Baik untuk Balita hingga Lansia, Cek Kiat Aman Olahraga Renang Menurut Ahli
22 January 2024 |
18:57 WIB
Sejak umur 9 tahun, Nadia Nabillah (27) telah menekuni olahraga renang. Kala itu, dia mengaku menjalani aktivitas di dalam air ini karena tidak suka berkeringat, seperti saat berolahraga lari atau basket. Selain itu, berenang juga dapat memberikan perasaan bahagia pada tubuhnya.
Kendati kini telah menjadi seorang ibu dan memiliki momongan, sesekali dia pun masih menekuni olahraga renang. Bahkan, karyawan swasta asal Jakarta Barat itu mulai mengajarkan olahraga renang pada anaknya yang masih balita, khususnya untuk membentuk kepercayaan diri sang buah hati.
Membutuhkan koordinasi kerja motorik yang baik, Nadia mengaku olahraga renang juga membantunya melatih otot dan membakar kalori. Oleh karena itu, di tengah kesibukannya sebagai ibu pekerja, dia selalu menyempatkan diri untuk berenang.
"Renang kan kaya main air ya, jadi senang aja menjalaninya. Saya ingat, pertama kali les renang waktu kelas 3 SD. Sejauh ini, olahraga renang juga bisa bikin saya fresh di tengah pekerjaan yang menumpuk," katanya.
Baca juga: Jadi Olahraga Populer, Kenali Beberapa Tahapan Latihan Renang untuk Pemula
Ya, renang merupakan salah satu olahraga populer di dunia yang dapat dijalani semua umur, mulai dari bayi hingga lansia. Pelatih renang Kurniawan menjelaskan, renang merupakan salah satu jenis olahraga akuatik yang baik untuk menjaga metabolisme dan melatih kinetik tubuh.
Selain menyehatkan, berenang juga dapat menjaga kesehatan jantung, dan membangun massa otot. "Sehingga olah renang ini banyak peminatnya. Bahkan, trennya di kalangan masyarakat juga stabil" kata instruktur dan pendiri Kursus Renang Indonesia itu.
Kurniawan menjelaskan, ada beberapa tahapan latihan renang yang perlu dijalani oleh praktisi pemula saat berenang. Salah satunya, dengan membiasakan diri berada di air, seperti mencelupkan kaki terlebih dulu ke kolam, agar tubuh dapat beradaptasi dengan suhu air kolam.
Setelah terbiasa berada di dalam air, selanjutnya praktisi akan diajak untuk mengenali tubuhnya saat berada di air. Termasuk reaksi pertama yang terjadi saat mereka masuk ke kolam, apakah tubuhnya secara alamiah berada dalam posisi mengapung, tenggelam, atau setengah mengapung.
Menurut Kurniawan, fase awal tersebut sangatlah penting untuk diterapkan. Sebab, saat seseorang sudah mengetahui bentuk adaptasi tubuhnya ketika berada di air, maka secara alamiah mereka akan dapat menentukan pola gaya dan teknik seperti apa yang cocok untuk dipraktikkan, terutama dari kinerja motorik praktisi.
"Misalnya, tubuh praktisi tenggelam. Maka teknik yang bisa dilakukan adalah gaya bebas, karena gaya ini merupakan salah satu teknik yang cukup aktif pergerakannya dibanding yang lain," tuturnya.
Setelah mengetahui daya apung, praktisi harus memahami bentuk pernapasan atau bubbling yang tepat karena penting untuk mengetahui tingkat kenyamanan secara personal. Itu adalah teknik tarik napas melalui mulut yang dikeluarkan lewat hidung, dan teknik bernapas melalui mulut yang dikeluarkan kembali dari mulut.
Lebih lanjut, Kurniawan menjelaskan, minimal usia seseorang diperbolehkan untuk berenang adalah usia 3 tahun, dengan pendampingan orang tua atau instruktur. Selain itu, wajib juga untuk melakukan pemanasan dan pendinginan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari cedera dan mengembalikan detak jantung ke dalam kondisi normal.
Dia menjelaskan, durasi pemanasan dan pendinginan bisa dilakukan masing-masing sekitar 15 menit, sebelum dan setelah berenang. Adapun, beberapa bentuk pemanasan yang perlu difokuskan dalam fase ini meliputi bagian kaki, tangan dan bahu, yang menjadi pengayuh badan agar bisa bergerak maju saat berenang.
