5 Tips Cerdas Mengelola THR agar Keuangan Tetap Stabil Setelah Lebaran
28 March 2025 |
09:01 WIB
Menjelang Hari Raya Lebaran, masyarakat Indonesia tidak hanya merayakan momen kebersamaan, tetapi juga menerima Tunjangan Hari Raya (THR) sebagai penghasilan tambahan untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan menjelang hari raya.
Berdasarkan riset Jakpat pada 2024, selain gaji, 59 persen responden bergantung pada THR untuk memenuhi keperluan di bulan Ramadan. Lebih dari itu, 3 dari 4 responden mengaku bahwa pengeluaran mereka selama Ramadan 2024 masih berfokus pada kebutuhan harian, terutama makanan.
Baca juga: Cara Mudah Membuat QRIS untuk Terima THR Lebaran 2025
80 persen dari mereka juga memberikan zakat, disusul dengan beragam pengeluaran lainnya, seperti buka puasa bersama atau bukber, mudik, membeli baju baru, hingga hampers untuk kerabat.
Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom mengatakan, bulan suci Ramadan dan Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh mayoritas masyarakat Indonesia.
Tentunya, menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat terdekat dengan penuh makna di momentum ini menjadi keinginan kita semua.
"Namun, tanpa perencanaan keuangan yang matang, keadaan finansial setelah masa liburan berakhir bisa menjadi tantangan sendiri," ujarnya.
Bagi Genhype dan profesional muda yang baru memulai karier, menerima THR pertama tentu menjadi pengalaman berkesan. Namun, penting untuk tetap bijak dalam mengelolanya agar tidak habis begitu saja. Momen ini bisa dimanfaatkan untuk mulai membangun kebiasaan finansial yang lebih baik, sekaligus tetap menikmati hasil kerja keras selama Ramadan.
Jika masih ragu bagaimana cara mengalokasikan THR dengan tepat, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk memastikan keuangan tetap stabil setelah Lebaran.
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya biaya hidup, penting bagi kita untuk lebih cermat mengelola keuangan agar tetap stabil dan siap menghadapi kebutuhan di masa mendatang. Oleh karena itu, sebelum menggunakan THR, penting untuk memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan saat ini.
Hitung kembali semua pengeluaran bulanan, termasuk kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, sewa tempat tinggal, maupun cicilan. Jangan lupa juga untuk menghitung pengeluaran yang sering terlewat, seperti langganan aplikasi, donasi, atau pengeluaran tak terduga.
Untuk memudahkan, manfaatkan fitur rekap pengeluaran otomatis di aplikasi perbankan digital yang mempermudah pencatatan dan analisis keuanganmu.
Setelah memahami kondisi keuangan, alokasikan THR dengan bijak. Prioritaskan kebutuhan wajib seperti zakat fitrah, yang umumnya sebesar 2,5 kg bahan makanan pokok atau setara dalam bentuk uang. Membayar zakat fitrah berarti berbagi rezeki dengan mereka yang berhak menerimanya.
Setelah itu, gunakan THR untuk kebutuhan lain seperti biaya mudik, THR keluarga, dan belanja Lebaran. Metode 50/30/20 bisa membantu penyusunan anggaran: 50 persen untuk kebutuhan dasar, 30 persen untuk dana darurat, utang, tabungan, dan investasi, serta 20 persen untuk keinginan seperti pakaian baru dan hampers.
Untuk menghemat pengeluaran, pertimbangkan memesan tiket mudik lebih awal, memanfaatkan program mudik gratis, dan menetapkan anggaran konsumsi, terutama untuk bukber. Jika THR tidak mencukupi, pertimbangkan peluang usaha seperti menjual kue atau pakaian agar keuangan tetap seimbang tanpa beban di masa depan.
Salah satu hal yang tidak boleh kamu lupakan dalam mengatur THR adalah mengendalikan dan melunasi utang. Salah satu strategi yang dapat kamu gunakan adalah metode snowball. Pada metode ini, utang dengan saldo terkecil didahulukan sambil melakukan pembayaran minimum untuk utang lainnya.
Setelah utang terkecil lunas, kamu bisa mulai melunasi utang terkecil kedua, sambil terus melakukan pembayaran bulanan minimum untuk semua hutang lainnya. Dengan ini, kamu bisa lebih termotivasi untuk berpegang pada rencana pelunasan utang.
Tapi ingat, pastikan kamu membayar tagihan dengan tepat waktu untuk menghindari utang yang terus menumpuk, karena bila semakin menumpuk, pertumbuhan keuanganmu berisiko terhambat. Secara jangka panjang, disiplin akan pembayaran utang dapat membangun kebiasaan baik dalam diri.
Setelah mencatat pengeluaran, membuat anggaran, dan melunasi utang, ada baiknya menyisihkan sebagian THR untuk dana darurat, terutama setelah pengeluaran besar saat Lebaran. Idealnya, sekitar 30 persen dari THR dan pendapatan bisa dialokasikan untuk dana ini.
Selain itu, pertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian THR ke instrumen finansial seperti reksa dana atau obligasi agar nilainya bertumbuh di masa depan.
Selain menyiapkan investasi dan dana darurat, penting juga untuk melindungi diri, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun saat perjalanan mudik. Asuransi bisa menjadi pilihan untuk memberikan rasa aman dan ketenangan.
Investasi tak selalu berbentuk uang. Mengembangkan keterampilan juga bisa menjadi investasi jangka panjang. Bagi yang bekerja part-time, freelance, atau baru memulai karier, THR bisa dimanfaatkan untuk mengikuti workshop atau kelas yang menunjang perkembangan profesional, seperti menulis, digital marketing, atau literasi finansial agar lebih cermat dalam mengelola aset.
Di tengah lonjakan transaksi ini, keamanan harus tetap menjadi prioritas. Apalagi, periode ini juga bertepatan dengan batas akhir pelaporan pajak tahunan pada 31 Maret 2025, yang berisiko dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.
Untuk menghindari penipuan keuangan, selalu waspada dan terapkan langkah perlindungan. Jangan bagikan PIN, OTP, atau data pribadi, waspadai modus penipuan yang mengatasnamakan bank atau DJP, serta manfaatkan fitur keamanan perbankan digital agar transaksi tetap aman.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Berdasarkan riset Jakpat pada 2024, selain gaji, 59 persen responden bergantung pada THR untuk memenuhi keperluan di bulan Ramadan. Lebih dari itu, 3 dari 4 responden mengaku bahwa pengeluaran mereka selama Ramadan 2024 masih berfokus pada kebutuhan harian, terutama makanan.
Baca juga: Cara Mudah Membuat QRIS untuk Terima THR Lebaran 2025
80 persen dari mereka juga memberikan zakat, disusul dengan beragam pengeluaran lainnya, seperti buka puasa bersama atau bukber, mudik, membeli baju baru, hingga hampers untuk kerabat.
Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom mengatakan, bulan suci Ramadan dan Lebaran merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh mayoritas masyarakat Indonesia.
Tentunya, menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat terdekat dengan penuh makna di momentum ini menjadi keinginan kita semua.
"Namun, tanpa perencanaan keuangan yang matang, keadaan finansial setelah masa liburan berakhir bisa menjadi tantangan sendiri," ujarnya.
Bagi Genhype dan profesional muda yang baru memulai karier, menerima THR pertama tentu menjadi pengalaman berkesan. Namun, penting untuk tetap bijak dalam mengelolanya agar tidak habis begitu saja. Momen ini bisa dimanfaatkan untuk mulai membangun kebiasaan finansial yang lebih baik, sekaligus tetap menikmati hasil kerja keras selama Ramadan.
Jika masih ragu bagaimana cara mengalokasikan THR dengan tepat, ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk memastikan keuangan tetap stabil setelah Lebaran.
1. Hitung kembali total pengeluaran bulanan
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya biaya hidup, penting bagi kita untuk lebih cermat mengelola keuangan agar tetap stabil dan siap menghadapi kebutuhan di masa mendatang. Oleh karena itu, sebelum menggunakan THR, penting untuk memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan saat ini. Hitung kembali semua pengeluaran bulanan, termasuk kebutuhan pokok seperti makanan, transportasi, sewa tempat tinggal, maupun cicilan. Jangan lupa juga untuk menghitung pengeluaran yang sering terlewat, seperti langganan aplikasi, donasi, atau pengeluaran tak terduga.
Untuk memudahkan, manfaatkan fitur rekap pengeluaran otomatis di aplikasi perbankan digital yang mempermudah pencatatan dan analisis keuanganmu.
2. Buat anggaran untuk zakat dan kebutuhan primer
Setelah memahami kondisi keuangan, alokasikan THR dengan bijak. Prioritaskan kebutuhan wajib seperti zakat fitrah, yang umumnya sebesar 2,5 kg bahan makanan pokok atau setara dalam bentuk uang. Membayar zakat fitrah berarti berbagi rezeki dengan mereka yang berhak menerimanya.Setelah itu, gunakan THR untuk kebutuhan lain seperti biaya mudik, THR keluarga, dan belanja Lebaran. Metode 50/30/20 bisa membantu penyusunan anggaran: 50 persen untuk kebutuhan dasar, 30 persen untuk dana darurat, utang, tabungan, dan investasi, serta 20 persen untuk keinginan seperti pakaian baru dan hampers.
Untuk menghemat pengeluaran, pertimbangkan memesan tiket mudik lebih awal, memanfaatkan program mudik gratis, dan menetapkan anggaran konsumsi, terutama untuk bukber. Jika THR tidak mencukupi, pertimbangkan peluang usaha seperti menjual kue atau pakaian agar keuangan tetap seimbang tanpa beban di masa depan.
3. Lunasi utang yang ada
Salah satu hal yang tidak boleh kamu lupakan dalam mengatur THR adalah mengendalikan dan melunasi utang. Salah satu strategi yang dapat kamu gunakan adalah metode snowball. Pada metode ini, utang dengan saldo terkecil didahulukan sambil melakukan pembayaran minimum untuk utang lainnya. Setelah utang terkecil lunas, kamu bisa mulai melunasi utang terkecil kedua, sambil terus melakukan pembayaran bulanan minimum untuk semua hutang lainnya. Dengan ini, kamu bisa lebih termotivasi untuk berpegang pada rencana pelunasan utang.
Tapi ingat, pastikan kamu membayar tagihan dengan tepat waktu untuk menghindari utang yang terus menumpuk, karena bila semakin menumpuk, pertumbuhan keuanganmu berisiko terhambat. Secara jangka panjang, disiplin akan pembayaran utang dapat membangun kebiasaan baik dalam diri.
4. Siapkan dana darurat dan investasikan untuk masa depan
Setelah mencatat pengeluaran, membuat anggaran, dan melunasi utang, ada baiknya menyisihkan sebagian THR untuk dana darurat, terutama setelah pengeluaran besar saat Lebaran. Idealnya, sekitar 30 persen dari THR dan pendapatan bisa dialokasikan untuk dana ini.Selain itu, pertimbangkan untuk menginvestasikan sebagian THR ke instrumen finansial seperti reksa dana atau obligasi agar nilainya bertumbuh di masa depan.
Selain menyiapkan investasi dan dana darurat, penting juga untuk melindungi diri, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun saat perjalanan mudik. Asuransi bisa menjadi pilihan untuk memberikan rasa aman dan ketenangan.
Investasi tak selalu berbentuk uang. Mengembangkan keterampilan juga bisa menjadi investasi jangka panjang. Bagi yang bekerja part-time, freelance, atau baru memulai karier, THR bisa dimanfaatkan untuk mengikuti workshop atau kelas yang menunjang perkembangan profesional, seperti menulis, digital marketing, atau literasi finansial agar lebih cermat dalam mengelola aset.
5. Jaga keamanan bertransaksi
Sepanjang Ramadan dan Lebaran, frekuensi transaksi digital meningkat pesat—dari scan QRIS saat membeli makanan, isi saldo e-wallet untuk bukber, hingga pembayaran online dan gesek kartu debit untuk belanja.Di tengah lonjakan transaksi ini, keamanan harus tetap menjadi prioritas. Apalagi, periode ini juga bertepatan dengan batas akhir pelaporan pajak tahunan pada 31 Maret 2025, yang berisiko dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan siber.
Untuk menghindari penipuan keuangan, selalu waspada dan terapkan langkah perlindungan. Jangan bagikan PIN, OTP, atau data pribadi, waspadai modus penipuan yang mengatasnamakan bank atau DJP, serta manfaatkan fitur keamanan perbankan digital agar transaksi tetap aman.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.