(Kanan-Kiri) Dr. St. Prabawa Dwi Putranto, M. Hum, Ketua Tim Cagar Budaya, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Fabien Penone, danā Representative from FMD Chief Registrar, Deputy to the Programming and Production Director, Isabelle Hyvernat (Sumber gambar: Chelsea Venda/Hypeabis.id)

Upaya Menyegarkan Wajah Museum dengan Pemerataan Kompetensi SDM

01 July 2024   |   14:58 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Museum bukanlah tempat tertumpuknya benda-benda tua. Aset di dalamnya menyimpan sejarah panjang peradaban yang tak ternilai harganya. Pengelolaannya pun tak boleh main-main agar koleksinya tetap aman, terjaga, sekaligus keberadaannya bisa terus relevan melintas masa. 

Pengelolaan sejumlah museum di Indonesia kini berjalan di bawah naungan Museum dan Cagar Budaya atau Indonesia Heritage Agency (IHA). Setelah diresmikan pada Mei 2024 lalu di Museum Benteng Vredeburg, babak baru transformasi pengelolaan museum hingga kini masih terus berlanjut.

Terbaru, IHA menyoroti isu pentingnya pemerataan kompetensi sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di museum. Tak hanya bersolek di bangunan fisiknya, SDM juga jadi titik fokus dalam upaya menyegarkan wajah museum.

Baca juga: Bingung Libur Sekolah Mau ke Mana? Yuk Ikut Workshop Membatik di Museum Batik Indonesia

Ketua Tim Cagar Budaya Prabawa Dwi Putranto mengatakan SDM museum merupakan satu bagian penting dalam upaya menjalankan pilar reinvigorating (penyegaran kembali). Sebab, manusia punya peran besar dalam memainkan posisi museum di tengah masyarakat sekarang ini.

“Sebagai gambaran, kondisi kompetensi SDM museum-museum di IHA sekarang ini masih sangat bervariasi. Ada yang sudah advantage, tetapi juga masih ada yang perlu ditingkatkan,” ujar Prabawa.

Prabawa mengatakan perbedaan tingkat kompetensi SDM museum terjadi karena beberapa hal. Pertama, saat ini IHA membawahi 18 museum yang tersebar di beberapa daerah.

Sebagian besarnya adalah museum lama yang telah memiliki manajemen matang. Namun, beberapa di antaranya adalah museum baru. Dengan melihat lanskap seperti ini, tingkat kompetensi SDM museum masih sangat bervariasi. 

Kedua, museum juga adalah ilmu yang terus berkembang. Untuk itu, secara periodik para pelakunya juga harus terus mendapat perkembangan pengetahuan. 
 

Dalam rangka meningkatkan kompetensi inilah, IHA mengadakan Lokakarya Manajemen Koleksi dan Kuratorial yang bekerja sama dengan France Museums Developpement yang didukung oleh Kedutaan Besar Prancis di Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN.

Selama 1 Juli-5 Juli 2024, para peserta yang terdiri dari 20 orang akan mempelajari manajemen koleksi dan kuratorial bersama perwakilan dari museum Prancis. Para peserta merupakan perwakilan dari masing-masing museum yang berada di bawah IHA yang telah mendaftar dan lolos seleksi sebelumnya.

Beberapa yang menjadi materi utama dalam lokakarya ini adalah proses pameran temporer, pameran permanen, praktik peminjaman koleksi, asuransi benda seni, perencanaan kesiapan bencana, hingga studi kasus. 

Selain mengadakan lokakarya, Prabawa menekankan bahwa goal besar yang diinginkan adalah meningkatnya jumlah SDM museum yang telah tersertifikasi. Sebab, saat ini jumlahnya masih cukup rendah. “Untuk gambarannya, museum di bawah IHA (18 museum, RED) itu baru sekitar 40 persen yang memiliki sertifikasi kompetensi,” katanya. 


Kesempatan Berjejaring Global

Selain soal kompetensi, lokakarya yang melibatkan France Museums Development ini juga dapat membuka kesempatan-kesempatan kerja sama yang lebih besar. Hal ini juga dapat menjadi awal terbentuknya jejaring global. 

Sebab, menurutnya, selama ini SDM museum masih kurang mendapat kesempatan untuk belajar dari pihak luar. Dengan lokakarya inilah, kesempatan ini bisa muncul.

“Secara aturan udah lengkap, dari PP museum, lalu turun ke permen, kemudian turunannya untuk melakukan pengelolaan koleksi juga ada. Namun, kita juga butuh masukan dari luar. Jadi dari yang tadinya standar nasional, bisa jadi standar internasional,” imbuhnya. 

Ke depan, proses belajar ini tak hanya berlangsung di dalam negeri saja. Prabawa menyebut akan ada dua orang yang akan diberangkatkan ke Prancis untuk belajar langsung mengenai sistem, pengelolaan, manajemen koleksi, hingga kuratorialnya.

Namun, proses seleksi masih digodok. Yang pasti, katanya, dua orang yang terpilih ini akan terlebih dahulu melalui beberapa seleksi. Terakhir, Prabawa berharap ke depan kapasitas SDM akan makin meningkat dan muncul inovasi dalam hal manajemen dan kuratorial. 

Baca juga: Hypereport: Wisata Museum Bangkit dengan Konsep Interaktif

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Resep Risoles Kornet Keju ala Chef Devina, Lezat dan Meleleh di Mulut

BERIKUTNYA

Mengenal Lebih Dekat Musik Campursari, Kombinasi Tradisional & Modern

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: