banyak tas lokal yang menghadirkan produk dengan kualitas yang tak kalah dari merek internasional. Desain yang unik dan beragam menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Terlebih sekarang banyak produsen tas lokal yang memanfaatkan bahan-bahan ramah lingkungan dan menerapkan praktik produksi berkelanjutan yang sejalan dengan nilai-nilai konsumen modern.
Baca juga: Perbedaan Quick Commerce dan E-commerce, Mana Paling Efektif?
Melalui platform e-commerce mereka menjangkau konsumen secara luas, tak hanya di daerah lokal saja, melainkan ke kota-kota besar seluruh Indonesia bahkan mancanegara. Nah Genhype, mari menyimak kisah sukses Elizabeth dan Flashy yang mewarnai industri fesyen lokal.
Salah satu brand fesyen lokal legendaris dari Bandung, yakni Elizabeth didirikan pada 1963 oleh pasutri Elizabeth Halim dan Handoko Subali. Hanya dengan modal awal Rp10.000, mereka menggunakannya untuk membeli mesin jahit dan satu sepeda kumbang untuk berjualan keliling
Produk pertama yang diproduksi oleh jenama ini adalah adalah tas travel yang sangat fungsional karena memiliki banyak kompartemen yang bisa memuat banyak barang saat bepergian. Penjualan produk ini sangat memuaskan, mendapatkan permintaan yang tinggi, dan diterima pasar dengan sangat baik.
Di tengah gempuran produk-produk branded lokal dan mancanegara, Elizabeth sukses bertahan lebih dari 60 tahun dengan menghasilkan produk yang lebih beragam, seperti tas, sepatu, dan baju wanita, bahkan koleksi pria dan anak.
Produk tas Elizabeth (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
Elizabeth memiliki pabrik di Cimahi, Jawa Barat, serta 98 cabang di seluruh Indonesia. Sejalan dengan tagline yang diusungnya dalam berbisnis, yaitu Empowering Women with Style, Elizabeth memberdayakan sekitar 800 karyawan di pabrik yang mayoritas adalah perempuan.
Pabrik mereka memiliki alat-alat canggih untuk mendukung proses produksi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Salah satunya, alat untuk memotong kulit tas yang melakukan pemotongan sesuai pola sehingga tidak bahan bahan baku yang terbuang.
"Kami juga memiliki lebih dari 1.000 karyawan di gerai offline yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia," ungkap Resti Ghita Pribadi, Brand Manager Elizabeth, di Bandung, Jawa Barat (13/6/2024).
Selama beroperasi lebih dari 6 dekade, jenama ini juga menghadapi berbagai tantangan. Momentum pandemi menjadi salah satu tantangan terberat yang pernah dihadapi Elizabeth karena operasional mereka sempat tutup total dan penjualan menurun drastis.
"Keberadaan platform digital, seperti e-commerce, menjadi penyelamat perusahaan bahkan membuat penjualan online Elizabeth naik berkali-kali lipat. Alhasil, kami berhasil mempertahankan seluruh karyawan," tambah Resti.
Elizabeth juga terus memanfaatkan berbagai kampanye dan fitur di platform e-commerce untuk mendongkrak penjualan. Tak ketinggalan mereka juga aktif membuat konten promosi di TikTok dan media sosial lainnya untuk menyasar generasi muda.
"Kami terus beradaptasi dan lebih fleksibel dalam pemanfaatan teknologi untuk menjaga eksistensi Elizabeth di masyarakat," ujar Resti.
Selain Elizabeth, salah satu UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang bergerak di bidang fesyen, yakni Flashy juga terus aktif memperluas pasarnya di seluruh Indonesia sampai mancanegara. Flashy didirikan pada 1998 di Bandung oleh Windy Wulandary.
"Saya mendirikan Flashy sejak masih kuliah, dulu model-model tas di toko dan mal masih sedikit, harganya pun bisa sampai 200 ribuan, yang mana pada zaman dulu terbilang sangat mahal," kata Windy.
Akhirnya Windy fokus memproduksi tas sesuai dengan permintaan pelanggan yang saat itu masih terbatas teman dan kerabat. Hanya dengan modal Rp500.000, merek bisa menjual satu tas di kisaran harga Rp75.000-rRp125.000-an yang sangat terjangkau/
"Seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa untuk menggaet pasar yang lebih luas, Flashy harus punya signature style yang dapat membedakan dengan brand lain," ungkap Windy.
Flashy sendiri memiliki makna berkilauan. Sesuai dengan namanya, mereka mulai memproduksi tas-tas wanita dengan beragam warna seperti biru, kuning, merah, dan lainnya. Lantaran pada era 90-an, tas wanita umumnya didominasi oleh warna-warna gelap seperti hitam dan cokelat.
Produk tas Flashy (Sumber Foto: Hypeabis.id/Kintan Nabila)
Setelah melakukan riset pasar, Windy memutuskan untuk menggunakan parasut sebagai material utama tas Flashy. Selain sifat yang versatile, harga bahan parasut juga terjangkau dan cocok dengan target pasar Flashy saat itu, yaitu murid SMA hingga kuliah.
