Para Guru Didorong Melek Teknik Pengembangan Game, Ini Alasannya
30 May 2024 |
07:30 WIB
Agate Academy bekerja sama dengan Kemenko Marves meluncurkan program khusus untuk para pengajar di Indonesia. Bernama Agate Game Course for Teacher, program ini diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia di industri permainan video, khususnya mengembangkan 3 hingga 5 game unggulan berbasis multiplayer.
Plt. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Liz Zeny Merry menyampaikan sejauh ini, industri gim Tanah Air masih mempunyai tantangan utama berupa pengembang lokal yang hanya menguasai 0,5 persen pasar nasional. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kualitas talenta yang masih belum mencapai standar industri.
“Maka dari itu, upaya kolaboratif dengan para pengembang lokal dan pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mengakselerasi industri gim nasional, terlebih Indonesia yang memiliki potensi sangat besar,” katanya.
Baca juga: Begini Lo Cara Mengembangkan Game Seru di Google Play Store
Co-Founder dan CEO Agate Shieny Aprilia mengatakan masih banyak tantangan dan peluang yang besar di industri gim Indonesia, khususnya pada kualitas talenta-talenta lokal. Melalui Agate Academy, pihaknya ingin membantu meningkatkan kapasitas para pengajar, berkolaborasi dengan pemerintah dan institusi pendidikan.
Para pengajar nantinya akan mendapatkan program upskilling/reskilling menggunakan kurikulum yang mengacu pada SKKNI No 18 Tahun 2022. Kurikulum itu mencakup penggunaan game engine (Game Programming), pemodelan dan animasi 3D (Game Art), serta desain mekanik dan level (Game Design).
Shieny menjelaskan bahwa pelatihan ini akan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pelatihan Standard dan Custom. Pelatihan Standard akan diadakan secara online selama 5 kali pertemuan dengan 3 jam per pertemuan dengan minimal peserta 10 orang. Sementara itu, pelatihan Custom akan dilakukan secara online/offline/hybrid dengan durasi dan jumlah pertemuan yang dapat didiskusikan.
“Kami percaya bahwa kualitas talenta lokal dapat bersaing di panggung internasional, dengan sudah banyak buktinya yang kita lihat sukses baik di industri lokal maupun global,” imbuhnya.
Saat ini, Agate Academy tercatat memiliki 2.000 lebih alumni, 30 lebih studio binaan, dan 50 lebih mitra universitas dan secara aktif menjalankan berbagai program pelatihan, termasuk bagi para pengajar.
Agate pun menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) bersama SMK Telkom Bandung dalam inisiatif program link and match antara SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Adapun, program tersebut meliputi upskilling guru, penyelarasan kurikulum, dan sertifikasi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Sebelumnya, Agate Academy juga telah melakukan beberapa rangkaian pelatihan pengajar berkolaborasi dengan Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) untuk pelatihan 72 guru yang mencakup Metamesta dan 3D art, serta Agate Game Course for Teacher bersama SMK Bina Informatika dan SMKN 11 Semarang dengan materi game programming.
Ketua Tim Peningkatan Kompetensi dan Penjaminan Mutu BPPMPV KPTK Al. Azhari menilai pelatihan yang diberikan oleh Agate Academy relevan dan praktis dalam mengembangkan keterampilan yang diperlukan saat ini.
Sebanyak 72 guru yang telah mengikuti pelatihan ini tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru mengenai 3D Art dan metaverse, tetapi juga termotivasi untuk terus berinovasi dalam proses pengajaran mereka.
Baca juga: Gambir Studio Segera Rilis Game Horor Jurit Malam Kost 1000 Pintu
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Plt. Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves, Liz Zeny Merry menyampaikan sejauh ini, industri gim Tanah Air masih mempunyai tantangan utama berupa pengembang lokal yang hanya menguasai 0,5 persen pasar nasional. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kualitas talenta yang masih belum mencapai standar industri.
“Maka dari itu, upaya kolaboratif dengan para pengembang lokal dan pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mengakselerasi industri gim nasional, terlebih Indonesia yang memiliki potensi sangat besar,” katanya.
Baca juga: Begini Lo Cara Mengembangkan Game Seru di Google Play Store
Co-Founder dan CEO Agate Shieny Aprilia mengatakan masih banyak tantangan dan peluang yang besar di industri gim Indonesia, khususnya pada kualitas talenta-talenta lokal. Melalui Agate Academy, pihaknya ingin membantu meningkatkan kapasitas para pengajar, berkolaborasi dengan pemerintah dan institusi pendidikan.
Para pengajar nantinya akan mendapatkan program upskilling/reskilling menggunakan kurikulum yang mengacu pada SKKNI No 18 Tahun 2022. Kurikulum itu mencakup penggunaan game engine (Game Programming), pemodelan dan animasi 3D (Game Art), serta desain mekanik dan level (Game Design).
Shieny menjelaskan bahwa pelatihan ini akan dibagi menjadi dua jenis, yaitu pelatihan Standard dan Custom. Pelatihan Standard akan diadakan secara online selama 5 kali pertemuan dengan 3 jam per pertemuan dengan minimal peserta 10 orang. Sementara itu, pelatihan Custom akan dilakukan secara online/offline/hybrid dengan durasi dan jumlah pertemuan yang dapat didiskusikan.
“Kami percaya bahwa kualitas talenta lokal dapat bersaing di panggung internasional, dengan sudah banyak buktinya yang kita lihat sukses baik di industri lokal maupun global,” imbuhnya.
Saat ini, Agate Academy tercatat memiliki 2.000 lebih alumni, 30 lebih studio binaan, dan 50 lebih mitra universitas dan secara aktif menjalankan berbagai program pelatihan, termasuk bagi para pengajar.
Agate pun menandatangani Memorandum of Understanding (MOU) bersama SMK Telkom Bandung dalam inisiatif program link and match antara SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Adapun, program tersebut meliputi upskilling guru, penyelarasan kurikulum, dan sertifikasi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Sebelumnya, Agate Academy juga telah melakukan beberapa rangkaian pelatihan pengajar berkolaborasi dengan Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK) untuk pelatihan 72 guru yang mencakup Metamesta dan 3D art, serta Agate Game Course for Teacher bersama SMK Bina Informatika dan SMKN 11 Semarang dengan materi game programming.
Ketua Tim Peningkatan Kompetensi dan Penjaminan Mutu BPPMPV KPTK Al. Azhari menilai pelatihan yang diberikan oleh Agate Academy relevan dan praktis dalam mengembangkan keterampilan yang diperlukan saat ini.
Sebanyak 72 guru yang telah mengikuti pelatihan ini tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru mengenai 3D Art dan metaverse, tetapi juga termotivasi untuk terus berinovasi dalam proses pengajaran mereka.
Baca juga: Gambir Studio Segera Rilis Game Horor Jurit Malam Kost 1000 Pintu
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.