Sapi (Sumber gambar: Annie Spratt/Unsplash)

Begini Tata Laksana Penyembelihan Hewan Kurban sesuai Prosedur Kesehatan

17 June 2024   |   08:06 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Kewaspadaan mengenai penyakit menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya kian ditingkatkan saat momentum Iduladha. Perayaan penting bagi Umat Muslim ini melibatkan ritual penyembelihan hewan ternak sebagai bentuk ibadah kurban. Untuk itu, penting memahami tata laksana penyembelihan hewan kurban untuk mencegah risiko zoonosis yang menjadi kewaspadaan sektor kesehatan dalam dekade terakhir ini.

Selain secara syariat, penanganan penyembelihan hewan kurban juga harus memenuhi standar kesehatan. Dalam istilah medis, penyakit menular antara hewan dan manusia ini disebut sebagai zoonosis. Setiap tahunnya, pemerintah dan pihak terkait aktif menyosialisasikan pengendalian zoonosis. Pemerintah juga telah menerbitkan Permenko PMK Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pencegahan dan Pengendalian Zoonosis dan Penyakit Infeksius Baru untuk mengantisipasi zoonosis.

Baca juga: Simak Arti Kata Iduladha dan Sejarah Ibadah Kurban
 
Kewaspadaan mengenai zoonosis makin ketat saat wabah Covid-19 merebak. Sekitar 60% penyakit yang menginfeksi manusia saat ini juga disebut berasal dari hewan. Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, masyarakat perlu mewaspadai ancaman zoonosis yang bisa ditularkan ke sesama manusia. Beberapa contoh penyakit akibat zoonosis yang banyak ditemui beberapa tahun ke belakang antara lain antraks, rabies, dan leptospirosis.
 
Pemerintah melakukan proses surveilans atau pemantauan lintas sektor, misalnya antara Kementerian Kesehatan dari sisi antisipasi kesehatan, serta Kementerian Pertanian yang juga terkait dengan pengendalian hewan. Surveilans dilakukan sebagai bentuk penegakan kewaspadaan dan kesadaran terhadap ancaman zoonosis. Sebab, penyakit dari virus dan bakteri yang ditularkan dari hewan bisa menyebabkan wabah seperti flu burung yang belakangan merebak di Amerika Serikat dengan strain H5N1.

Tidak hanya dari sisi pemerintah, masyarakat perlu mengedukasi diri mengenai bahaya zoonosis. Perlu diketahui, penyakit ini bisa saja datang dari tata laksana penyembelihan hewan kurban yang salah, tidak aman, dan tidak higienis. Dokter, Epidemiolog & Ahli Keamanan Ketahanan Kesehatan dari Griffith University, Australia  Dicky Budiman menjelaskan, kewaspadaan terkait potensi zoonosis dari hewan kurban ke manusia biasanya terjadi pada 5 jenis penyakit seperti anthrax, brucellosis, leptospirosis, Q fever, dan salmonellosis.

Kelima jenis penyakit zoonosis ini memiliki penyebab dan karakteristiknya masing-masing yang semuanya diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan bakteri. Lebih lengkapnya, Dicky menjelaskan karakteristik berbagai penyakit zoonosis sebagai berikut:

1. Anthrax (penyakit sapi gila):
  • Disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis
  • Bisa ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi atau produk hewani seperti daging, darah, dan kulit.
  • Gejala: Demam, bisul kulit, dan gangguan pernapasan.
2. Brucellosis:
  • Disebabkan oleh bakteri Brucella spp.
  • Bisa ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi atau konsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi.
  • Gejala: Demam berkepanjangan, sakit sendi, dan kelelahan.
3. Leptospirosis:
  • Disebabkan oleh bakteri Leptospira.
  • Bisa ditularkan melalui kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi.
  • Gejala: Demam tinggi, sakit kepala, dan masalah ginjal.
4. Q fever: 
  • Disebabkan oleh bakteri Coxiella burnetii.
  • Bisa ditularkan melalui inhalasi partikel udara yang terkontaminasi dari hewan yang terinfeksi.
  • Gejala: Demam tinggi, nyeri otot, dan pneumonia.
5. Salmonellosis:
  • Disebabkan oleh bakteri Salmonella.
  • Bisa ditularkan melalui konsumsi daging atau produk hewani yang terkontaminasi.
  • Gejala: Demam, diare, dan kram perut.


Cara Mencegah Zoonosis

Untuk mencegah ragam penyakit zoonosis ini, langkah pertama yang paling penting adalah memastikan hewan kurban sehat melalui pemeriksaan fisik. Hewan yang aktif, nafsu makan baik, dan terlihat tidak lesu merupakan tanda umum hewan kurban sehat.
 
Kemudian pastikan juga hewan kurban memiliki bulu yang bersih dan terhindar dari tanda penyakit kulit. Selain tanda fisik, hewan kurban yang sehat jua bisa dilihat dari pemeriksaan mata, mulut dan nafas. Hewan yang sehat memiliki mata yang bersih dan cerah, disertai mulut yang berwarna merah mudah, dan tidak memiliki masalah pernapasan. “Hewan tidak boleh menunjukan gejala batuk atau keluar lendir dari hidung,” kata Dicky.
 
Dicky menyebut, tatalaksana penyembelihan juga perlu memperhatikan kebersihan. Dimulai dengan mencuci tangan dengan sabun hingga bersih sesaat sebelum dan setelah menangani daging mentah. Kemudian, tempat menyembelih harus bebas dari kontaminasi dengan menggunakan alat yang steril.

Setelah disembelih, pastikan juga darah hewan dikuras dengan baik dan disimpan segera pada tempat yang bersih dengan suhu tepat untuk mencegah pertumbuhan bakteri. “Daging harus dibersihkan dengan air bersih dan disimpan dalam kondisi yang higienis,” jelas Dicky.
 
Setelah proses penyembelihan, Dicky menyarankan daging harus segera didistribusikan secepat mungkin untuk menghindari pembusukan dan kemungkinan pertumbuhan bakteri atau parasit. Dalam proses memasak pun, daging harus dipastikan dimasak dengan matang sempurna untuk memastikan bakteri mati.

Baca juga: Tanpa Santan, Cek Rekomendasi Resep Daging Kurban untuk Sajian Iduladha

Menurut Dicky, tatalaksana penyembelihan dan distribusi daging yang baik bisa membantu meminimalisir penularan penyakit zoonosis. Hewan kurban yang didistribusikan pun higienis dan layak konsumsi oleh masyarakat.
 
Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Ide Desain Kartu Ucapan Selamat Iduladha 2024 di Canva Plus Cara Buatnya

BERIKUTNYA

5 Sajian Minuman Sehat Pereda Kolesterol yang Pas Untuk Momen Iduladha

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: