Begini Cara Tangkal Radikal Bebas yang Bisa Bikin Stres Oksidatif
08 July 2024 |
10:21 WIB
Radikal bebas merupakan molekul yang berbahaya bagi tubuh lantaran berpotensi menimbulkan banyak penyakit. Dengan bagitu, keberadaannya perlu ditangkal atau diatasi dengan berbagai cara agar tidak membuat pemilik tubuh mempunyai penyakit.
Dokter Spesialis Gizi Klinik RS MMC Jakarta Raissa E. Djuanda mengatakan radikal bebas dapat membuat sel dan jaringan tubuh mengalami kerusakan, sehingga dapat berkontribusi terhadap kemunculan berbagai penyakit kronis dalam tubuh.
Baca juga: Proteksi Kulit dari Efek Polusi Udara, 6 Kandungan Skincare Ini Ampuh Tangkal Radikal Bebas
Menurutnya, radikal bebas dapat menimbulkan stres oksidatif, ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas yang berlebihan dan tubuh yang tidak mampu menetralkannya, serta kerusakan DNA. kondisi-kondisi ini dapat memicu penurunan imunitas, penurunan kesehatan tulang, dan risiko penyakit jantung.
“Oleh karena itu, sangat penting untuk mengimbangi dengan pola hidup sehat sejak dini dan mengonsumsi makanan serta minuman yang kaya antioksidan,” katanya dalam siaran pers.
Dia mengungkapkan, antioksidan adalah molekul yang memerangi radikal bebas di dalam tubuh. Tubuh manusia sudah memiliki antioksidan dalam tubuh sebagai bentuk pertahanan guna mengimbangi keberadaan radikal bebas agar tidak menimpulkan kerusakan. Namun, jumlah radikal bebas yang berlebihan kerap membuat produksi antioksidan tidak cukup untuk mengibanginya.
Kondisi kekurangan antioksidan akan membuat tubuh mengalami stres oksidatif. Dia mengungkapkan, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul lain dalam tubuh ketika tubuh mengalami stres oksidatif.
Dia mengatakan sel dan jaringan dalam tubuh aka mengalami kerusakan ketika radikal bebas bereaksi dengan molekul lain dalam tubuh. Individu dapat melakukan sejumlah langkah untuk mencukupi kebutuhan antioksidan guna melawan radikal bebas yang ada dalam tubuh.
Pertama adalah individu perlu mengonsumsi makanan-makanan sehat yang mengandung antioksidan dan cukup vitamin serta mineral. Menurutnya, antioksidan terdapat dalam makanan seperti sayuran, buah-buahan, vitamin C, dan Vitamin E.
Kedua adalah individu perlu mengelola stres dengan baik dan menghindari paparan zat perusak yang berbahaya bagi tubuh.
Untuk diktahui, radikal bebas adalah bagian dari proses alami di dalam tubuh dan bisa juga berasal dari luar tubuh. Sumber radikal bebas dari luar tubuh seperti polusi udara, asap rokok, sinar ultraviolet dari matahari, serta makanan yang kurang sehat.
Kadar radikal bebas tidak berbahaya bagi tubuh ketika jumlahnya seimbang dengan antioksidan yang ada. Namun, radikal bebas yang melebihi kapasitas akan membuat kerusakan terhadap tubuh.
Ketika tubuh menggunakan oksigen dalam berbagai proses metabolisme, sekitar 1 sampai 2 persen sel menjadi rusak dan berubah menjadi radikal bebas. Radikal bebas adalah sel rusak yang dapat menyebabkan kondisi negatif.
Baca juga: Manfaat Kandungan Idebenone Pada Skincare Untuk Menangkal Radikal Bebas
Kata bebas tersemat terhadap molekul tersebut karena terdapat kehilangan di bagian pentingnya. Kemudian, molekul ini dapat merusak sel atau DNA lain ketika menempel di molekul lainnya, sehingga menjadi pemicu penyakit.
Editor: Fajar Sidik
Dokter Spesialis Gizi Klinik RS MMC Jakarta Raissa E. Djuanda mengatakan radikal bebas dapat membuat sel dan jaringan tubuh mengalami kerusakan, sehingga dapat berkontribusi terhadap kemunculan berbagai penyakit kronis dalam tubuh.
Baca juga: Proteksi Kulit dari Efek Polusi Udara, 6 Kandungan Skincare Ini Ampuh Tangkal Radikal Bebas
Menurutnya, radikal bebas dapat menimbulkan stres oksidatif, ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas yang berlebihan dan tubuh yang tidak mampu menetralkannya, serta kerusakan DNA. kondisi-kondisi ini dapat memicu penurunan imunitas, penurunan kesehatan tulang, dan risiko penyakit jantung.
“Oleh karena itu, sangat penting untuk mengimbangi dengan pola hidup sehat sejak dini dan mengonsumsi makanan serta minuman yang kaya antioksidan,” katanya dalam siaran pers.
Dia mengungkapkan, antioksidan adalah molekul yang memerangi radikal bebas di dalam tubuh. Tubuh manusia sudah memiliki antioksidan dalam tubuh sebagai bentuk pertahanan guna mengimbangi keberadaan radikal bebas agar tidak menimpulkan kerusakan. Namun, jumlah radikal bebas yang berlebihan kerap membuat produksi antioksidan tidak cukup untuk mengibanginya.
Kondisi kekurangan antioksidan akan membuat tubuh mengalami stres oksidatif. Dia mengungkapkan, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul lain dalam tubuh ketika tubuh mengalami stres oksidatif.
Dia mengatakan sel dan jaringan dalam tubuh aka mengalami kerusakan ketika radikal bebas bereaksi dengan molekul lain dalam tubuh. Individu dapat melakukan sejumlah langkah untuk mencukupi kebutuhan antioksidan guna melawan radikal bebas yang ada dalam tubuh.
Pertama adalah individu perlu mengonsumsi makanan-makanan sehat yang mengandung antioksidan dan cukup vitamin serta mineral. Menurutnya, antioksidan terdapat dalam makanan seperti sayuran, buah-buahan, vitamin C, dan Vitamin E.
Kedua adalah individu perlu mengelola stres dengan baik dan menghindari paparan zat perusak yang berbahaya bagi tubuh.
Untuk diktahui, radikal bebas adalah bagian dari proses alami di dalam tubuh dan bisa juga berasal dari luar tubuh. Sumber radikal bebas dari luar tubuh seperti polusi udara, asap rokok, sinar ultraviolet dari matahari, serta makanan yang kurang sehat.
Kadar radikal bebas tidak berbahaya bagi tubuh ketika jumlahnya seimbang dengan antioksidan yang ada. Namun, radikal bebas yang melebihi kapasitas akan membuat kerusakan terhadap tubuh.
Ketika tubuh menggunakan oksigen dalam berbagai proses metabolisme, sekitar 1 sampai 2 persen sel menjadi rusak dan berubah menjadi radikal bebas. Radikal bebas adalah sel rusak yang dapat menyebabkan kondisi negatif.
Baca juga: Manfaat Kandungan Idebenone Pada Skincare Untuk Menangkal Radikal Bebas
Kata bebas tersemat terhadap molekul tersebut karena terdapat kehilangan di bagian pentingnya. Kemudian, molekul ini dapat merusak sel atau DNA lain ketika menempel di molekul lainnya, sehingga menjadi pemicu penyakit.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.