Rumah pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende. (Sumber gambar: Kemendikbud Republik Indonesia)

Menelusuri Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Kota Kelahiran Pancasila

01 September 2023   |   10:01 WIB
Image
Yulita Theresia Maghi Mahasiswi Jurnalistik Universitas Nusa Nipa Indonesia, Maumere.

Genhype, saat traveling tentu kita ingin mencari tahu banyak hal tentang tempat tujuan. Misalnya selain menikmati indahnya pemandangan dan suasana baru, kita tentu ingin mencari tahu berbagai sejarah yang pernah ditorehkan di daerah tersebut.

Nah kali ini saya akan mengajak Genhype menelusuri salah satu tempat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni rumah pengasingan Bung Karno alias sebutan akrab dari Ir. Soekarno, Proklamator Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).pada 1934 silam.

Baca juga:  KEMERIAHAN BULAN BUNG KARNO

Selain menjadi kota kelahiran Pancasila, Ende juga merupakan salah satu daerah yang menjadi tempat pengasingan  ang proklamator oleh kolonial Belanda. Selama 4 tahun pula Bung Karno menempati salah satu rumah di Jalan Perwira, Kelurahan Kotaraja, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, NTT.

Hari dijalani Soekarno dengan berbagai agenda terlihat dari beberapa potret Bung Karno yang tersusun rapi dalam sebuah rumah minimalis.

Bagian halaman rumah

Ketika kita mengunjungi tempat ini, kita akan disambut oleh halaman rumah yang hijau dihiasi oleh beberapa jenis bunga, selain itu terdapat pula satu patung Ir. Soekarno yang berdiri kokoh. Dari depan ini, kita dapat melihat bangunan rumah minimalis yang ditempati Bung Karno selama 4 tahun.  Dilansir dari situs Kemendikbud, rumah yang didominasi warna putih  ini, merupakan rumah milik Haji Abdullah Amburawu.

Bagian dalam rumah

Setelah kita melangkah memasuki rumah, kita akan bertemu dengan salah satu ruangan yang menyimpan begitu banyak warisan sang proklamator yang tersimpan dengan baik dalam kotak-kotak kaca yang dikunci rapat. Beberapa warisan yang masih tersimpan dengan rapi itu adalah,
  • Lukisan Pura Bali yang dilukis oleh Ir. Soekarno pada 1935.
  • Kayu kliping yang digunakan oleh Ir. Soekarno untuk menjepit lukisan Pura Bali.
  • Setrika besi yang menggunakan arang, pemberian dari Aisyah M. Pedo pada 10 Juli 1992.
  • Ceret/cerek aluminium, pemberian dari Paulus Laga Muda Makin, pada 10 Juli 1992.
  • Piring hias yang sangat cantik, pemberian dari Djae Bahara.
  • Piring porselen, pemberian dari  Hamid Dhepi.
  • Piring nasi, pemberian dari Ratna Durham Uttuh.
  • Salinan surat keterangan  menikah dan perjanjian cerai dari Ir. Soekarno dan Anggi Gamasih pada 24 Maret 1923.
  • Beberapa potret Ir. Soekarno yang dipasang pada bingkai-bingkai yang tertata rapi pada tembok.
  • Biola yang pernah dimainkan oleh Bung Karno.
  • Sebuah Destar, pemberian dari Mohamad Hadijar Tandi.
  • Selembar kain sarung Samarinda dari Ruslan Uttuh.
  • Buku salinan cerita anak angkat Bung Karno yakin Ratna Djuami.
  • Lampu Minyak yang digunakan oleh sang proklamator sebagai penerangan dalam rumah.
  • Dulang dan kuningan yang digunakan untuk memberi hidangan pada tamu.
  • Beberapa lembar Salinan cerita Tonil.
  • Kaki meja berukir.
Selain itu, pada serambi kanan kita akan menemukan sebuah ruang tamu yang berdekatan dengan kamar sang proklamator dengan dibatasi sebuah pintu. Dalam ruang tamu ini, kalian akan menemukan 2 buah kursi dan juga meja marmer pemberian  Haji M.H. Rotta, kedua benda ini dilindungi oleh sebuah kotak kaca yang berukuran besar.

Dalam rumah ini terdapat 2 kamar, kamar pertama yang berdekatan dengan ruang tamu adalah kamar milik Bung Karno, dalam kamar ini terdapat satu tempat tidur besi berwarna kuning dengan sebuah Kasur berwarna putih yang dilindungi oleh sebuah klambu putih. Selain itu pada sisi kanan tempat tidur terdapat sebuah lemari pakaian milik Bung Karno.

Pada depan kamar Bung Karno, terdapat 2 tongkat yang selalu digunakan oleh presiden pertama Indonesia ini, pada salah satu tongkat memiliki motif kera atau monyet yang biasa digunakan oleh Bung Karno untuk menghina para penjajah, sedangkan tongkat lainnya digunakan Bung Karno dalam bepergian keluar kota.

Kamar berikutnya adalah kamar yang memiliki dua tempat tidur. Kamar ini digunakan oleh mertua Ir. Soekarno yakin Ibu Amsi yakin ibu dari Anggi Gamasih. For you information Genhype,  saat itu juga ibu Amsi mengalami sakit hingga meninggal dan dikuburkan di Ende, loh. Selain mertuanya, dalam kamar yang masih terawat ini juga ditempati oleh Ratna Djuami yang tak lain adalah anak angkat dari Bung Karno.

Bagian halaman belakang rumah

Langkah terus terayun menyusuri indahnya bangaunan bersejarah ini, dan saat ini kita telah sampai pada bagian halaman belakang rumah. Pada serambi kanan kita akan menemukan sebuah ruangan yang sering digunakan oleh Bung Karno sebagai tempat sholat atau sekedar Samedi. Lalu bagian serambi kiri dihiasi sebuah perpustakaan mini yang menyimpan puluhan buku yang mengisahkan sang proklamator. Selain perpustakaan terdapat ruangan dapur yang telah sedikit direnovasi.

Pada bagian tengan halaman belakang, terdapat satu sumur yang cukup dalam dan menjadi sumber air bersih yang digunakan oleh Bung Karno dan keluarga. Dapat kita lihat juga beberapa tumbuhan yang sengaja ditanam untuk menghias rumah peninggalan bersejarah, ini.

Nah, Genhype idemikianlah penelusuran bangunan bersejarah ini. Selain, rumah pengasingan ini, kalian juga dapat mengunjungi tempat lahirnya lima butir Pancasila di bawah pohon sukun di Kota Ende, ini.
 
Baca juga;  Sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno

Editor : Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Daftar Video Game Rilis September 2023, Bertabur Judul-judul Triple A

BERIKUTNYA

Bapeten Sebut Air Olahan PLTN Fukushima Daiichi Jepang Tidak Berbahaya Asalkan...

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: