Ilustrasi lansia. (Sumber gambar: Jaddy Liu/Unsplash)

Genhype Wajib Tahu Hari Kesadaran Lansia Sedunia Tiap 15 Juni

15 June 2024   |   08:00 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

World Elder Abuse Awareness Day (WEAAD) atau Hari Kesadaran Penyalahgunaan Lansia Sedunia diperingati 15 Juni tiap tahunnya. Peringatan ini dibuat secara global untuk mengajak masyarakat dunia bersatu melawan pelecehan, penganiayaan, dan penelantaran terhadap orang lanjut usia (lansia).
 
Peringatan WEAAD diprakarsai oleh Jaringan Internasional untuk Pencegahan Penyalahgunaan Lansia (INPEA) pada 2006, dan diakui sebagai Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Majelis Umum dalam resolusinya A/RES/66/127 yang diadopsi pada 2011.

Baca juga: Hari Lanjut Usia Nasional 2024 Angkat Tema Lansia Terawat, Indonesia Bermartabat
 
Resolusi tersebut mengundang semua negara anggota, organisasi-organisasi dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional dan regional lainnya, serta masyarakat sipil, termasuk organisasi non-pemerintah dan individu untuk memperingati hari ini dengan cara yang tepat.
 
Peringatan WEAAD dinilai cukup krusial. Pasalnya, di banyak belahan dunia, pelecehan terhadap lansia terjadi tanpa pengakuan atau tanggapan yang memadai. Sampai saat ini, masalah sosial yang serius ini kerap disembunyikan dari pandangan publik dan sebagian besar dianggap sebagai masalah pribadi. 
 
Bahkan saat ini, pelecehan terhadap lansia masih menjadi hal yang tabu, sebagian besar diremehkan dan diabaikan oleh masyarakat di seluruh dunia. Di sisi lain, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa pelecehan terhadap lansia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting. 
 
Mengutip dari situs resmi WEAAD, pelecehan terhadap orang tua terjadi dalam berbagai bentuk, bisa berupa finansial, emosional, psikologis, fisik, seksual, atau sosial. Dari segi frekuensi, pelecehan terhadap orang tua dapat terjadi sekali, atau berkali-kali, dan tingkat keparahannya dapat bervariasi, mulai dari yang halus hingga yang ekstrem.
 
Hal ini juga dapat mencakup satu atau kombinasi dari berbagai jenis pelecehan. Seringkali, pelecehan terhadap lansia dilakukan oleh seseorang yang dikenal dan yang lebih tua, serta dua pertiga dari pelaku kekerasan adalah anak-anak yang sudah dewasa. Pelaku kekerasan juga bisa anggota keluarga lain, saudara, atau teman.
 
Berdasarkan studi yang dilakukan PBB tahun 2017, terdapat 15,7 persen orang berusia 60 tahun ke atas terkena beberapa penyakit akibat tindakan pelecehan. Dari jumlah tersebut, hanya 1 dari 24 kasus pelecehan terhadap lansia yang dilaporkan, lantaran seringkali mereka takut untuk melaporkan kasus pelecehan kepada keluarga, teman, atau pihak berwenang. 


Pelecehan Psikologis 

Hasil studi yang sama juga melaporkan bahwa pelecehan psikologis menjadi jenis pelecehan yang paling banyak didapatkan mereka yakni sebesar 11,6 persen. Disusul penyalahgunaan keuangan sebesar 6,8 persen, pengabaian (4,2 persen), kekerasan fisik (2,6 persen), dan pelecehan seksual (0,9 persen).
 
PBB juga memperkirakan secara global, jumlah kasus pelecehan terhadap lansia akan meningkat karena banyak negara mempunyai populasi penuaan yang cepat, dan kebutuhannya mungkin tidak sepenuhnya terpenuhi karena keterbatasan sumber daya.
 
Diperkirakan pada 2050, populasi global penduduk berusia 60 tahun ke atas akan meningkat dua kali lipat, dari 900 juta pada tahun 2015 menjadi sekitar 2 miliar, dengan sebagian besar penduduk lanjut usia tinggal di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. . 
 
"Jika proporsi korban kekerasan terhadap orang lanjut usia tetap konstan, maka jumlah korban akan meningkat pesat akibat penuaan populasi, dan akan meningkat menjadi 320 juta korban pada tahun 2050," tulis PBB dalam situs resminya.


Tema Hari Kesadaran Penyalahgunaan Lansia Sedunia 2024

Peringatan Hari Kesadaran Penyalahgunaan Lansia Sedunia (WEAAD) 2024 mengusung tema "Spotlight on Older Persons in Emergencies" atau sorotan pada lansia dalam keadaan darurat sebagaimana dilansir dari situs resmi Departemen Ekonomi & Sosial PBB. Tema ini diangkat untuk menyoroti kebutuhan penting guna melindungi dan mendukung lansia selama kondisi krisis. 
 
Keadaan darurat, baik bencana alam, pandemi, ataupun konflik, memiliki dampak yang tidak proporsional terhadap lansia. Peristiwa-peristiwa ini seringkali memperburuk kerentanan yang ada, sehingga penting untuk mengatasi kebutuhan perencanaan dan tanggap darurat demi perlindungan pada kelompok lansia.
 
Para lansia mungkin menghadapi masalah mobilitas, kondisi kesehatan kronis, ataupun isolasi sosial, sehingga menyulitkan mereka untuk mengakses bantuan, mengungsi dengan aman, atau menerima perawatan medis serta layanan dukungan yang tepat waktu. Di samping itu, stres dan kekacauan dalam keadaan darurat dapat meningkatkan risiko pelecehan terhadap lansia, baik secara fisik, emosional, finansial, atau penelantaran.
 
Dengan demikian, WEAAD 2024 menyerukan kepada seluruh pihak baik itu pemerintah, lembaga sosial internasional, organisasi, dan komunitas untuk memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan lansia dalam strategi kesiapsiagaan dan tanggap darurat mereka.
 
Hal ini mendorong pengembangan kebijakan inklusif yang memastikan lansia tidak terabaikan selama krisis. Termasuk, membuat rencana evakuasi yang mudah diakses, memastikan kesinambungan layanan kesehatan, dan memberikan dukungan yang ditargetkan untuk mencegah isolasi dan pelecehan terhadap lansia. 

Baca juga: Baik untuk Balita hingga Lansia, Cek Kiat Aman Olahraga Renang Menurut Ahli
 
Selain itu, WEAAD 2024 juga menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan bagi petugas tanggap darurat, perawat, dan masyarakat. Dengan meningkatkan kesadaran tentang tantangan spesifik yang dihadapi oleh lansia dalam keadaan darurat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih inklusif dan protektif. 
 
"Saat kita bersama-sama memperingati WEAAD, marilah kita menegaskan kembali komitmen kita untuk melindungi hak-hak dan martabat para lansia, memastikan bahwa tidak ada seorang pun yang tertinggal, terutama pada saat krisis," demikian tulis PBB.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

CFD Jakarta Jelang Iduladha 16 Juni 2024 Tetap Diadakan, Ini Rekomendasi Lokasinya

BERIKUTNYA

Sistem Ganjil Genap di Jakarta pada Libur Iduladha 17-18 Juni 2024 Ditiadakan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: