Studi: Game Bikin Pelajaran Matematika & Statistik Lebih Mudah Dipahami
16 July 2024 |
13:06 WIB
Ada banyak penelitian yang mengeksplorasi manfaat dan dampak dari bermain gim. Salah satu yang terbaru menyatakan bahwa gim bisa jadi alat krusial untuk mempelajari mata pelajaran berbasis angka, termasuk matematika dan statistik. Penelitian yang dilakukan Warwick Business School menunjukkan hal tersebut.
Awalnya, banyak mahasiswa yang mengatakan bahwa mereka kesulitan dengan pelajaran yang basis angka. Di sana, mata kuliah tersebut, seperti statistik, matematika, dan ekonomi, sekitar 83 persennya memang diajarkan menggunakan pendekatan kuliah tradisional.
Namun, dengan memanfaatkan game dalam pengajarannya, prestasi dan kepuasan para mahasiswa meningkat secara signifikan. Selain itu, jumlah siswa yang gagal dalam pelajaran-pelajaran tersebut juga berkurang secara drastis.
Baca juga: Para Guru Didorong Melek Teknik Pengembangan Game, Ini Alasannya
Joshua Fullard, Assistant Professor di Warwick Business School, yang juga memimpin riset tersebut mengatakan, penelitiannya mendukung hipotesis awal mereka bahwa cara pengajaran berbasis ‘ceramah’ tradisional bukan pendekatan terbaik untuk pembelajaran, apalagi dalam mata kuliah berbasis angka.
“Dampak permainan terhadap mahasiswa tidak kecil atau terbatas pada beberapa orang. Jika metode ini diterapkan di seluruh universitas, peningkatan angka keberhasilan akan menghasilkan ratusan siswa yang tidak gagal, meraih nilai lebih tinggi, dan merasa puas dengan pembelajaran mereka,” katanya, dikutip dari Phys.org.
Dalam proses penelitiannya, dua kelompok siswa diminta menjalani studi mereka dengan metode pengajaran yang berbeda. Satu menggunakan metode tradisional, sementara yang lainnya menggabungkan gim dalam proses belajar.
Hasilnya, studi tersebut menemukan bahwa kelompok yang memanfaatkan permainan dalam prosesnya mendapat skor yang lebih baik, dengan nilai ujian rata-rata naik sekitar 7 persen.
Tingkat kegagalan siswa yang belajar dengan penggabungan unsur gim juga lebih rendah, yakni hanya 7 persen. Di sisi lain, kelompok yang hanya memanfaatkan pembelajaran tradisional hampir seperlima siswanya gagal, alias sekitar 20 persen.
Tak hanya itu, kelompok siswa yang bermain gim juga punya tingkat kepuasan belajar yang jauh lebih tinggi, serta tingkat kehadiran kuliah dan seminar yang juga lebih tinggi ketimbang metode pengajaran konvensional.
Oleh sebab itu, penelitian menyatakan bahwa gim bermanfaat untuk para siswa bisa lebih memahami pelajaran berbasis angka, termasuk matematika dan statistik, bahkan untuk mereka yang tidak mendapatkan nilai tinggi.
Kendati demikian, metode seperti ini masih belum banyak diimplementasikan. Salah satu alasan kenapa para guru atau dosen tidak menerapkan pola pengajaran yang menggabungkan unsur permainan adalah adanya tekanan waktu yang dihadapi. Sementara itu, perlu banyak hal yang dipelajari untuk benar-benar memanfaatkan metode tersebut.
Untuk itu, para peneliti menyarankan beberapa kegiatan singkat dan mudah dilaksanakan untuk meningkatkan pembelajaran siswa, tanpa para guru harus mengorbankan waktu mengajar mereka.
Metode pengajaran seperti ini membantu mengembangkan berbagai keterampilan seperti memecahkan masalah, daya ingat, perhatian, sampai kecepatan pemrosesan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Atlantis Press, mencontohkan penggabungan pembelajaran model gim seperti puzzle membantu seseorang mengembangkan penalaran spasial dan keterampilan memecahkan masalah. Beda lagi dengan model permainan memori, yang meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa game based-learning punya potensi kekurangan dan tantangannya tersendiri. Salah satunya terkait pemilihan permainan yang mesti cermat. Tidak semua permainan edukasional dibuat sama, dan beberapa mungkin tidak punya konten yang sesuai, sehingga tak selaras dengan tujuan pembelajaran.
Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk mengevaluasi kualitas, nilai pendidikan, dan kesesuaian permainan sebelum dimasukkan dalam pengaturan pendidikan atau pembelajaran para siswa maupun mahasiswa.
Baca juga: Begini Lo Cara Mengembangkan Game Seru di Google Play Store
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Awalnya, banyak mahasiswa yang mengatakan bahwa mereka kesulitan dengan pelajaran yang basis angka. Di sana, mata kuliah tersebut, seperti statistik, matematika, dan ekonomi, sekitar 83 persennya memang diajarkan menggunakan pendekatan kuliah tradisional.
Namun, dengan memanfaatkan game dalam pengajarannya, prestasi dan kepuasan para mahasiswa meningkat secara signifikan. Selain itu, jumlah siswa yang gagal dalam pelajaran-pelajaran tersebut juga berkurang secara drastis.
Baca juga: Para Guru Didorong Melek Teknik Pengembangan Game, Ini Alasannya
Joshua Fullard, Assistant Professor di Warwick Business School, yang juga memimpin riset tersebut mengatakan, penelitiannya mendukung hipotesis awal mereka bahwa cara pengajaran berbasis ‘ceramah’ tradisional bukan pendekatan terbaik untuk pembelajaran, apalagi dalam mata kuliah berbasis angka.
“Dampak permainan terhadap mahasiswa tidak kecil atau terbatas pada beberapa orang. Jika metode ini diterapkan di seluruh universitas, peningkatan angka keberhasilan akan menghasilkan ratusan siswa yang tidak gagal, meraih nilai lebih tinggi, dan merasa puas dengan pembelajaran mereka,” katanya, dikutip dari Phys.org.
Dalam proses penelitiannya, dua kelompok siswa diminta menjalani studi mereka dengan metode pengajaran yang berbeda. Satu menggunakan metode tradisional, sementara yang lainnya menggabungkan gim dalam proses belajar.
Hasilnya, studi tersebut menemukan bahwa kelompok yang memanfaatkan permainan dalam prosesnya mendapat skor yang lebih baik, dengan nilai ujian rata-rata naik sekitar 7 persen.
Tingkat kegagalan siswa yang belajar dengan penggabungan unsur gim juga lebih rendah, yakni hanya 7 persen. Di sisi lain, kelompok yang hanya memanfaatkan pembelajaran tradisional hampir seperlima siswanya gagal, alias sekitar 20 persen.
Tak hanya itu, kelompok siswa yang bermain gim juga punya tingkat kepuasan belajar yang jauh lebih tinggi, serta tingkat kehadiran kuliah dan seminar yang juga lebih tinggi ketimbang metode pengajaran konvensional.
Oleh sebab itu, penelitian menyatakan bahwa gim bermanfaat untuk para siswa bisa lebih memahami pelajaran berbasis angka, termasuk matematika dan statistik, bahkan untuk mereka yang tidak mendapatkan nilai tinggi.
Kendati demikian, metode seperti ini masih belum banyak diimplementasikan. Salah satu alasan kenapa para guru atau dosen tidak menerapkan pola pengajaran yang menggabungkan unsur permainan adalah adanya tekanan waktu yang dihadapi. Sementara itu, perlu banyak hal yang dipelajari untuk benar-benar memanfaatkan metode tersebut.
Untuk itu, para peneliti menyarankan beberapa kegiatan singkat dan mudah dilaksanakan untuk meningkatkan pembelajaran siswa, tanpa para guru harus mengorbankan waktu mengajar mereka.
Ilustrasi game based learning pada kelompok anak (Sumber gambar: Freepik)
Pembelajaran Berbasis Gim
Secara umum, metode pembelajaran berbasis gim (game based-learning) memang dinilai punya manfaat besar, yakni meningkatkan perkembangan kognitif, khususnya untuk kelompok usia yang lebih muda seperti anak-anak.Metode pengajaran seperti ini membantu mengembangkan berbagai keterampilan seperti memecahkan masalah, daya ingat, perhatian, sampai kecepatan pemrosesan.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Atlantis Press, mencontohkan penggabungan pembelajaran model gim seperti puzzle membantu seseorang mengembangkan penalaran spasial dan keterampilan memecahkan masalah. Beda lagi dengan model permainan memori, yang meningkatkan daya ingat dan konsentrasi.
Namun, penting untuk dicatat bahwa game based-learning punya potensi kekurangan dan tantangannya tersendiri. Salah satunya terkait pemilihan permainan yang mesti cermat. Tidak semua permainan edukasional dibuat sama, dan beberapa mungkin tidak punya konten yang sesuai, sehingga tak selaras dengan tujuan pembelajaran.
Oleh sebab itu, sangat disarankan untuk mengevaluasi kualitas, nilai pendidikan, dan kesesuaian permainan sebelum dimasukkan dalam pengaturan pendidikan atau pembelajaran para siswa maupun mahasiswa.
Baca juga: Begini Lo Cara Mengembangkan Game Seru di Google Play Store
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.