Pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak di Universitas Pembangunan Jaya Bintaro. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Menyelami Karya Arsitektural Mustafa Pamuntjak dalam Pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian

24 June 2024   |   20:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia punya satu arsitek berbakat yakni mendiang Mustafa Pamuntjak. Meski namanya tidak begitu populer, karya-karya arsitektural Mustafa Pamuntjak menawarkan perspektif menarik dengan desain ikonik. Kini, arsip karyanya dihadirkan dalam pameran bertajuk Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak.
 
Ekshibisi yang berlangsung hingga Agustus 2024 di Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Bintaro ini mengangkat dua rumah karya Mustafa Pamuntjak yang terletak di Jalan Bango dan Jalan Raya Mandala, sebagai objek utama yang dieksplorasi untuk membaca jalinan narasi keseharian yang mungkin terjadi di dalamnya.

Baca juga: Telusur Karya Pelopor Arsitek Indonesia 60-an di Taman Ismail Marzuki
 
Pameran ini mengangkat eksplorasi terhadap narasi kehidupan sehari-hari dalam rumah tinggal yang terkadang luput dari perhatian. Tidak hanya menyajikan arsip dan foto, pameran ini juga menyuguhkan sudut pandang yang lain tentang makna rumah dari kacamata penghuni yang beragam.
 
Dengan melibatkan para kolaborator, pameran ini menyoroti bermacam isu mengenai hunian dan ekspektasi berhuni secara lebih kritis yang perlu menjadi atensi para arsitek, dalam merancang rumah tinggal. Itu semua dapat dilihat dari cerita keseharian dalam rumah tinggal yang dirancang Pamuntjak, serta kesehariannya jika tinggal di rumah rancangannya sendiri, sebagaimana yang ditampilkan dalam pameran.
 

Pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak di Universitas Pembangunan Jaya Bintaro. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Koleksi arsip dalam pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak di Universitas Pembangunan Jaya Bintaro. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Di pameran ini, ditampilkan perjalanan karier Pamuntjak, yang dimulai dengan bekerja di beberapa posisi kementerian seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dan Kementerian Riset Republik Indonesia. Hingga akhirnya menekuni karier sebagai arsitek, yang menangani beragam proyek dari skala mikro seperti rumah-rumah tinggal, hingga skala makro seperti penataan kawasan urban dan manajemen proyek-proyek negara.
 
Setelah itu, kalian diajak untuk melihat arsip-arsip foto rumah rancangan Pamuntjak yang berlokasi di Jalan Bango dan Jalan Jaya Mandala di Jakarta Selatan. Kedua rumah itu sama-sama mencerminkan prinsip desain arsitektur yang menyesuaikan iklim tropis, dengan teras luas dan bukaan yang lebar. 
 
Selain itu, ditampilkan pula foto-foto rumah rancangan Pamuntjak di bilangan Cibubur, Jakarta Timur, yang mengusung komposisi atap-atap miring dan teritisan yang menjadi karakteristik desainnya dalam merespons kondisi tropis. Termasuk, proyek-proyek rumah di kawasan Bogor, Jawa Barat.
 

Koleksi arsip dalam pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak di Universitas Pembangunan Jaya Bintaro. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Tur pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak di Universitas Pembangunan Jaya Bintaro bersama kurator. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Peneliti sekaligus kurator dari Yayasan Museum Arsitektur Indonesia Siti Arfah Annisa menjelaskan Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak adalah kelanjutan pameran Dipl. -Ing yang digelar sejak tahun 2023, yang digelar oleh Yayasan Museum Arsitektur Indonesia dan didanai oleh LPDP Dana Indonesia. Berbeda dengan pameran sebelumnya, ekhisibisi ini dibuat dengan pendekatan partisipatif yang melibatkan sejumlah arsitek dalam merancang bahan pameran.
 
Termasuk, mengundang kolaborator terlibat aktif dalam bertukar gagasan dan saling silang memahami ruang domestik dalam praktik berhuni sehari-hari dalam kegiatan lokakarya. Sebelum pameran berlangsung, sejumlah mahasiswa arsitektur UPJ berkunjung ke beberapa rumah rancangan Pamuntjak, dan mencoba merefleksikan desain tersebut dengan perspektif mereka masing-masing, lalu dituangkan ke dalam notes dan pembuatan tunnel visual journaling.
 
"Yang kami harapkan, pameran arsip ini bukan cuma satu arah tapi mencoba mengajak mahasiswa untuk mempelajari arsip dengan melibatkan mereka. Makanya metodenya partisipatif, di mana mereka juga memproduksi bahan pameran," katanya saat ditemui Hypeabis di UPJ Bintaro, Senin (24/6/2024).
 

Koleksi arsip dalam pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak di Universitas Pembangunan Jaya Bintaro. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Koleksi arsip dalam pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak di Universitas Pembangunan Jaya Bintaro. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta)

Perempuan yang akrab disapa Nisa itu menjelaskan ada dua hal yang ingin ditonjolkan dalam pameran ini yaitu melihat dan menggali narasi keseharian yang ada di rumah tinggal rancangan Pamuntjak. Hal itu dilihat dari sudut pandang penghuni menggunakan rumahnya, termasuk adaptasi yang diterapkan pada hunian.
 
"Kami mencoba melihat seberapa pengaruhnya penghuni terhadap desain [rumah] rancangan arsitek. Pada akhirnya, satu rumah yang sama, bisa jadi akan punya tampilan dan cerita yang berbeda tergantung siapa yang huni, tergantung preferensi, selera, dan gaya hidupnya," katanya.
 
Pameran ini juga secara tidak langsung menjadi kritik sekaligus pengingat bagi arsitek, tentang pentingnya merancang rumah dengan melihat karakter dan preferensi klien. "Enggak bisa satu desain yang sama, akhirnya diterapkan seluruhnya ke klien-klien mereka," imbuhnya.
 
Nisa mengatakan pameran Dari Rumah ke Rumah: Keseharian Dalam Karya Mustafa Pamuntjak dibuat untuk memperkenalkan kepada publik luas tentang arsitektur Indonesia, dengan mengangkat nama-nama arsitektur lokal yang memiliki gaya artistik yang khas. Salah satunya Mustafa Pamuntjak yang dikenal dengan langgam arsitektural tropisnya sesuai dengan karakteristik Indonesia.
 
"Ini juga menjadi harapan kami bagaimana arsitek-arsitek itu bukan hanya berfokus pada desain arsitektur estetis secara bentuk, tetapi juga memperhatikan karakter iklim. Jadi harapan kami publik bisa mengenal sosok Mustafa Pamuntjak," katanya.

Baca juga: Eksklusif Arsitek Jacob Gatot Surarjo: Menghidupkan Bangunan, Komunitas & Kreativitas

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Red Velvet Comeback dengan Mini Album Cosmic, Rilis MV Berkonsep Midsommar

BERIKUTNYA

Menimbulkan Pro Kontra, Cek 5 Fakta Tanaman Kratom yang Bakal Dilegalisasi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: