Intip Kostum Nasional di ajang Miss Supranational
22 August 2021 |
15:04 WIB
Genhype, penghargaan Best National Costume di ajang Miss Supranational 2021 kembali diraih oleh Jihane Almira Chedid selaku perwakilan dari Indonesia. Kostum The Dashing of Equus Caballus yang terinspirasi dari kuda Equus Cabbalus asal Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu daya tarik bagi penonton dan undangan di acara ini.
Sebelum membahas khusus The Dashing of Equus Caballus, yuk kilas balik dengan beberapa kostum nasional yang pernah dibawakan dalam acara Miss Supranational sejak partisipasi perdana Indonesia mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2019.
1. Dayak Butterfly (2013)
Dikenakan oleh Cok Istri Krisnanda, Puteri Indonesia Pariwisata 2013, kostum yang terinspirasi dari kearifan lokal suku Dayak dan tema fauna ini merupakan kostum nasional yang pertama kali dibawakan sejak penampilan perdana Indonesia di acara ajang kecantikan yang mulai digelar sejak tahun 2009 itu.
Dirancang oleh Solo Batik Carnival, kostum ini terdiri dari bustier atau kemben berwarna warni dengan corak garis serta rok hitam beludru dengan ekor menjuntai serta aksesoris kepala dari bulu buru Enggang. Kostum ini menghadirkan warna yang mencolok dan aksesoris tambahan berupa sayap kupu-kupu dari busa ringan yang dibentuk sulur dengan referensi Pohon Hayat.
2. Warrior Princess of Borneo (2014)
Masih mengangkat ciri khas Kalimantan, kostum yang dikenakan oleh Putri Indonesia Pariwisata 2014 Estelita Liana dan didesain oleh Dynand Fariz ini memiliki kisah tentang kekayaan alam di pulau Kalimantan beserta dengan hewan-hewan di sana. Kostum ini menjadi yang pertama membuat Indonesia memenangkan penghargaan kostum terbaik di acara Miss Supranational saat itu.
Layaknya kostum tahun sebelumnya, kali ini penggunaan burung Enggang masih menjadi inspirasi dari kostum ini. Bedanya, Warrior Princess of Borneo memiliki ciri khas adanya penggunaan tameng dan mandau yang merupakan senjata khas Kalimantan.
3. Mystical Toraja (2015)
Dynand Fariz kembali memegang proyek kostum nasional untuk Miss Supranational, di mana kali ini dia membawa sentuhan Tanah Toraja di dalam kostum yang dikenakan oleh Puteri Pariwisata 2015, Gresya Amanda Maaliwuga. Kehadiran kostum seberat 16 kilogram dan lebar dua meter ini membuat Indonesia kembali mempertahankan gelar Best National Costume.
Kostum ini terdiri dari gaun panjang dengan kain tenun khas Toraja, hiasan kepala dan aksesoris pada pakaian yang menyerupai atap bangunan khas Toraja, dan sepatu hak tinggi yang memiliki corak khas suku di Sulawesi Selatan itu.
4. Enchanted of Wayang Golek (2016)
Kali ini, Indonesia mengusung konsep wayang golek dari Jawa Barat sebagai inspirasi utama dalam kostum Enchanted of Wayang Golek yang dikenakan oleh Puteri Indonesia Pariwisata 2016, Intan Aletrino. Desainer dari kostum ini dipegang lagi oleh Dynand Fariz yang juga merupakan pendiri Jember Fashion Carnival.
Didominasi oleh warna hijau emerald dan emas, Enchanted of Wayang Golek terdiri dari gaun panjang, aksesoris pada bagian kepala dan punggung yang memiliki corak khas Jawa Barat serta dua buah wayang golek dengan corak yang sama. Dengan berat 12,5 kilogram, kostum ini menggunakan kain Jumputan Cengkehan Solo ditambah dengan mutiara dan memiliki makna cerminan kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Indonesia.
Sebelum membahas khusus The Dashing of Equus Caballus, yuk kilas balik dengan beberapa kostum nasional yang pernah dibawakan dalam acara Miss Supranational sejak partisipasi perdana Indonesia mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2019.
1. Dayak Butterfly (2013)
Dikenakan oleh Cok Istri Krisnanda, Puteri Indonesia Pariwisata 2013, kostum yang terinspirasi dari kearifan lokal suku Dayak dan tema fauna ini merupakan kostum nasional yang pertama kali dibawakan sejak penampilan perdana Indonesia di acara ajang kecantikan yang mulai digelar sejak tahun 2009 itu.
Dirancang oleh Solo Batik Carnival, kostum ini terdiri dari bustier atau kemben berwarna warni dengan corak garis serta rok hitam beludru dengan ekor menjuntai serta aksesoris kepala dari bulu buru Enggang. Kostum ini menghadirkan warna yang mencolok dan aksesoris tambahan berupa sayap kupu-kupu dari busa ringan yang dibentuk sulur dengan referensi Pohon Hayat.
2. Warrior Princess of Borneo (2014)
Masih mengangkat ciri khas Kalimantan, kostum yang dikenakan oleh Putri Indonesia Pariwisata 2014 Estelita Liana dan didesain oleh Dynand Fariz ini memiliki kisah tentang kekayaan alam di pulau Kalimantan beserta dengan hewan-hewan di sana. Kostum ini menjadi yang pertama membuat Indonesia memenangkan penghargaan kostum terbaik di acara Miss Supranational saat itu.
Layaknya kostum tahun sebelumnya, kali ini penggunaan burung Enggang masih menjadi inspirasi dari kostum ini. Bedanya, Warrior Princess of Borneo memiliki ciri khas adanya penggunaan tameng dan mandau yang merupakan senjata khas Kalimantan.
3. Mystical Toraja (2015)
Dynand Fariz kembali memegang proyek kostum nasional untuk Miss Supranational, di mana kali ini dia membawa sentuhan Tanah Toraja di dalam kostum yang dikenakan oleh Puteri Pariwisata 2015, Gresya Amanda Maaliwuga. Kehadiran kostum seberat 16 kilogram dan lebar dua meter ini membuat Indonesia kembali mempertahankan gelar Best National Costume.
Kostum ini terdiri dari gaun panjang dengan kain tenun khas Toraja, hiasan kepala dan aksesoris pada pakaian yang menyerupai atap bangunan khas Toraja, dan sepatu hak tinggi yang memiliki corak khas suku di Sulawesi Selatan itu.
4. Enchanted of Wayang Golek (2016)
Kali ini, Indonesia mengusung konsep wayang golek dari Jawa Barat sebagai inspirasi utama dalam kostum Enchanted of Wayang Golek yang dikenakan oleh Puteri Indonesia Pariwisata 2016, Intan Aletrino. Desainer dari kostum ini dipegang lagi oleh Dynand Fariz yang juga merupakan pendiri Jember Fashion Carnival.
Didominasi oleh warna hijau emerald dan emas, Enchanted of Wayang Golek terdiri dari gaun panjang, aksesoris pada bagian kepala dan punggung yang memiliki corak khas Jawa Barat serta dua buah wayang golek dengan corak yang sama. Dengan berat 12,5 kilogram, kostum ini menggunakan kain Jumputan Cengkehan Solo ditambah dengan mutiara dan memiliki makna cerminan kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki Indonesia.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.