"Secara umum, kalau bentuk adaptasi, daya apung, teknik bernapas dan motoriknya sudah paham, maka tidak perlu waktu lama bagi seorang praktisi pemula untuk bisa berenang dengan baik," imbuhnya.
Baca juga: Ini 8 Manfaat Berenang yang Perlu Kalian Ketahui
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Kendati kini telah menjadi seorang ibu dan memiliki momongan, sesekali dia pun masih menekuni olahraga renang. Bahkan, karyawan swasta asal Jakarta Barat itu mulai mengajarkan olahraga renang pada anaknya yang masih balita, khususnya untuk membentuk kepercayaan diri sang buah hati.
Membutuhkan koordinasi kerja motorik yang baik, Nadia mengaku olahraga renang juga membantunya melatih otot dan membakar kalori. Oleh karena itu, di tengah kesibukannya sebagai ibu pekerja, dia selalu menyempatkan diri untuk berenang.
"Renang kan kaya main air ya, jadi senang aja menjalaninya. Saya ingat, pertama kali les renang waktu kelas 3 SD. Sejauh ini, olahraga renang juga bisa bikin saya fresh di tengah pekerjaan yang menumpuk," katanya.
Baca juga: Jadi Olahraga Populer, Kenali Beberapa Tahapan Latihan Renang untuk Pemula
Ya, renang merupakan salah satu olahraga populer di dunia yang dapat dijalani semua umur, mulai dari bayi hingga lansia. Pelatih renang Kurniawan menjelaskan, renang merupakan salah satu jenis olahraga akuatik yang baik untuk menjaga metabolisme dan melatih kinetik tubuh.
Selain menyehatkan, berenang juga dapat menjaga kesehatan jantung, dan membangun massa otot. "Sehingga olah renang ini banyak peminatnya. Bahkan, trennya di kalangan masyarakat juga stabil" kata instruktur dan pendiri Kursus Renang Indonesia itu.
Kurniawan menjelaskan, ada beberapa tahapan latihan renang yang perlu dijalani oleh praktisi pemula saat berenang. Salah satunya, dengan membiasakan diri berada di air, seperti mencelupkan kaki terlebih dulu ke kolam, agar tubuh dapat beradaptasi dengan suhu air kolam.
Setelah terbiasa berada di dalam air, selanjutnya praktisi akan diajak untuk mengenali tubuhnya saat berada di air. Termasuk reaksi pertama yang terjadi saat mereka masuk ke kolam, apakah tubuhnya secara alamiah berada dalam posisi mengapung, tenggelam, atau setengah mengapung.
Ilustrasi seorang anak-anak berenang di kolam (Sumber gamba Unsplash/Mariano Nocetti)
"Misalnya, tubuh praktisi tenggelam. Maka teknik yang bisa dilakukan adalah gaya bebas, karena gaya ini merupakan salah satu teknik yang cukup aktif pergerakannya dibanding yang lain," tuturnya.
Setelah mengetahui daya apung, praktisi harus memahami bentuk pernapasan atau bubbling yang tepat karena penting untuk mengetahui tingkat kenyamanan secara personal. Itu adalah teknik tarik napas melalui mulut yang dikeluarkan lewat hidung, dan teknik bernapas melalui mulut yang dikeluarkan kembali dari mulut.
Lebih lanjut, Kurniawan menjelaskan, minimal usia seseorang diperbolehkan untuk berenang adalah usia 3 tahun, dengan pendampingan orang tua atau instruktur. Selain itu, wajib juga untuk melakukan pemanasan dan pendinginan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari cedera dan mengembalikan detak jantung ke dalam kondisi normal.
Dia menjelaskan, durasi pemanasan dan pendinginan bisa dilakukan masing-masing sekitar 15 menit, sebelum dan setelah berenang. Adapun, beberapa bentuk pemanasan yang perlu difokuskan dalam fase ini meliputi bagian kaki, tangan dan bahu, yang menjadi pengayuh badan agar bisa bergerak maju saat berenang.
"Secara umum, kalau bentuk adaptasi, daya apung, teknik bernapas dan motoriknya sudah paham, maka tidak perlu waktu lama bagi seorang praktisi pemula untuk bisa berenang dengan baik," imbuhnya.
Baca juga: Ini 8 Manfaat Berenang yang Perlu Kalian Ketahui
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.