Waspada Wabah PMK, Begini Rekomendasi Mengolah Daging Kurban ala Chef
09 July 2022 |
14:30 WIB
Kasus wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak termasuk sapi dan kambing, kembali menyebar jelang perayaan Iduladha, Minggu (10/7/2022). Walaupun belum ditemukan dampaknya terhadap manusia, pemerintah meminta panitia kurban dan masyarakat tetap waspada terhadap hewan yang terinfeksi penyakit ini.
Menanggapi penyebaran wabah PMK, Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia Bambang Nurianto, mewanti-wanti lantaran penanganan daging kurban yang tidak selalu higienis, sebisa mungkin daging baik itu sapi maupun kambing dibersihkan terlebih dahulu dengan dicuci.
Dia juga mengimbau agar masyarakat mengolah hasil daging kurban dengan metode masak rebusan atau dijadikan olahan berkuah seperti gulai, sup, atau tongseng. Dia dia menganjurkan daing itu dijadikan sate atau dipanggang tanpa proses pembersihan terlebih dahulu.
Baca Juga : 5 Cara Menyimpan Daging Kurban Agar Tidak Bau & Tahan Lama
“Sebaiknya jangan dibakar. Pembakaran itu menyebabkan ada bakteri bisa tumbuh berkembang. Daging yang dibakar juga menyebabkan kanker otak, lambung, usus. Kalau daging lebih baik dimasak di api panas,” saran Bambang kepada Hypeabis.id.
Untuk sementara ini, dia meminta masyarakat menghindari konsumsi bagian kaki dan mulut sapi atau kambing. Sejatinya memang tidak ada masalah mengonsumsi bagian tersebut asal dimasak sesuai prosedur. Terlebih olahan cingur dan kaki sapi atau kambing melalui proses perebusan yang panjang yakni sekitar 3 jam.
Walaupun belum ditemukan kasus transmisi infeksi virus PMK dari hewan ke manusia, Bambang menyatakan bahwa antisipasi tetap harus dilakukan. “Cuma yang dikhawatirkan tidak ada jaminan bahwa itu tidak menular. Kalau mau dikonsumsi silahkan, tidak masalah,” sebutnya.
Baca Juga : Cukup dengan 2 Bahan Ini, Tekstur Daging Kurban Bisa Jadi Lebih Empuk
Sementara itu, corporate Chef Batiqa Hotels Samuel Tumbelaka meminta agar masyarakat harus memastikan kualitas hewan kurban yang diterima. Hewan yang sehat menurutnya memiliki warna daging merah merona dan tidak berbau menyengat.
“Bisa dilihat serta dagingnya tebal dan seratnya tidak bolong-bolong,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Jika sudah dipastikan hewan kurban sehat, Samuel menyarankan agar mencuci ulang hewan tersebut dengan air bersih. Dia menuturkan biasanya penanganan hewan kurban tidak bisa dipastikan kebersihannya. Apabila diolah, dia mengimbau agar memasaknya dengan matang.
Hewan kurban terutama kambing, biasanya diolah menjadi sate. Nah, Samuel menyarankan agar setelah dicuci, lebih baik daging dimarinasi terlebih dahulu. Untuk membuat daging lebih empuk, campurkan pepaya dan nanas dalam proses marinasi. Kemudian simpan ke dalam mesin pendingin atau chiller selama 8 jam sebelum akhirnya dibakar.
Editor : Syaiful Millah
Menanggapi penyebaran wabah PMK, Ketua Perkumpulan Chef Profesional Indonesia Bambang Nurianto, mewanti-wanti lantaran penanganan daging kurban yang tidak selalu higienis, sebisa mungkin daging baik itu sapi maupun kambing dibersihkan terlebih dahulu dengan dicuci.
Dia juga mengimbau agar masyarakat mengolah hasil daging kurban dengan metode masak rebusan atau dijadikan olahan berkuah seperti gulai, sup, atau tongseng. Dia dia menganjurkan daing itu dijadikan sate atau dipanggang tanpa proses pembersihan terlebih dahulu.
Baca Juga : 5 Cara Menyimpan Daging Kurban Agar Tidak Bau & Tahan Lama
“Sebaiknya jangan dibakar. Pembakaran itu menyebabkan ada bakteri bisa tumbuh berkembang. Daging yang dibakar juga menyebabkan kanker otak, lambung, usus. Kalau daging lebih baik dimasak di api panas,” saran Bambang kepada Hypeabis.id.
Untuk sementara ini, dia meminta masyarakat menghindari konsumsi bagian kaki dan mulut sapi atau kambing. Sejatinya memang tidak ada masalah mengonsumsi bagian tersebut asal dimasak sesuai prosedur. Terlebih olahan cingur dan kaki sapi atau kambing melalui proses perebusan yang panjang yakni sekitar 3 jam.
Walaupun belum ditemukan kasus transmisi infeksi virus PMK dari hewan ke manusia, Bambang menyatakan bahwa antisipasi tetap harus dilakukan. “Cuma yang dikhawatirkan tidak ada jaminan bahwa itu tidak menular. Kalau mau dikonsumsi silahkan, tidak masalah,” sebutnya.
Baca Juga : Cukup dengan 2 Bahan Ini, Tekstur Daging Kurban Bisa Jadi Lebih Empuk
Sementara itu, corporate Chef Batiqa Hotels Samuel Tumbelaka meminta agar masyarakat harus memastikan kualitas hewan kurban yang diterima. Hewan yang sehat menurutnya memiliki warna daging merah merona dan tidak berbau menyengat.
“Bisa dilihat serta dagingnya tebal dan seratnya tidak bolong-bolong,” ujarnya kepada Hypeabis.id.
Jika sudah dipastikan hewan kurban sehat, Samuel menyarankan agar mencuci ulang hewan tersebut dengan air bersih. Dia menuturkan biasanya penanganan hewan kurban tidak bisa dipastikan kebersihannya. Apabila diolah, dia mengimbau agar memasaknya dengan matang.
Hewan kurban terutama kambing, biasanya diolah menjadi sate. Nah, Samuel menyarankan agar setelah dicuci, lebih baik daging dimarinasi terlebih dahulu. Untuk membuat daging lebih empuk, campurkan pepaya dan nanas dalam proses marinasi. Kemudian simpan ke dalam mesin pendingin atau chiller selama 8 jam sebelum akhirnya dibakar.
Editor : Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.