Hypereport: Mak Comblang Profesional Mempertemukan Pasangan lewat Blind Date dan Ta'aruf
15 July 2024 |
14:33 WIB
Pada era modern saat ini, mencari jodoh tidak lagi terbatas pada pertemuan langsung atau perkenalan dari teman dan keluarga. Teknologi telah membuka banyak pintu untuk bertemu dengan orang baru, salah satunya melalui aplikasi dan situs kencan online.
Namun, banyak juga yang ragu menggunakan aplikasi dan situs kencan daring, misalya karena sibuk atau waspada akan tindak kejahatan. Apalagi ditambah maraknya fenomena love scamming, di mana seseorang berpura-pura memiliki niat romantis terhadap korban, kemudian memanfaatkannya untuk melakukan penipuan.
Akhirnya beberapa orang menjatuhkan pilihannya pada biro jodoh konvensional. Layanan ini menyediakan jasa untuk mencarikan pasangan hidup bagi kliennya menggunakan pendekatan yang lebih personal oleh konsultan profesional dalam bidang hubungan dan perjodohan.
Mereka membantu mencocokkan klien dengan calon pasangan berdasarkan profil, preferensi, dan kriteria tertentu, sehingga mereka tidak perlu lagi melewati proses pencarian yang panjang dan melelahkan.
Baca juga: Hypereport: Cerita Pasangan Berawal dari Dating Apps & Agency, Bermuara ke Pernikahan
Nah Genhype, kali ini ada Blind Date Indonesia by Galerikopian sebagai komunitas yang memfasilitasi orang-orang untuk menemukan jodohnya. Blind date atau kencan buta ini mempertemukan kurang lebih 10 pasang pria dan wanita di sebuah kafe. Acaranya digelar di beberapa kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Bali, Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Malang.
Para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang kepribadian dan profesi tersebut diatur untuk duduk berhadapan di meja. Mereka menggunakan penutup mata sehingga tidak bisa melihat lawan bicaranya. Pembawa acara akan memberi arahan untuk saling melepas penutup mata, lalu bisa mulai mengobrol untuk mengenal satu sama lain.
Mahathir Al Afghani, Founder Blind Date Indonesia mengungkapkan alasannya menggelar acara tersebut. Semuanya berawal dari temannya yang curhat tentang pengalamannya saat kenalan lewat aplikasi dating. Namun ternyata saat mereka bertemu, sangat jauh dari ekspektasi
"Akhirnya saya terinspirasi untuk membuat acara ini, dengan mempertemukan dua orang dengan kriteria terdekat yang diinginkan masing-masing," katanya kepada Hypeabis.id.
Bagi yang ingin mengikuti kegiatan kencan buta, bisa mendaftar ke Blind Date Indonesia. Persyaratannya, pria atau wanita usia 21-46 tahun, memiliki kepribadian positif, belum memiliki pasangan, dan bagi laki-laki wajib berpenghasilan dan bertanggung jawab.
Peserta dikenakan HTM sebesar Rp200.000-Rp500.000 sesuai kota digelarnya acara, dan pembayaran dilakukan setelah terpilih menjadi peserta. Pihak Blind Date Indonesia akan membuka beberapa batch yang isinya sekitar 10 pasangan. Kegiatannya mencakup makan dan minum, game, serta doorprize menarik
"Sebelum hari H, tim kami sudah melakukan seleksi untuk menentukan peserta. Acaranya sendiri bersifat privat, jadi hanya yang pernah ikut yang mengetahui rangkaian acaranya," kata Afghani.
Baca juga: Hypereport: Deretan Dating Show Populer di Berbagai Negara, Amerika Serikat hingga Korea Selatan
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa semua yang mendaftar memiliki kriterianya masing-masing. Tim Blind Date Indonesia berusaha mencocokkan kriteria yang saling mendekati satu sama lain. Misalnya single mom, ingin dicarikan pria mapan dan bertanggung jawab yang dapat menerima dirinya dan anaknya.
"Karenanya, syarat mendaftar harus di atas 21 tahun karena memang tujuannya untuk ke jenjang serius, dan bagi pria diutamakan yang sudah bekerja agar dapat menjadi provider setelah menikah nanti," ujarnya.
Afghani memaparkan, antusiasme masyarakat terhadap acara kencan buta ini makin meningkat setiap bulannya. Padahal Blind Date Indonesia sendiri belum lama berdiri, yakni kurang dari satu tahun. Diperkirakan setiap membuka pendaftaran ada sekitar 3.000 sampai 4.000 pendaftar di setiap kota.
Selain Blind Date Indonesia, ada juga Komunitas Ta'aruf Membangun Umat (KTMU) yang menjawab kebutuhan para pencari jodoh. Biro jodoh yang berdiri sejak 2007 ini dibentuk oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (YBKB).
KTMU membantu siapapun yang belum menemukan pasangan hidupnya untuk dipertemukan secara Islam dengan pasangannya menggunakan metode ta'aruf atau saling mengenal.
"Awalnya kami merasa prihatin dengan kalangan pemuda-pemudi yang terlibat pergaulan bebas (free sex) yang kemudian menjadi permasalahan tindak kejahatan, pelecehan dan kekerasan terhadap kaum akhwat atau perempuan," kata Imam Abdi Prabowo, pendiri KTMU kepada Hypeabis.id.
Imam menjelaskan bahwa tujuan KTMU adalah membangun kehidupan masyarakat madaniyah, taat kepada aturan Islam dan segala aturan yang berlaku di Indonesia, sehingga melahirkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah (tentram, bahagia dan penuh kasih sayang).
Sampai akhirnya, KTMU melebarkan sayapnya dengan membuat website dan jejaring sosial untuk mewujudkan misi tersebut. Bagi yang ingin mendaftar, diberlakukan sejumlah perysaratan yang wajib dipenuhi, yakni beragama Islam, setiap anggota dilarang merokok, dilarang memakai dan mengedarkan narkoba, serta dilarang minum minuman keras, dilarang untuk menjadikannya sebagai ajang nafsu seksual (maksiat).
Selain itu, memiliki penghasilan atau berpenghasilan tetap, pendidikan minimal SMU atau sederajat, berusia di atas 25 tahun–35 tahun, status tidak terikat perkawinan, dan mengisi formulir pendaftaran menjadi anggota KTMU.
KTMU memberlakukan disclaimer sejak awal bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab atas semua kejadian yang menimpa anggota dikarenakan hubungan yang telah dilakukan oleh sesama anggota setelah proses ta'aruf. "Ta'aruf ini ada prosesnya, pasangan tidak boleh bertemu berdua saja dan harus didampingi oleh pihak KTMU," katanya.
Baca juga: Hypereport: Fakta-fakta Menarik tentang Jodoh & Pernikahan di Indonesia
Adapun tahapannya mencakup fase berikut ini:
"Kami tidak hanya melaksanakan proses ta'aruf saja, tapi ada juga menyediakan edukasi seminar pranikah dan konsultasi supaya bisa membina rumah tangga degan baik," kata Imam.
Antusiasme masyarakat untuk mencari pasangan melalui perantara KTMU selalu meningkat setiap tahunnya. Pada 2024 ini saja, ada sebanyak 600 pendaftar. Namun, tidak semuanya diproses karena belum memenuhi kriteria dan persyaratan.
Adapun untuk pendaftarnya mayoritas perempuan, sehingga banyak dari mereka yang harus menunggu sampai ada jumlah pendaftar laki-laki yang sesuai kriteria. "90 persen proses ta'arufnya berjalan lancar, tapi kalau belum cocok, tetap bisa mendaftar lagi," ujar Imam.
Bagi pasangan yang telah berhasil dipertemukan sampai ke jenjang pernikahan. Mereka tetap menjalin silaturahmi yang baik dengan sesama anggota KTMU melalui berbagai kegiatan menarik. Misalnya, mengikuti acara-acara seminar pascanikah yang isinya membagikan ilmu seputar rumah tangga dan parenting, hingga acara arisan anggota.
Biro jodoh konvensional maupun aplikasi dan situs kencan online menjadi kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Apabila ditanya mana yang lebih baik, semuanya tergantung preferensi penggunanya. Kei Savourie yang juga dikenal sebagai Coach Kei, seorang Dating & Relationship Coach memaparkan efektivitas kedua platform tersebut sangat situasional.
Menurutnya, kelebihan aplikasi dan situs kencan online terletak dari banyaknya pilihan yang tersedia. Sejumlah platform bahkan memiliki fitur-fitur untuk mengkurasi seseorang berdasarkan usia, agama, hobi, serta minat lainnya.
Dengan demikian, pengguna bisa dipertemukan dengan orang-orang yang sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. "Kalau suka atau tidak suka tinggal swipe kanan kiri, cuma minusnya kalau kita swipe kanan (suka) belum tentu orang itu akan swipe juga," ujar Kei.
Selain itu, kalaupun keduanya sama-sama swipe kanan, belum tentu saat mengobrol di kolom chatting mereka bisa cocok. Inilah yang kemudian memunculkan fenomena ghosting atau memutuskan komunikasi sepenuhnya tanpa memberitahukan alasan di balik sikap tersebut.
Sementara itu, biro jodoh konvensional pilihannya memang sedikit karena sudah melalui proses kurasi dengan pihak penyelenggaranya. Kelebihannya, mendapatkan peluang besar untuk bertemu dengan orang yang sesuai dengan kriteria pencari jodoh.
Keamanannya pun terjamin karena ada yang mengawasi selama proses pertemuannya berlangsung. "Mungkin minusnya, proses seleksinya lama dan ada biaya yang harus dikeluarkan," katanya.
Kesimpulannya, Kei menilai bahwa kedua platform tersebut sama-sama efektif apabila penggunaanya tepat. Aplikasi dan situs kencan online cukup memakan waktu sehingga kurang cocok untuk orang dengan aktivitas padat.
Menurutnya perlu beberapa kali swipe, melakukan obrolan yang rutin di chat, bahkan bertemu langsung sampai menemukan orang yang cocok.
"Jangan terlalu berekspektasi tinggi karena enggak mungkin sekali match langsung jodoh. Sebagai gambaran, jika kenalan dengan 20 orang, bisa jadi 10 orangnya gagal dan tidak sesuai ekspektasi. Intinya makin banyak interaksi maka peluang match-nya juga lebih tinggi," tegasnya.
Baca juga: Hypereport: Jalan Pintas Cari Pasangan Lewat Aplikasi Kencan dan Biro Jodoh
Sementara itu, biro jodoh konvensional dinilai cocok untuk orang yang sibuk karena semua proses dilakukan oleh pihak penyelenggara.
Namun, harus dihindari kriteria yang kurang realistis sehingga proses kurasi tidak berjalan terlalu lama. Supaya proses perkenalan berjalan lancar, Kei menyarankan untuk melatih skill komunikasi dan sosial supaya percakapan lebih mengalir.
Editor: Fajar Sidik
Namun, banyak juga yang ragu menggunakan aplikasi dan situs kencan daring, misalya karena sibuk atau waspada akan tindak kejahatan. Apalagi ditambah maraknya fenomena love scamming, di mana seseorang berpura-pura memiliki niat romantis terhadap korban, kemudian memanfaatkannya untuk melakukan penipuan.
Akhirnya beberapa orang menjatuhkan pilihannya pada biro jodoh konvensional. Layanan ini menyediakan jasa untuk mencarikan pasangan hidup bagi kliennya menggunakan pendekatan yang lebih personal oleh konsultan profesional dalam bidang hubungan dan perjodohan.
Mereka membantu mencocokkan klien dengan calon pasangan berdasarkan profil, preferensi, dan kriteria tertentu, sehingga mereka tidak perlu lagi melewati proses pencarian yang panjang dan melelahkan.
Baca juga: Hypereport: Cerita Pasangan Berawal dari Dating Apps & Agency, Bermuara ke Pernikahan
Nah Genhype, kali ini ada Blind Date Indonesia by Galerikopian sebagai komunitas yang memfasilitasi orang-orang untuk menemukan jodohnya. Blind date atau kencan buta ini mempertemukan kurang lebih 10 pasang pria dan wanita di sebuah kafe. Acaranya digelar di beberapa kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Bali, Solo, Yogyakarta, Semarang, dan Malang.
Para peserta yang berasal dari berbagai latar belakang kepribadian dan profesi tersebut diatur untuk duduk berhadapan di meja. Mereka menggunakan penutup mata sehingga tidak bisa melihat lawan bicaranya. Pembawa acara akan memberi arahan untuk saling melepas penutup mata, lalu bisa mulai mengobrol untuk mengenal satu sama lain.
Mahathir Al Afghani, Founder Blind Date Indonesia mengungkapkan alasannya menggelar acara tersebut. Semuanya berawal dari temannya yang curhat tentang pengalamannya saat kenalan lewat aplikasi dating. Namun ternyata saat mereka bertemu, sangat jauh dari ekspektasi
"Akhirnya saya terinspirasi untuk membuat acara ini, dengan mempertemukan dua orang dengan kriteria terdekat yang diinginkan masing-masing," katanya kepada Hypeabis.id.
Bagi yang ingin mengikuti kegiatan kencan buta, bisa mendaftar ke Blind Date Indonesia. Persyaratannya, pria atau wanita usia 21-46 tahun, memiliki kepribadian positif, belum memiliki pasangan, dan bagi laki-laki wajib berpenghasilan dan bertanggung jawab.