Hampir semua bahan baku Flashy berasal dari Indonesia, khususnya Jawa Barat seperti Cigondewah, Tamim dan Otista. Untuk terus mengembangkan bisnis dan mewujudkan misi untuk membantu komunitas sekitar, Flashy memberdayakan puluhan penjahit dan perajin dari Jawa Barat dan sekitarnya.
Pada 2019, Flashy mulai bergabung dengan e-commerce dan merasakan manfaat yang sangat signifikan. 40 persen total omset mereka berasal dari penjualan online. Selain efisiensi dalam hal biaya operasional, platform online shop juga membantu mereka meningkatkan penjualan dan memperluas pasar, khususnya melalui berbagai kampanye dan fitur-fitur dalam platform tersebut.
Demografi pembeli mereka berasal dari berbagai kota di Jawa Barat seperti Bandung, Cimahi, Tasikmalaya, tak ketinggalan ada juga dari Jakarta bahkan dari luar negeri seperti Malaysia dan Singapura.
Flashy juga aktif membuat konten video di TikTok untuk meningkatkan awareness, memberikan edukasi dan hiburan pada target pasar yang disasar. Mereka bisa menjangkau konsumen dengan usia yang lebih muda, serta mendapatkan insight yang berharga untuk pengembangan produk lebih lanjut.
Produk Fashion Meraih Peningkatan Penjualan di e-commerce
Tren perdagangan elektronik atau e-commerce di Indonesia masih terus meningkat. Menurut data Bank Indonesia, volume transaksi e-commerce naik dari 3,49 miliar kali pada 2022 menjadi 3,71 miliar kali pada 2023. Bahkan nilai transaksi e-commerce pada tahun 2023 pun mencapai Rp453,75 triliun.Slah satu platforom e-commerce Indonesia, yakni Tokopedia dan ShopTokopedia mencatat adanya kenaikan jumlah penjual, pembeli, maupun transaksi, di masing-masing platform pada skala nasional selama semester I/2024, khususnya untuk produk fesyen.
“Saat ini, Tokopedia dan ShopTokopedia menjadi rumah bagi lebih dari 21 juta penjual dan hampir 100 persen merupakan pelaku UMKM lokal,” kata Director of Corporate Affairs Tokopedia and ShopTokopedia, Nuraini Razak.
Khusus untuk produk fashion, yang paling laris di Tokopedia, antara lain: dress muslim, perlengkapan ibadah, outwear wanita, atasan muslim (blouse, tunik, dan manset), dan pakaian muslim pria (baju koko, celana sarung), dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Khusus untuk produk tas, yang paling laris di Tokopedia, antara lain: tas selempang, tote bag, shoulder bag, dompet, dan ransel.
Khusus untuk produk fashion, yang paling laris di ShopTokopedia, antara lain: rok wanita, celana pendek pria, baju tidur wanita, hijab, dan knitwear, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Khusus untuk produk tas, yang paling laris di ShopTokopedia, antara lain: tas belanja, make-up bag, dompet, ransel, dan tote bag.
Sementara di Jawa Barat, tren e-commerce juga terus meningkat. Menurut penelitian dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), terdapat kenaikan transaksi belanja produk UMKM secara online di Bandung sebanyak 2,5 kali lipat pada 2022.
“Tokopedia dan ShopTokopedia pun terus berupaya mendorong kemajuan pelaku usaha di Jawa Barat, dan meningkatkan tren belanja online masyarakat Jawa Barat sekaligus perekonomian daerah," kata Antonia Adega, Communications Senior Lead Tokopedia and ShopTokopedia.
Beberapa kategori produk dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi di Tokopedia, antara lain Gadget dan Elektronik, Fashion Muslim, Ibu dan Bayi, Makanan dan Minuman, serta Kesehatan, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi lebih dari 1,5 kali lipat.
Khusus untuk produk fashion, yang paling laris, antara lain: dress muslim, perlengkapan ibadah, outer wear wanita, dan pakaian muslim pria (baju koko, celana sarung), serta pakaian muslim anak (baju koko, gamis), dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Sedangkan untuk produk tas, yang paling laris, antara lain tas selempang, dompet, shoulder bag, tote bag, dan ransel.
Sementara, beberapa kategori produk dengan kenaikan tertinggi jumlah transaksi di ShopTokopedia di Jawa Barat, antara lain Make-up, Camilan, Peralatan Rumah Tangga, Bawahan Wanita, dan Baju Tidur Wanita, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 4,5 kali lipat.
Khusus untuk produk fesyen, yang paling laris, antara lain rok wanita, baju tidur wanita, hijab, knitwear dan kaos wanita, dengan rata-rata peningkatan jumlah transaksi hampir 2 kali lipat. Adapun untuk produk tas, yang paling laris antara lain tas belanja, travel organizers, make-up bag, dompet, dan ransel.
Baca juga: Media Sosial dan E-commerce Jadi Ladang Subur Bisnis UMKM
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.