Peserta dikenakan HTM sebesar Rp200.000-Rp500.000 sesuai kota digelarnya acara, dan pembayaran dilakukan setelah terpilih menjadi peserta. Pihak Blind Date Indonesia akan membuka beberapa batch yang isinya sekitar 10 pasangan. Kegiatannya mencakup makan dan minum, game, serta doorprize menarik
"Sebelum hari H, tim kami sudah melakukan seleksi untuk menentukan peserta. Acaranya sendiri bersifat privat, jadi hanya yang pernah ikut yang mengetahui rangkaian acaranya," kata Afghani.
Baca juga: Hypereport: Deretan Dating Show Populer di Berbagai Negara, Amerika Serikat hingga Korea Selatan
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa semua yang mendaftar memiliki kriterianya masing-masing. Tim Blind Date Indonesia berusaha mencocokkan kriteria yang saling mendekati satu sama lain. Misalnya single mom, ingin dicarikan pria mapan dan bertanggung jawab yang dapat menerima dirinya dan anaknya.
"Karenanya, syarat mendaftar harus di atas 21 tahun karena memang tujuannya untuk ke jenjang serius, dan bagi pria diutamakan yang sudah bekerja agar dapat menjadi provider setelah menikah nanti," ujarnya.
Afghani memaparkan, antusiasme masyarakat terhadap acara kencan buta ini makin meningkat setiap bulannya. Padahal Blind Date Indonesia sendiri belum lama berdiri, yakni kurang dari satu tahun. Diperkirakan setiap membuka pendaftaran ada sekitar 3.000 sampai 4.000 pendaftar di setiap kota.
Komunitas Ta'aruf
Selain Blind Date Indonesia, ada juga Komunitas Ta'aruf Membangun Umat (KTMU) yang menjawab kebutuhan para pencari jodoh. Biro jodoh yang berdiri sejak 2007 ini dibentuk oleh sekelompok pemuda yang tergabung dalam Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (YBKB).KTMU membantu siapapun yang belum menemukan pasangan hidupnya untuk dipertemukan secara Islam dengan pasangannya menggunakan metode ta'aruf atau saling mengenal.
"Awalnya kami merasa prihatin dengan kalangan pemuda-pemudi yang terlibat pergaulan bebas (free sex) yang kemudian menjadi permasalahan tindak kejahatan, pelecehan dan kekerasan terhadap kaum akhwat atau perempuan," kata Imam Abdi Prabowo, pendiri KTMU kepada Hypeabis.id.
Imam menjelaskan bahwa tujuan KTMU adalah membangun kehidupan masyarakat madaniyah, taat kepada aturan Islam dan segala aturan yang berlaku di Indonesia, sehingga melahirkan keluarga yang sakinah, mawaddah, warohmah (tentram, bahagia dan penuh kasih sayang).
Sampai akhirnya, KTMU melebarkan sayapnya dengan membuat website dan jejaring sosial untuk mewujudkan misi tersebut. Bagi yang ingin mendaftar, diberlakukan sejumlah perysaratan yang wajib dipenuhi, yakni beragama Islam, setiap anggota dilarang merokok, dilarang memakai dan mengedarkan narkoba, serta dilarang minum minuman keras, dilarang untuk menjadikannya sebagai ajang nafsu seksual (maksiat).
Selain itu, memiliki penghasilan atau berpenghasilan tetap, pendidikan minimal SMU atau sederajat, berusia di atas 25 tahun–35 tahun, status tidak terikat perkawinan, dan mengisi formulir pendaftaran menjadi anggota KTMU.
KTMU memberlakukan disclaimer sejak awal bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab atas semua kejadian yang menimpa anggota dikarenakan hubungan yang telah dilakukan oleh sesama anggota setelah proses ta'aruf. "Ta'aruf ini ada prosesnya, pasangan tidak boleh bertemu berdua saja dan harus didampingi oleh pihak KTMU," katanya.
Baca juga: Hypereport: Fakta-fakta Menarik tentang Jodoh & Pernikahan di Indonesia
Adapun tahapannya mencakup fase berikut ini:
- Pembinaan rutin yang diadakan minimal sekali dalam sebulan bertempat di kantor sekretariat KTMU.
- Wawancara (interview) yang diperuntukan bagi anggota baru mendaftar sekaligus bersosialisasi dengan anggota lain minimal sebulan sekali.
- Pelaksanaan ta’aruf berdasarkan kesiapan anggota yang telah dibina oleh pengurus KTMU.
- Silaturahmi rutin yang diadakan setiap sebulan sekali dihadiri oleh pasangan yang sudah menikah sekaligus saling bersosialisasi dalam beragam kegiatan sosial.
- Seminar pra-menikah yang menghadirkan pembicara dari berbagai kalangan seperti ustadz, motivator, penulis buku dan orang-orang yang ahli memberikan inspirasi bagi berkembangannya komunitas ini.
"Kami tidak hanya melaksanakan proses ta'aruf saja, tapi ada juga menyediakan edukasi seminar pranikah dan konsultasi supaya bisa membina rumah tangga degan baik," kata Imam.
Antusiasme masyarakat untuk mencari pasangan melalui perantara KTMU selalu meningkat setiap tahunnya. Pada 2024 ini saja, ada sebanyak 600 pendaftar. Namun, tidak semuanya diproses karena belum memenuhi kriteria dan persyaratan.
Adapun untuk pendaftarnya mayoritas perempuan, sehingga banyak dari mereka yang harus menunggu sampai ada jumlah pendaftar laki-laki yang sesuai kriteria. "90 persen proses ta'arufnya berjalan lancar, tapi kalau belum cocok, tetap bisa mendaftar lagi," ujar Imam.
Bagi pasangan yang telah berhasil dipertemukan sampai ke jenjang pernikahan. Mereka tetap menjalin silaturahmi yang baik dengan sesama anggota KTMU melalui berbagai kegiatan menarik. Misalnya, mengikuti acara-acara seminar pascanikah yang isinya membagikan ilmu seputar rumah tangga dan parenting, hingga acara arisan anggota.
Biro Jodoh VS Dating Apps, Mana yang Lebih Efektif?
Biro jodoh konvensional maupun aplikasi dan situs kencan online menjadi kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Apabila ditanya mana yang lebih baik, semuanya tergantung preferensi penggunanya. Kei Savourie yang juga dikenal sebagai Coach Kei, seorang Dating & Relationship Coach memaparkan efektivitas kedua platform tersebut sangat situasional.Menurutnya, kelebihan aplikasi dan situs kencan online terletak dari banyaknya pilihan yang tersedia. Sejumlah platform bahkan memiliki fitur-fitur untuk mengkurasi seseorang berdasarkan usia, agama, hobi, serta minat lainnya.
Dengan demikian, pengguna bisa dipertemukan dengan orang-orang yang sesuai dengan kriteria yang diinginkannya. "Kalau suka atau tidak suka tinggal swipe kanan kiri, cuma minusnya kalau kita swipe kanan (suka) belum tentu orang itu akan swipe juga," ujar Kei.
Selain itu, kalaupun keduanya sama-sama swipe kanan, belum tentu saat mengobrol di kolom chatting mereka bisa cocok. Inilah yang kemudian memunculkan fenomena ghosting atau memutuskan komunikasi sepenuhnya tanpa memberitahukan alasan di balik sikap tersebut.
Sementara itu, biro jodoh konvensional pilihannya memang sedikit karena sudah melalui proses kurasi dengan pihak penyelenggaranya. Kelebihannya, mendapatkan peluang besar untuk bertemu dengan orang yang sesuai dengan kriteria pencari jodoh.
Keamanannya pun terjamin karena ada yang mengawasi selama proses pertemuannya berlangsung. "Mungkin minusnya, proses seleksinya lama dan ada biaya yang harus dikeluarkan," katanya.
Kesimpulannya, Kei menilai bahwa kedua platform tersebut sama-sama efektif apabila penggunaanya tepat. Aplikasi dan situs kencan online cukup memakan waktu sehingga kurang cocok untuk orang dengan aktivitas padat.
Menurutnya perlu beberapa kali swipe, melakukan obrolan yang rutin di chat, bahkan bertemu langsung sampai menemukan orang yang cocok.
"Jangan terlalu berekspektasi tinggi karena enggak mungkin sekali match langsung jodoh. Sebagai gambaran, jika kenalan dengan 20 orang, bisa jadi 10 orangnya gagal dan tidak sesuai ekspektasi. Intinya makin banyak interaksi maka peluang match-nya juga lebih tinggi," tegasnya.
Baca juga: Hypereport: Jalan Pintas Cari Pasangan Lewat Aplikasi Kencan dan Biro Jodoh
Sementara itu, biro jodoh konvensional dinilai cocok untuk orang yang sibuk karena semua proses dilakukan oleh pihak penyelenggara.
Namun, harus dihindari kriteria yang kurang realistis sehingga proses kurasi tidak berjalan terlalu lama. Supaya proses perkenalan berjalan lancar, Kei menyarankan untuk melatih skill komunikasi dan sosial supaya percakapan lebih mengalir.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.